• 6

2.4K 634 71
                                    

Manusia Nyebelin
Lissss di mana? Kok rumah gelap?

Pesan itu datang dari Younghoon dan aku langsung membalik ponselku tak tertarik. Kami sedang berada di salah satu rumah makan. Rosie dan Jungwoo sibuk makan sementara Jaehyun lebih memilih menyesap kopi. Katanya sih tadi dia masih kenyang—soalnya ngabisin jagung rebus sama roti bakar yang aku pesen ehe.

Ponselku bergetar pelan, sudah pasti pesan dari orang yang sama. Aku menoleh, bertemu tatap dengan Jaehyun. "Gak dibales?"

"Gak. Males. Lo abis ini langsung balik?" Tanyaku, basa-basi yang basi banget.

Jaehyun ketawa. Heh, temenku ganteng juga ternyata. "Kayanya sih enggak, Bang Taeyong ngajak main bareng."

"Malem-malem gini?"

"Rumah dia mah buka 24 jam. MDC aja kalah." Jelas Jaehyun sambil ketawa. "Kenapa mau ikut?"

Aku tahu sih itu tawaran iseng dan kalau aku iyakan pun pasti malah berakhir diceramahi panjang-lebar. "Enggak. Nanti diamuk Mama."

"Kalau gitu besok mau ikut gak?"

"Ke mana?"

"Jalan-jalan pokoknya senang."

Aku agak ragu sih, soalnya definisi jalan-jalan menyenangkan ala Jung Jaehyun itu pasti melelahkan. Ya, tapi di rumah juga pasti nanti malah kepikiran yang aneh-aneh. Jadi, aku mengangguk. "Boleh deh. Kasih tau dulu mau ke mana."

"Nongkrong doang. Di kafe barunya Bang Taeyong. Bantuin doi bebenah sih tepatnya." Cangkir kopi yang sudah habis diletakkan ke atas meja. "Pake baju santai aja ya. Besok gue kabarin pas jemput."

"Santai 'kan bantuinnya?"

"Iya, santai."

••

Harusnya aku tidak mempercayai ucapan Jaehyun. Dasar pemuda Jung penuh kebohongan! Dia bilang santai, tapi sejak tiba aku sibuk ikut melayani pembeli. Apanya yang santai?

Ini berbeda dengan bayanganku! Aku kira hanya merapikan kafe—seperti ucapan Jung Jaehyun—nyatanya malah bekerja melayani pelanggan. Untung saja aku sudah biasa bekerja seperti ini, kalau tidak 'kan hanya menyulitkan orang lain. Grr, aku melirik tajam ke arah Jaehyun yang sedang tertawa seru dengan pelanggan.

Kafe sudah cukup sepi. Jam makan siang sudah dilewati dengan aman. Aku melipir, duduk di pojok dapur. Ada sebuah bangku kayu di sudut dapur dan aku duduk di sana dengan kaki diluruskan. Sambil memukul-mukul kakiku pelan, keluhan penuh kekesalan diberikan untuk Jung Jaehyun seorang.

"Nih, makan." Di hadapanku, Lee Taeyong mengulurkan sandwich di tangannya. Langsung kuterima karena perutku mulai berteriak. "Sori ya, jadi bikin lo bantuin di sini."

Aku nyengir, "santai Kak, selama dibayar aku oke kok."

Taeyong malah ketawa mendengarnya. Sekarang dia lagi sibuk bikin minuman yang gak tau apa. Aku gak paham sih, jadi menikmati sandwich isi daging ayam aja. Enak juga. Ada rasa manis, asam, pedas, kesukaanku.

"Nih, minum." Kali ini aku diberikan segelas minuman berwarna cantik. Aku mendongak, ingin bertanya namun sudah keburu dijawab. "Gak ada soda. Ini cuma sirup sama perasan lemon sama yogurt."

"Terima kasih." Ujarku senang. Aku makan enak hari ini.

Setelahnya, Taeyong berjongkok di hadapanku. "Enak gak?"

Aku mengangguk. "Enak Kak."

"Kerjanya berat gak?"

"Enggak terlalu sih."

"Kalau gitu mulai besok kerja lagi ya."

"Boleh deh."

"Eh? Heh? Aku dijebak?!" Taeyong malah ketawa saat mendengar komentarku. Ugh, kalau tanganku gak penuh sama makanan sudah pasti aku dorong biar dia jatuh terduduk. "Kak!"

Setelah menyeka air matanya, Taeyong menatap mataku. "Tapi ini serius. Kerja lo bagus dan gue butuh bantuan di sini. Bantuin yah? Soal bayaran kita diskusiin nanti." Kemudian tangannya menunjuk dua menu di tanganku. "Tiap hari gue buatin makanan enak."

Aduh, tawaran yang terlalu menarik.

"Dan gue pastiin lo bakal sampe rumah dengan selamat. Setiap hari." Mata Taeyong terlihat begitu meyakinkan dan aku tak punya alasan untuk menolak.

Kesibukan saat bekerja di sini membuatku lupa akan Younghoon. Di sini juga menyenangkan dan aku tak perlu khawatir soal perut. Ditambah aku akan mendapatkan uang jajan. Bukan hal yang buruk sebenarnya. "Gimana? Mau ya?"

Yah, bukan tawaran yang buruk.

"Asal menu yang gue terima tiap hari berubah ya. Gue bosenan soalnya."

"Siap!" Taeyong memberi hormat dengan senyum lebar. "Mohon kerjasamanya," tangannya yang terulur kuterima.

"Mohon bantuannya, Pak Bos."

Dan dengan itu, kesibukanku bertambah. Dan, langkahku untuk move on dimulai.

••

Suprise?
Hehehe halo kak taeyong 👁️👁️
-amel

lovesick girl.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang