Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
∆-∆-∆-∆-∆
Setelah kejadian semalam, dimana buku ramalan yang baper karena Yoonbin dan teriakan Asahi yang menggelegar. Membuat Sangyeon terpaksa membaca mantra tidur untuk mereka dan mantra penenang untuk buku ─ Fritz ─ .
Saat ini para penyihir keturunan bangsawan masih tertidur pulas di kasur mereka masing-masing kecuali Yoshi dan Hyunsuk.
Mereka sudah terbangun sejak tadi pagi.
Yoshi memilih untuk berkeliling taman bunga di halaman rumah dan Hyunsuk memilih untuk duduk di bangku taman sambil menyeruput kopi yang dibuat oleh Eunbi.
"Bang Hyunsuk," panggil Yoshi.
Hyunsuk menoleh, dilihatnya Yoshi yang tengah membawa satu ikatan bunga mawar dengan warna berbeda.
"Dapet dimana itu bunga?" tanya Hyunsuk.
Yoshi duduk disamping Hyunsuk, "Dikasih Kak Sakura," jawab Yoshi.
Hyunsuk hanya mengangguk, saat mereka tengah sibuk berbincang akan masalah semalam. Dari arah belakang munculah seongok gumpalan daging hidup yang tengah mengendap-endap kearah mereka.
Dor!
"AYAM BERTANDUK APAKAH ITU?!" latah Hyunsuk.
"Astaga Jeongwoo..." ucap Yoshi mengelus dada.
Jeongwoo si pelaku yang mengagetkan mereka berdua hanya tersenyum, kemudian berlalu pergi ke rumah pohon disamping taman.
"Untung gue gaada riwayat penyakit jantung." gumam Hyunsuk.
"Oh iya bang, kak Sakura bilang besok kita udah mulai sekolah di kota ini," ujar Yoshi.
Hyunsuk mengerutkan keningnya, "Sekolah? Kok baru ngasih tau sekarang? Kita kan belum siap-siap,"
"Katanya, kita gak perlu siap-siap kayak di dunia manusia. Di pergelangan tangan kita udah ada tandanya jadi, tinggal kesekolah pake jubah yang dikasih Hwall," jelas Yoshi.
"Terus pakaiannya gimana?"
Yoshi menepuk jidatnya, "Lupa, nanti gue tanya ke bang Hyunjae atau kak Yena,"
Hyunsuk menjawab dengan anggukan lalu menyeruput kopinya.
"Eh kabar Hwall gimana ya?" Hyunsuk melirik ke arah jendela kamar Hwall.
Yoshi pun ikut melirik kearah jendela, " Mau jenguk?"
