08

430 34 1
                                    

Maaf jika terdapat typo dan alur yang tidak sesuai ekspektasi.

Selamat membaca 🙏🏻🙏🏻

Awalan hari yang sangat buruk, langit mendung angin yang bertiup kencang sangat amat mengusik nata. Ya nata, kalian masih ingat kan nata.

Nata pemuda yang hidup sendiri, nata yang dipaksa menjadi dewasa, tapi nata tidak mengeluh hanya saja sedikit menaruh kebencian.

Hari ini suhu badan nata sudah mulai normal kembali, tapi badannya masih lemas bahkan untuk bangun pun nata masih harus bertumpuan dengan meja.

Dengan gerakan slowmotion nata berjalan ke arah kamar mandi yang tak jauh dari rumahnya. Jika di deskripsi kan tempat yang nata tinggali itu hanya sepetak dengan satu kamar mandi, satu kamar tidur dan sedikit space ruang untuk ruang tamu.

Semenjak sang bunda meninggal nata mencari uang sendiri entah itu dari menjual koran, ataupun menjadi pencuci piring di cafe.

Kalian ingat pertemuan nata dan lio di cafe? Yap, nata bekerja di cafe tersebut.

Setelah bersih dan wangi nata kemudian bersiap-siap untuk bekerja, meskipun badannya lemas tetap dia paksakan jika tidak mau makan apa besok.

Nata menghela nafas sejenak ketika akan pergi, sungguh kenapa nasibnya begini. Ingin mengeluh tapi buat apa

Perjalanan dari rumah ke cafe cukup memakan waktu singkat hanya 15 menit saja.

"Oi nata" sapa riski teman kerja nata

"Ya bang" jawab nata dengan lemah.

"Kenapa lo? Sakit?"tanya riski, dan nata hanya menganggu lemah kemudian melanjutkan jalannya ke loker pakaian.

Riski hanya menggeleng kan kepalanya sifat nata dari dulu memang begitu keras kepala sudah tau sakit tetap dipaksa bekerja, kalau gak pingsan gak bakal berhenti. Jadi semua yang bekerja disini sudah paham watak nata.

"Ton, toni. Lu gantiin nata cuci piring gih suruh dia yang ringan-ringan kayaknya dia sakit pucet banget mukanya" titah riski ke toni.

"Oke bang".

Segala bujukan sudah toni lakukan tapi nata tetep kekeh mau cuci piring saja.

"Gak bang gua cuci piring aja" tolak nata.

"Nata sehari aja nurut ya, lo pucet banget gua ngeri liatnya" bujuk toni lagi.

"Huft, oke sehari aja ya" jelas nata, dan dibalas anggukan mantap dari toni.

Akhirnya nata langsung ke area bahan dan menata bahan-bahan, yap kerjaan ringan kali ini hanya menata bahan kemudian nata diperintahkan pulang untuk istirahat.

Dilain tempat mark masih sibuk membangunkan lio yang dari tadi menggulungkan diri seperti kepompong diatas kasur, kali ini lio ijin untuk tidak sekolah satu minggu lamanya karna masih sakit.

"Ayohlah dek bangun, masa mau kayak kepompong mulu" ucap mark sambil menarik-narik selimut sang adek.

"Gamau~, lio mau tidur ih~" rengek lio

"Iya nanti tidur sekarang makan dulu nanti kamu gak sembuh-sembuh loh" bujuk mark

Dengan gerakan tiba-tiba lio bangkit dan mengacak singkat rambutnya dengan sebal.
"Ish nyebelin banget" gerutu lio

"Gausah monyong-monyong gitu nanti abang cium loh" goda mark

"Ish apaan sih, sana pergi lio mau mandi" usir lio

"Iya-iya abang pergi, nanti langsung kebawah ya"

Karna tidak ada balasan dari sang adik akhirnya mark pergi ke meja makan untuk menunggu sang adek.

"Adek mana?" Tanya Rendra ke si sulung

"Mandi bocahnya" jawab mark tanpa melihat sang ayah karna sekarang fokusnya ke komik detektif Conan kesukaannya.

Rendra memaklumi itu selagi bukan handphone, karna bagi dia lebih baik membaca dari pada bermain handphone.

....

Alloo saya comeback lagi nih ceritanya segini dulu ya, wkwkk sebenernya udah lama pengen lanjutin tapi saya gak nemuin feel lagi dicerita ini. Bahkan saya lupa alur dan harus mencatat di buku dari awal supaya jelas alurnya mau saya bawa kemana.

Maaf ya hiatusnya lama banget
Semoga masih ada yg nungguin.
Terima kasih🥺❤️❤️❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANOTOLIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang