Haiii kembali lagi bersama cimol.
Jangan lupa vote komen dan share yaaaa
Follow akun cimol juga hehe
Oh ya jangan jadi ghost reader karna vote, komen adalah bentuk rasa menghargai para author :)
-maaf jika masih banyak typo-Matahari mulai menggantikan tugas bulan dan lio masih dengan nyenyak bergelung manja dengan kasurnya, mark yang semula ingin membangunkan adiknya jadi tidak tega tapi hari ini dia ingin mengajak lio jalan-jalan pagi dengan pelan mark mengelus lembut rambut adiknya berharap lio bisa bangun.
Lio yang merasakan seseorang mengelus rambutnya malah semakin merapatkan badannya ke mark karna menurut lio elusan itu membuatnya nyaman ah maksudnya sangat nyaman.
Mark hanya tersenyum gemas melihat kelakuan lio tidak berubah sama sekali dari kecil, karna strateginya yang ini salah akhirnya mark membangunkan lio dengan cara memanggilnya.
"Lio bangun" panggil mark, "lio kalau gak bangun nanti gak abang ajak jalan-jalan sama makan gulali di taman loh" semoga bujukannya kali ini membuat lio bangun.
Dan benar saja setelah menyebutkan gulali lio langsung membuka matanya "beneran?" Dengan suara seraknya lio memastikan ucapan abangnya takutnya pas udah bangun dia dibohongi.
"Gak percayaan udah sana mandi ntar gua ajak jalan-jalan" ucap mark.
Dengan malas lio menuruti perintah mark dan mulai bangun menuju ke arah kamar mandinya.Sudah 30 menit lio di kamar mandi tapi kenapa lio tidak selesai-selesai pikir mark. Karena khawatir akhirnya mark menyusul lio kekamar mandi
Tokk
Tokk
Tokk"Dek, udah belom mandinya?" Tanya mark. Pertanyaan mark tidak mendapatkan respon dari si empunya dan membuat mark semakin khawatir "dek udah belum?" Tanya mark sekali lagi.
"B-bentar bang sakit perut" jawab lio, jawaban lio membuat mark menghembuskan nafas lega dia kira lio kenapa-kenapa.
"Yaudah abang mandi dikamar abang sendiri nanti kalo lo udah mandinya tunggu abang di ruang keluarga"
"Iya bang" jawab lio.
Setelah sepeninggal mark lio mulai menyandarkan badannya ke pintu sungguh tenaganya terkuras habis setelah mengalami mimisan hebat yang gatau apa penyebabnya dan sekarang dia harus dihadapkan dengan rasa sakit di kepalanya rasanya benar-benar ingin meledak saat ini juga kepalanya.
"Sshh sa-sakit bang hiks" isakan demi isakan lio keluarkan sungguh disatu sisi lio tidak bisa menahannya tapi disisi lain lio tidak ingin abang dan ayahnya mengkhawatirinya dan bersedih melihatnya seperti ini.
Karena merasa tenaganya mulai terkumpul meskipun sakit dikepalanya tidak hilang lio memaksakan badannya berdiri, dengan memegang pinggiran wastafel lio mulai mengangkat badannya dan setelah merasa ia sudah berdiri tegak lio mulai membasuh wajahnya kemudian hidungnya takutnya ada bekas darah yang akan menempel.
Lio menatap pantulan kaca yang memantulkan rupa wajahnya yang pucat di sana, lio terkekeh melihat wajahnya yang malang lemah hujat lio untuk dirinya sendiri.
Lio kemudian keluar dari kamar mandi dan mulai berganti pakaian karna jika berlama-lama abangnya yang satu itu akan khawatir setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTOLIO
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE YAA] [HARGAI KARYA ORANG DENGAN TIDAK MENJIPLAK] lalu untuk apa hidup jika dipermainkan takdir? Mungkin ucapan selamat tinggal, adalah kata-kata yang paling tepat untuk meninggalkan takdir. Anatolio Rarendra pemuda yang...