03

3.3K 242 30
                                    

Haiii....
Jangan lupa vote,komen, share dan follow cimol ya 😊
*Maaf jika banyak typo*

Rendra membaringkan tubuh ringkih sang bungsu, rendra mulai berfikir apa usaha mereka selama ini sia-sia? Lalu apa yang akan ia lakukan jika itu benar-benar terjadi.

Di tengah lamunannya rendra di buat terkejut karna mark tiba-tiba memeluknya dari belakang. "maaf yah" lirih mark, tubuhnya bergetar menahan tangis yang akan pecah.

Rendra mengelus kedua tangan anaknya yang memeluknya "gak papa bang keluarin aja semuanya ayah tau abang pasti merasa bersalah, tapi kalau dipendam kayak gini nanti yang sakit abang sendiri paham hem?" Ucap rendra dengan halus, lalu membalikkan tubuhnya menghadap sang anak lalu memeluknya kembali.

Di pelukan rendra mark langsung menumpahkan kesedihannya, kekesalannya, kemarahannya dan kebodohannya.

"Abang itu abang yang baik, udah jagain adeknya dengan baik jadi sekarang dari kejadian ini abang harus belajar dan jangan mengulanginya lagi ya?" Nasihat rendra ke mark sambil mengelus surai hitam si sulung.

Andai kamu disini ran, kamu pasti bangga dengan anak-anak kita. Tapi ah sudahlah batin rendra.

"Udah ah nangis mulu sana temenin adeknya tidur kayaknya lagi cari abanya tuh" ucap rendra sambil menunjuk si bungsu yang mencari-cari sesuatu sambil mata terpejam, "ayah mau lanjut kerja"sambungnya.

Setelah kepergian sang ayah mark langsung memposisikan dirinya ke samping adiknya dan menggenggam tangan adiknya yang selalu mencarinya disaat tertidur.

Mark terus memandangi lio, mark selalu berfikir bisakah dia melindungi hartanya ini selain sang ayah? Lio ibarat kaca yang sudah pecah tetapi disambung lagi dengan lem tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya kaca itu pasti akan pecah lagi meskipun sekecil apapun faktornya.

Mark terus memandangi lio sampai akhirnya mata yang selalu memandang tajam dan lembut secara bersamaan itu mulai tertutup dan pergi ke alam bawah sadarnya.

Sedangkan dilain tempat

Pemuda yang kerap di sapa nata itu terdiam didepan cermin kamarnya, rasa iri, dendam dan rindu jadi satu ketika menatapnya.

Dialihkan atensi penglihatannya ke sebuah pigura kecil yang membungkus sebuah foto seorang wanita yang cantik juga anggun dengan perut buncitnya.

"Bun, nata akan melakukannya bun maafin nata tapi nata sudah tidak bisa menahannya nata juga ingin merasakannya bun. Maafin nata yang melanggar wasiat bunda, nata sayang bunda" ucap nata dengan air mata yang mulai menetes sorot matanya yang tajam tapi jika dilihat lagi sorot tajam itu menunjukkan kehampaan yang tidak bisa dilihat orang lain.

...

Mark terbangun ketika merasakan getaran kecil di sebelahnya ketika mengingat dia tertidur bersama sang adik dengan segera mark bangun dan mengecek lio, mark melihat lio yang seperti kedinginan padahal ac diruangan itu sudah kecil dan selimut sudah tebal kemudian mark menempelkan telapaknya ke dahi lio dan alangkah terkejutnya ketika dia tau lio demam.

Dengan segera mark berlari menuju sang ayah, setelah sampai di ruang kerja ayahnya mark menyampaikan ke ayahnya kalau lio mengalami demam tinggi.

Tanpa basa-basi rendra langsung berdiri dan berlari menuju ke kamar lio karna gak sabaran rendra langsung mendobrak pintu kamar itu tapi untungnya lio yang tertidur itu tidak kaget atau terbangun.

"Yah pelan-pelan dong" gerutu mark karna melihat tingkah ayahnya.

"Iya-iya ayah lagi panik ini" sahut rendra.

ANOTOLIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang