Journey Of Love: Chapter 31

2.6K 239 32
                                    

Happy Reading🍭
.
.
.
.
.
"Apa? dia sudah tidak ada dikonoha?" tanya seorang laki-laki yang memaki jaket levis. Matanya nampak menajam.

"Iya tuan, saya melihatnya sendiri dia pergi bersama kakaknya." Pria yang memberi informasi itu terus menunduk tak berani menatap sang tuan.

Laki-laki muda itu menghela nafas. Tangannya berkacak pinggang. "Apa yang terjadi sehingga dia pergi?"

"Yang saya dengar terjadi sesuatu dikampusnya sehingga menyebabkan dia pergi."

'Sial! aku kecolongan. Bagaimana bisa aku tidak tahu apa-apa tentang yang terjadi.' batinnya berkata.

"Kau boleh pergi." tangannya terangkat menyuruh mata-matanya pergi.

"Baik tuan." pria untuk melangkah mundur sebelum membalikan badannya. Saat hendak memutar hendal pintu suara sang tuan mengurungkan niatnya.

"Tunggu!" serunya.

Pria itu membalikan badannya. Menatap sang tuan sejenak kemudian langsung menundukan kepalanya.

"Cari terus informasi tentang dia. Dan jangan sampai lengaj ataupun ketahuan. Ingat!" ujar laki-laki itu. Sang mata-mata henya mengangguk kemudian membuka pintu dan melangkah keluar.

"Sial! aku lupa menanyakan dimana keberadaan dia sekarang." Dengan terburu-buru laki-laki itu mengambil ponsel disaku celananya.

Setelah panggikan terhubung laki-laki bicara. "Kau ada dimana?"

"..." jawaban seseorang itu menbuatnya mendengus malas.

"Aku butuh bantuanmu."

"..."

"Sial! Ini sangat penting untuk masa depanku." laki-laki itu mencoba untuk tidak berteriak.

"..."

"Cari dimana dia berada." ujarnya dengan cepat.

"..."

"Ya ku tunggu nanti malam."

Sambungan akhirnya terputus. Laki-laki itu memasukan kembali ponselnya. Tatapannya menatap lurus kedepan dengan senyum tipis menghiasi bibirnya.

"Tunggu aku, my cerry."
.
.
.
.
.
.
.
"Apa?! sakura pulang ke osaka?" sasuke memastikan pendengarannya saat itachi tiba-tiba masuk kedalam kamarnya.

"Hmm." jawab itachi malas.

"Maksudku sejak kapan?" sasuke berucap gusar terlihat dari gurat wajahnya yang terlihat frustasi.

"Tadi pagi."

"Kau tau darimana?"

Itachi mendelik. "Kau banyak tanya sekali sasu-chan! sudah untung niisanmu yang baik hati ini memberitahumu."

Sasuke menatap itachi datar. "Jika kau tidak berniat memberitahuku untuk apa kau beritahu bodoh."

"Heii!" itachi menunjuk sasuke. "Jika aku tidak memberitahumu, kau tidak akan tahu sakura pergi ke osaka. Lagi pula aku tidak suka kau bertanya terus." cerocos itachi membuat sasuke memutar bola matanya malas.

"Terserah dirimu."

Suasana dikamar sasuke tiba-tiba hening. Hanya ada detakan jarum jam. Mereka bergulat dengan pikirannya masing-masing.

"Kau ada masalah apa dikampus?" tanya itachi memecah keheningan.

Sasuke langsung menatap sang kakak. "Apa maksudmu?"

"Jawab saja."

"Kau tidak perlu tahu." balas sasuke.

"Aku perlu tahu sasuke." Itachi berkata tegas. Dan sasuke terkejut karna panggilan itachi padanya. Karna tak biasanya itachi memanggil nama pendeknya. Dan sasuke tidak bodoh, itachi sedang mode serius sekarang.

"Kenapa?"

"Kau tidak tahu bagaimana sasori."

Dahi sasuke mengernyit. "Sasori?" gumamnya. Sasuke terlihat mengingat-ingat dan saat rambut merah melintas dikepalanya tatapannya berubah tajam.

"Laki-laki berambut itu kan?" sasuke bertanya dengan suara beratnya. Terlihat jakunnya yang naik turun menahan emosi.

"Hmmm."

"Dia juga kan yang menyukai sakura."

"Hah?" itachi mencoba menajamkan pendengarannya.

"Aku tahu kau tidak tuli." sarkas sasuke. Mata onyxnya menatap langit-langit kamarnya tajam

Itachi menatap sasuke horor. "Kau ini mengigau yaa?! sasori itu niisannya sakura baka!"

Dengan cepat sasuke menatap itachi horor. Dan mereka menatap satu sama lain dengan tatapan horor. Bayangin aja mereka saling tatap dengan hororr. Aku yang ngetik aja nahan tawa wkwk.
.
.
.
.
.
.
.

Malam malam yang biasa sepi kini ramai dengan kedatangan anak dari pasangan haruno kizashi dan haruno mebuki. Mereka makam malam dengan hati yang sangat gembira apalagi mebuki. Suasana seperti inilah yang ia nanti-nanti saat kedua anaknya pergi menuntut ilmu. Senyum manis tak pernah luntur dari bibirnya membuat kizashi yang melihatnya ikut tersenyum senang. Cukup lega karna mebuki selalu menunjukan raut sedihnya.

"Tambah lagi sayang." ujar mebuki saat makanan dipiring sakura sudah hampir habis. Sakura meneguk air minumnya.

"Aku sudah kenyang kaasan." Jawab balas sakura setelah meletakan air minumnya.

Mebuki cemberut. "Kau harus makan yang banyak. Lihat badannya terakhir kali ibu melihatmu kau tidak sekurus itu." Mebuki menunjuk badan sakura.

Kizashi hanya menggelengkan kepalanya dan melanjutkan acara makannya dan tak berniat berkomentar.

Sakura ikut cemberut. "Kaasan tubuhku tidak kecil." rengek sakura. "Jika aku kebanyakan makan nanti aku gendut dan nanti laki-laki tampan tidak ada yang mau bersamaku." lanjutnya.

"Mulai." sahut sasori tanpa melihat kearah sakura. Sakura melirik sasori sinis.

"Yare-yare sayang." Ucap mebuki disertai kekehannya.

"Sasori-kun tambah ya nak?" tawar mebuki lembut.

"Tidak kaasan ini sudah cukup." ujar sasori sembari mengelap bibirnya dengan tissu yang memang sudah disediakan.

"Kau pun sama saja. Lihat badanmu." Mebuki menunjuk badan sasori.

Sasori terkekeh. "Aku tidak ingin perutku buncit seperti tousan." celetuknya.

Kizashi yang tengah menikmati makanannya langsung menatap sasori dengan mata yang berkilat.

"Heii! perut tousan tidak buncit yaa." protes kizashi. Sakura dan mebuki menahan tawa. Sedangkan sasori menatap kizashi jahil. Jarang-jarang kan sasori begini?

"Lihatlah perut tousan."

Kizashi melirik perutnya. Dengan tampang horornya kizashi bergumam. "Sejak kapan perutku membuncit."

Sakura dan mebuki tak kuasa menahan tawa akhirnya merek tertawa dan sasori hanya terkekeh pelan. Kizashi tersenyum malu.

Bahagia itu sederhana kan?
.
.
.
.
.

Pendek yaa?

Spam komen kuyyy

Semalem gaada jaringan+sinyal. Pdahal aku udah publish ini bukan disengaja yaa jadi monmaaf semuaa:(

Thanks untuk voment sebelumnya~ aku syang kalian.

#070920
#Slmsyng

Journey Of Love (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang