Journey Of Love: Chapter 37

2.8K 168 12
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

Hari mulai gelap, sakura duduk di kursi sebuah cafe. Tidak mengikuti kelas pagi membuat dirinya harus berdiam diri di tempat itu. Tidak berniat untuk langsung pulang ke rumah. Bayangkan saja, saat kejadian setelah itu ia langsung pulang. Bagaimana tanggapan orang tuanya nanti, ditambah sasori selalu mengawasinya melalui kedua orang tuanya.

"Hah~"

Untuk kesekian kalinya helaan nafas terdengar pelan dari mulut sakura. Tangannya masih setia mengaduk-ngaduk minuman yang tadinya hangat sekarang menjadi dingin. Matanya menatap lurus kedepan memeperhatikan pelanggan yang mulai sepi. Mungkin bisa dikatakan sakura tengah melamun sekarang. Lama dengan posisi itu hingga tak menyadari cafe yang ia singgahi sudah hampir tutup.

"Permisi." Suara pelayan cafe tidak membuat sakura bergeming.

"Permisi." Ucapnya lagi dan tak mendapat respon.

Dengan keberaniannya pelayan itu mengguncang pundak sakura sedikit keras. "Nona."

Dengan terkejut sakura menoleh." Ah yaa.. ada apa?"

Pelayan itu tersenyum paksa. "Mohon maaf nona. Cafe akan segera tutup, boleh anda segera pergi."

Mata hijau sakura menatap sekitar. Dan benar sudah tidak ada pelanggan lagi. Ditambah langit sudah sepenuhnya gelap. Astaga jam berapa ini?

"Anu- maafkan aku."

Dengan tergesa sakura merapikan buku dan tasnya.

"Saya permisi." Pelayan itu mengangguk pelan.

"Menyusahkan saja." Gumam pelayan itu namun dapat di dengar sakura. Tangannya yang memegang buku mengerat.

Setelah di diluar cafe sakura mencari ponselnya. Matanya sukses membulat melihat beberapa panggilan dari kedua orang tuanya dan- sasori. Shit! Sakura menyesal mematikan suara ponselnya.

Pukul 19.30! Pantas saja mereka khawatir harusnya ia pulang pukul 15.00.

Niatnya yang ingin menyimpan ponsel ia urungkan. Nama sasori-nii terpampang di layar ponselnya. Bulu tangannya langsung berdiri.

Sakura berdeham mencoba menormalkan suaranya. Seraya berjalan kearah halte bus sakura menekan tombol hijau.

"Moshi-"

"Kau dimana?"

Astaga kenapa suara kakaknya menyeramkan sekali sih. Dingin!

"Aku-aku dalam perjalanan p-pulang."

"Kau tahu ini pukul berapa, haruno sakura?" Suara sasori begitu rendah namun tajam.

Sakura meneguk ludahnya kasar. "Aku tahu. Aku akan segera pulang. Aku sedang menunggu bus datang." Sakura mempercepat jalannya.

"Jangan naik bus."

"Apa?"

"Nii-san. Akan. Menjemputmu." Ucapan sasori yang penuh penekanan mengakhiri penggilan itu.

Sakura menatap layar ponselnya. "menjemput?"

Matanya membulat sempurna. "Sasori-nii ada disini?" Pekiknya.
.
.
.
.
.
.

Sakura duduk gelisah di halte bus. Setelah menerima telpon dari niisannya yang katanya akan menjemput. Sakura tidak menaiki bus. Sudah 20 menit sakura menunggu kedatangan sasori yang tak kunjung datang.

Hingga sebuah mobil berwarna biru tua berhenti di depannya. Dahi mengernyit. Matanya menatap was-was mobil di depannya ini. Sesekali melirik ke sembarang arah memastikan dan berharap banyak orang di sekitarnya. Dan sial kenapa lingkungan ini tiba-tiba sepi.

Journey Of Love (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang