'Sudah berapa minggu ya?' Sasuke berfikir sambil melamun di kursi kelas seorang diri. Biologi membuatnya bosan, Sasuke memilih bolos dari pada harus mendatangi lab. Tapi mungkin alasan sebenarnya karena ia masih sedikit merasa bersalah jika melihat kandang kosong milik manda. Secara implusif ia mengelus kantong celananya. "Hah, siapa suruh kau membuatku kesal"
Helaan nafas berat. Sasuke kembali berfikir tentang minggu keberapa sekarang. Coba hitung. Bayi Menma sudah dua bulan lebih setelah keluar rumah sakit, artinya umur Menma sudah tiga bulan. Mungkin umur kandungan Naruto enam atau tujuh minggu sekarang.
"Hah..." menghela lagi. Jika diingat, ini sedikit berbeda dari kehamilan Menma dulu. Sasuke tak merasa mual atau muntah-muntah di pagi buta. Dia hanya tidak nafsu makan semingguan ini. Sementara Naruto sendiri mengeluh pegal dan lemas. Muntah juga sih, sudah tiga hari ini. Sasuke mempunyai keyakinan yang kuat bahwa benihnya sudah tumbuh lagi.
Sasuke sudah berapa kali mengajak Naruto kedokter untuk memperjelas hasilnya. Sayang si dobe ini memang keras kepala, banyak sekali alasan agar tidak pergi.
"... benarkah? Maksudmu yang datang untuk pertukaran pelajar adalah putri Naho dari kerajaan Shizume? Apa kau tidak salah?"
"Ya. Aku tidak salah, baru saja kulihat dia keluar dari kantor kepala sekolah. Sekarang putri Naho bergabung dengan tingkat satu ruangan tiga"
"Ya tuhan! Apakah ini mimpi. Aku penggemar berat putri Naho. Ayo kita kesana, tidak usah masuk lagi, beberapa menit kedepan bel istirahat juga akan berbunyi"
Sasuke mendengar jelas percakapan dua siswi dari depan kelas, membawa seringai jahat yang muncul di wajah tampan. Beberapa bulan ini, dia menyerahkan urusan sekolah sepenuhnya pada Jugo dan cukup menerima laporan atas kinerja bawahan dalam satu map. Tapi karena belakangan ini waktunya sebagian besar tercurah pada Naruto, Sasuke belum sempat membaca laporan dari Jugo. Yang tidak di sangka Sasuke, pertukaran pelajar untuk tingkat satu adalah Naho. Gadis yang dulu secara gila meminta kepada ayah rajanya melamar Sasuke untuknya. Padahal umur Sasuke waktu itu masih tujuh tahun dan Naho di bawah Sasuke satu tahun.
Naho, gadis itu bisa di bilang ngebet sekali ingin jadi istri Sasuke. Sudah lebih dari sepuluh tahun berlalu, tapi nyatanya putri cantik berambut coklat tidak pernah absen mengirimi dia kado pada setiap tanggal Sasuke lahir. Selalu ada surat cinta yang di sisipkan di dalam, dengan sebutan suami masa depan Naho memanggil Sasuke.
Ketika fur elise dari Beethoven mengalun indah melalui celah-celah sempit speaker yang menyatu pada tembok, Sasuke menggerakan tungkai panjangnya ke arah kantin. Tujuannya jelas, menyapa seorang putri untuk mengusir kebosanannya.
***
Kantin hari ini sesak. Banyak dari pengunjung yang biasanya menikmati bekal di taman memilih singgah untuk melihat sesuatu yang langka. Seorang siswi cantik duduk anggun di sisi kiri kantin menjadi pusat atensi. Mereka ingin melangkah lebih dekat agar bisa melihat lebih jelas wajah ayu dari seorang putri kerajaan.
Sayangnya pria tambun di belakang sang putri mengamankan orang yang mendekat kurang dari tiga meter."Tuhan! Putri Naho cantik sekali" bisik Toneri dari belakang kepala Neji. Dia bersama teman-temannya hampir tidak percaya bahwa putri Naho dari kerajaan Shizume memilih sekolah mereka dalam pertukaran pelajah enam bulan kedepan.
"Aniki. Kenapa aku merasa jadi buruk rupa di depan putri ini" Karin berkata iri. "Aku tau kamu ini itik buruk rupa, jadi jangan sedih" Gaara menepuk-nepuk ringan puncak kepala Karin.
"Gaara benar. Kecantikanmu memang standar, jadi jangan berkecil hati" Toneri ikut menimpali "ya, ya, itu juga benar" sambung gigi runcing. Mental karin yang sudah gonjang-ganjing jadi tambah terjun kebawah mendengar omongan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of TemeDobe : M.B.A (Married By Accident)
De TodoKisah satu malam yang berbuntut panjang