"Apa sih, yang?" Jovi hanya menyahut seperti itu ketika Zovan sibuk berceloteh panjang lebar tentang sepupu Jovi—cewek yang di jemput Zovan di depan gang.
"Gue cabe mulut lo, aslian," Zovan mengancam dengan mata memelotot ke arah Jovi.
Avira—bunda dari seorang Alaska membawakan nampan berisi cookies yang baru saja keluar dari oven untuk mereka.Membuat perkelahian Upin & Ipin versi beda rahim itu terhenti sejenak.
"Ciat dapat cookies, thanks bun!" Reyga yang paling semangat mengambil cookies yang masih panas tersebut.
Yang lain pun bersusulan mengucapkan terima kasih kepada Avira, wanita itu membalas dengan senyum manisnya.
"Alaska kemana?" tanya Avira menyadari anaknya sendiri tak ada dalam perkumpulan di taman belakang rumahnya.
"Katanya jemput Aleena, bun. Ada les malam dia ya?" Renzo menjawab sopan. Seakrab apapun, adab tentu yang utama.
"Iya, Aleena udah kelas akhir. Makanya dia les tambahan sampai malam," ucap Avira. "Leon juga kok gak ada? Kirain dia yang di titahkan Alaska buat jemput Aleena."
"Enggak tuh bun, lagi otw kayaknya," gantian Grevin yang menjawab.
Jangan tanyakan Zovan dan Jovi karena dua orang itu masih juga berkelahi melalui cara lain yaitu menggunakan bahasa isyarat. Memang cara apapun akan mereka tempuh demi dapat berkelahi.
"Bunda balik ke dapur dulu, kalau mau makan diatas meja juga udah ada." Setelah mengatakan itu dan mendapat respon anggukan serta acungan jempol dari mereka, Avira pun melangkah pergi dengan anggunnya.
Bunda Alaska, bunda mereka juga.
Brother from another mother, itulah mereka, Harves.
Renzo menepuk pundak sejolinya, Grevin "Aroma-aromanya Leon dikasih lampu ijo sama bunda. Tinggal paketu aja,"
Grevin manggut-manggut setuju "Gas aja lah cok, udah bunda ini, Alaska juga pasti setuju kalo bunda Vira setuju."
Reyga pun menjetikkan jarinya "Kalau yang gue liat, Alaska bukan melarang adiknya buat sama Leon. Tapi pengen liat dulu Leon se-serius apa. Lagian Aleena juga masih kelas 9."
"Iye juga," Renzo ngangguk-ngagguk sementara tangannya bergerak mengambil juice di atas meja "Lo pada pacarannya belum kelar juga?"
Zovan dan Jovi tahu mereka tengah di sindir Renzo, kompak mereka berdua mengacungkan jari tengahnya sebagai respon.
"Kompak bener, jodoh aja udah. Nikah besok," kata Grevin seenak jidat.
"Astaghfirullah, gue masih normal. Kalau om Jopek belok ya sendiri aja gak usah ngajak!" Zovan berseru.
"Idih, lo pundungan macam cewek kok gue yang dituduh belok," sinis Jovi dengan menyipitkan matanya. Jovi itu kalau sedang kesal tanpa sadar sering mengerucutkan bibir, membuat cewek-cewek berteriak gemas dengan tingkahnya.
"Kiw, manis!" Leon tiba-tiba datang, mencolek dagu Jovi lalu duduk di sebelah cowok itu. Menyugar rambutnya cepat kemudian menaik-turunkan alisnya ketika Jovi makin jijik dengan tingkahnya.
"Alaska mana?" tak peduli dengan Jovi, ia menanyakan tentang ketua mereka yang tak terlihat.
"Jemput gebetan lo." Reyga yang menjawab.
"ANJIR-ANJIR!" seru Grevin tiba-tiba padahal cowok itu sedang memainkan ponselnya. Diantara mereka, Grevin adalah orang yang paling up to date karena sering online social media. Ia juga menjadi orang yang mem-posting seluruh kegiatan Harves, dengan kata lain ia admin Instagram Harves Official. Ya, walaupun seluruh anak Harves memegang akun tersebut, tapi tetap Grevin adminnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY AT 00.00
Teen FictionTeruntuk kamu yang berhasil membuatku takluk tanpa isyarat, terima kasih sudah pernah menjadi bagian terindah yang pernah ada walau nantinya tak tahu akan seperti apa. Namun setidaknya rasa itu pernah ada. Bukan tentang perpisahannya, namun tentang...