Semoga suka, typo bertebaran:)
.
.
.Paginya Yerin malah tidak mau melepas pelukannya pada Taehyung, mungkin karena terlalu nyaman dan hangat. Padahal hari ini Taehyung harus kembali bekerja karena cutinya sudah berakhir.
"Pagi Vee." sapa Yerin dengan suara khas bangun tidur, Yerin mendongak menatap Taehyung yang berada di atas kepalanya. Mereka saling menatap, melemparkan senyum satu sama lain.
"Pagi juga cantik."
"Sekarang bangun ya? Aku kan harus kerja."
Taehyung sebenarnya bisa saja melepas pelukan Yerin dan pergi bekerja saat Yerin masih tidur, tapi demi apapun untuk menggeser tubuhnya saja dia sudah tidak berani, Taehyung tidak akan pernah bisa pergi tanpa bicara dulu dengan Yerin. Jadi, Taehyung lebih memilih untuk menunggu Yerin bangun meski sekarang dirinya sudah sangat terlambat.
"Kau bekerja?" tanya Yerin yang diangguki oleh Taehyung.
"Iya cuti ku sudah selesai, jadi harus berkerja lagi, aku juga harus mengurus jadwal operasi yang sedikit berantakan."
"Terus aku dengan siapa?" Yerin bertanya dengan mimik sedihnya.
Taehyung mengelus rambut Yerin, membenarkan helaian rambut yang berani menutupi wajah Yerin.
"Di rumah kan banyak orang, kau tidak akan bosan, nanti kau bisa melihat kebun anggurmu atau pergi belanja, kau bebas membeli apapun, sesukamu dan sebanyak yang kau mau, ya?" kata Taehyung seperti sedang membujuk.
"Mana bisa aku pergi, itu ku sangat perih Vee." tutur Yerin cemberut, Taehyung terkekeh kecil.
"Nanti kalau mandi jangan pakai air hangat, pakai air dingin saja, mengerti? Dan jangan tanya kenapa, turuti saja aku, ya?" ucap Taehyung, ayolah Yerin jika sudah penasaran pasti harus terjawab sampai ke akarnya, seperti malam itu.
Yerin mengangguk paham.
"Iya Vee, tapi cutinya kenapa sebentar? Kenapa tidak lama saja?" tanya Yerin lagi, rasanya masih sulit menerima jika waktunya harus dibagi dengan pekerjaan.
"Karena itu sudah menjadi kebijakan kepala rumah sakitnya sayang, mungkin karena konflik waktu itu, jadi aku hanya diberi cuti sebentar, karena kan dulu aku sering izin."
Yerin diam, tidak bicara lagi tetapi Taehyung tahu jika kini Yerin sedang merajuk.
"Sayang jangan menunjukkan ekspresi seperti itu, nanti aku tidak bisa pergi."
"Kau boleh pergi, aku tidak melarangmu, kau kan kerja untuk mengisi rekeningku." come on sebenarnya Yerin bisa berbicara bijak, tapi dengan caranya sendiri. Yerin hanya tidak mampu membuat kalimat yang tepat, seperti 'Iya kau boleh bekerja, ini juga demi masa depan kita--- atau kalimat pengertian lainnya.
"Benar, nanti nominal rekeningmu akan banyak, jadi sekarang aku akan mandi dan pergi mengambil uang dari pasien ya?" ujar Taehyung, ia hendak turun dari ranjang saat Yerin sudah melepas pelukannya, tapi meski samar, gendang telinga Taehyung jelas mendengar Yerin yang bersuara.
"Jangan pergi Vee."
Maka dari itu Taehyung berbalik lagi dan menatap Yerin yang masih dibungkus oleh selimut.
"Sayang aku boleh pergi atau tidak?" tanya Taehyung.
"Boleh." Begitu singkat, Taehyung jadi yakin jika sebenarnya Yerin tidak akan mengijinkannya untuk kerja.
"Benar?" tanya Taehyung meyakinkan.
"Tidak." Kan, tebakan Taehyung tepat.
"Terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby [Taerin]
FanfictionYang belum baca Cardiologist, baca dulu ya:) - "Ini sangat rawan karena kita akan mengoperasi bayi yang bahkan belum siap untuk lahir. Bayinya dokter Kim memiliki benjolan di bagian perut, kemungkinan itu adalah tumor, jadi kita harus benar-benar te...