2 · Big Reputations

123K 15.1K 3.7K
                                    

VOTE DAN SPAM KOMENTAR YA

𝒽ℯ𝓎 𝓈𝒽𝒶𝓌𝓉𝓎

Dara benar-benar tidak tertarik tentang Phoenix, dia hanya tidak sengaja memilih tempat duduk di kantin yang berdekatan dengan para ratu gosip. Dia tidak sungguhan berniat menguping, tapi topik yang para cewek itu pilih terdengar cukup menarik.

“Lo pernah liat Andreas lagi sejak kasus terakhirnya?” tanya si cewek dengan tindik di alis.

“Nggak,” jawab cewek rambut abu-abu. “Terakhir yang gue tau cuma dia punya cewek.”

Cewek bertindik menyeru pelan, seolah dia juga tahu tentang itu. “Yang jurusan Biologi, ‘kan?” Dia bertanya antusias dan sangat ingin tahu.

Cewek rambut abu-abu mengangguk santai. “Agak kecil gitu orangnya, yang suka tebar senyum sok ramah.”

Bukankah jadi manusia itu menyebalkan? Pikir Dara. Pelit senyum salah, murah senyum juga salah. Tapi Dara memilih untuk terlihat buruk alih-alih baik, karena setiap orang yang melihat perlakuan baik seseorang pasti akan mengekspektasikan hal-hal baik lainnya. Dara tidak bisa seperti itu, tidak bisa bersikap baik pada semua orang hanya agar disenangi.

“Kasus terakhir, kecanduan alkohol sama narkoba, ya?”

Dara hampir tersedak. Dia segera minum frappe warna ungu dari gelasnya, melancarkan tenggorokan yang tiba-tiba terasa kering dan sesak. Mia hanya melihat Dara dengan tampang polos, seolah reaksi Dara berlebihan soal kasus kecanduan alkohol, dan narkoba.

Seumur hidup, Dara hanya mengetahui kasus-kasus seperti itu melalui televisi, berita para selebritas yang terjerat narkoba. Sekarang Dara mendengarnya langsung, kasus itu terjadi di sekitar Dara, dan rasanya jadi sangat dekat juga nyata.

“Dia bener-bener ilang sekarang,” imbuh si rambut abu-abu. “Lagian kalo dia masih di sini, kenapa juga harus disembunyiin?”

Cewek bertindik mengangguk setuju. “Gue udah bosen liat tampang-tampang cowok normal,” ujarnya sambil cekikikan.

Cewek rambut abu-abu turut tertawa. “Mizuki tolol,” umpatnya pada cewek bertindik itu. “Andreas juga straight kali.”

“Bukan gitu maksud gue, Briony Bego.” Mizuki—cewek dengan tindik di alis—memelototi Briony—si rambut abu-abu. “Bandingin sendiri gimana Andreas sama cowok-cowok lain di sini.”

Well, sama-sama kurang ajar.” Briony mengedik acuh tak acuh.

“Tapi mereka gak pernah hancurin sistem keamanan di sekolah, sejelek-jeleknya sikap Hanniel yang tiap hari bawa rokok ke sekolah, lebih jelek lagi sikap Andreas sama tempat ini.”

Briony memutar mata. “Jangan bawa-bawa Hanniel,” katanya kesal. “Mantan adalah mantan, jangan sebut dia di depan gue.”

Mizuki terkekeh sinis. “Lo denger soal Andreas yang bawa narkoba ke pelabuhan?” tanya Mizuki dalam nada rendah. “Dia pindah-pindah taksi supaya nggak ketahuan, dan berakhir di pelabuhan, sendirian. Selain itu, mata siapa yang gak silau liat mukanya? Andreas itu terlalu ganteng, dan gue nggak percaya dia manusia normal dengan semua itu.”

Apakah hanya Dara yang tidak mengenal Andreas? Kenapa Mia tidak terkejut mendengar pembicaraan Mizuki dan Briony? Dara mungkin sudah terlalu tenggelam dalam pelajaran dan prestasi, fokus pada reputasinya sendiri. Sampai-sampai dia tidak pernah tahu bahwa seseorang yang mungkin pernah masuk penjara remaja adalah salah satu murid di sekolah yang sama.

“Oke-oke, lo bener soal itu.” Briony mengalah. “Gara-gara Andreas lenyap, Black Panther juga jadi gak pernah kedengeran lagi kabarnya.”

A-String [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang