Kadang aku merasa kalau Jung Jaehyun ini terlalu baik. Beneran loyal banget anaknya. Kalau aku sama Rosie pengen sesuatu langsung dikasih. Ya, dia memang punya uang, tapi sering kali bikin aku syok. Kaya sekarang, di apartemennya penuh sama makanan yang kami pengen.
"Sumpah ya, lo kalo gue minta rumah bakal ngasih kali ya." Kataku bercanda.
Jaehyun menaruh botol sodanya kemudian nyengir, "iya gue kasih tapi lo jadi pacar gue dulu."
Sama Rosie langsung dipukul punggungnya. "Kaga ada! Gila! Aa! Gak boleh, gak mau nanti Lisa kasian harus ngehadepin lo sampe tua."
"Ngomong lagi sini." Balas Jaehyun sambil memiting leher Rosie. Aku tertawa, mereka berdua memang begitu. Selalu bertengkar kalau ada kesempatan.
"Eh, by the way, lo sama Jungwoo gimana?"
"Gah!" Kata Rosie heboh. "Jangan bahas lagi. Gue gak mau denger nama dia. Sumpah, males banget."
Aku ketawa, kalau begini pasti Jungwoo abis melakukan hal aneh. "Ngapain lagi dia?" Jaehyun mewakili rasa penasaranku sambil menarik satu potong piza.
Rosie merengut, wajah kesal dan tangan mengambil satu potong martabak. "Lo tau 'kan beberapa bulan ini gue lagi suka banget sama Snoopy? Terus, anak itu dateng ke rumah pake kostum Snoppy sambil joget-joget depan rumah. Gue malu."
Aku dan Jaehyun langsung terbahak mendengarnya. "Hah? Gila. Makin kreatif aja dia." Ujar Jaehyun dalam sisa tawanya.
"Geh, panjang umur ni bocah nelfon lagi." Rosie berdiri melangkah menuju dapur untuk menjawab panggilan.
Tinggal aku dan Jaehyun yang sibuk mengunyah. "Jae, gue penasaran deh. Lo kok gak pernah cerita soal cewek yang lo suka?"
"Ya karena gak ada." Jaehyun membalas dengan santai.
Aku mendecak. Tidak percaya. "Bohong banget. Gak mungkin lo gak punya gebetan atau orang yang disuka."
"Cuma suka gitu doang. Belum waktunya gue deketin." Tangannya kembali meraih botol soda.
"Lah ngapa?" Tanyaku heran, "lo ganteng, baik, pinter, terus udah mulai bisnis juga. Lo nunggu sampe kapan?" Cecarku tanpa bisa ditahan. "Berdasarkan pengalaman gue ya, nunggu doang tuh gak enak. Lo malh kesalip orang yang ada."
"Iye, iye, master dalam menunggu." Ledekan Jaehyun bikin aku mendorongnya kesal.
Jaehyun masih tertawa. Dan aku masih penasaran, "serius, lo nunggu apa?"
"Nunggu punya rumah."
Aku mengangguk, menepuk pundak Jaehyun bangga. "Emang temen gue paling manteb persiapannya."
Tak lama Rosie kembali, wajahnya lebih cerah. "Cie, udah baikan nih?"
"Belom. Dia cuma mau jajanin gue."
"Pantesan." Kataku dan Jaehyun serempak, Rosie tertawa malu.
"Eh, mau ikut gak Lis nanti? Jungwoo mau ngajak temennya juga nih." Tawaran Rosie bikin aku menoleh, heran.
"Hah? Sama siapa?"
"Gak tau. Katanya sama temen doang." Balas Rosie kali ini tangannya meraih kue pancong. "Biar gak canggung gitu."
"Ya gue yang canggung nanti."
"Kaga. Santai aja. Ditraktir di tempat kita biasa makan. Ya, mau ya?" Aku menoleh pada Jaehyun yang hanya mengendikkan bahu.
Aku menghela kemudian mengangguk. "Oke deh."
"Asik!" Seru Rosie dan menarikku dalam pelukannya.
Cuma nemenin harusnya gak apa-apa 'kan ya? 'Kan ya?
• •
Eloo!
Have a nice dayyy
-amel
KAMU SEDANG MEMBACA
lovesick girl.
أدب الهواة"Lucunya, gue masih aja suka sama lo." Warning: mengandung kata-kata kasar.