Hari minggu indah dalam kediaman Uchiha. Suasana sunyi senyap berhubung sebagian besar penghuni masih dibuai mimpi.
Jam putih besar yang menempel pada dinding kamar berdetak halus lima kali. Baru dua jam lalu Fugaku tidur mengistirahatkan badan setelah menempuh perjalanan yang membuat tubuh semi tuanya berderit.
Satu minggu kemarin kepala keluarga didampingi istri beserta anak sulung melakukan perjalanan bisnis kedataran Amerika sana, dan mereka baru pulang pukul dua dini hari tadi. Rencana Fugaku akan bangun mungkin sedikit lebih siang dari jam bangun harian, pukul tujuh dirasa sudah cukup menyegarkan kembali jiwa tak lagi mudanya.
Seolah niat pun tak mendapat restu, telinga sensitive bapak Uchiha ini menangkap perbincangan para pelayan. Sepertinya mereka sedang berkumpul di depan pintu kamarnya. Tadinya ia ingin mengabaikan pada kegaduhan yang timbul, namun urung ketika nama si bungsu disebut-sebut lebih dari tiga kali.
Merasakan sengatan perih pada mata ketika kelopaknya di tarik, ia masih mengantuk dan dipaksa terjaga. Pening pun seketika itu juga ikut menyerang seperti tak rela jika hanya rasa perih yang eksis.
Fugaku memijit leher belakang yang terasa pegal, berjalan gontai menyambangi pintu kembar mahogani. Di bukanya satu pintu agak lebar sampai Mikoto sang istri yang sedang mendengkur terlihat jelas. Empat maid sedang ribut saling dorong, melihatnya seketika itu terdiam. Wajah di tundukan entah merasa takut atau tidak enak karena mengganggu waktu istirahat si majikan.
"Ada apa pagi buta kalian ribut" suara serak Fugaku menambah suasana mistis, ke empat maid kembali berdorong menentukan yang bicara.
"A-ano, Fugaku-Sama. M-maaf jika kami mengganggu istirahat. Tap-tapi Tuan Muda..."
Yang paling muda berambut cokelat sebahu tidak meneruskan bicara, Fugaku sudah memotong dengan isyarat tangan. Meminta secara tak langsung mengantar ketempak anak bungsu.
***
Dalam sofa panjang ruang keluarga, Bibi gemuk pengasuh sedari orok si putra kedua sesegukan. Tangannya tak henti membelai surai hitam dalam pangkuan. Sasuke pingsan dengan wajah pucat mengenaskan.
"Ini sudah hari ketiga tuan muda begini. Dari pukul empat sampai menjelang dini hari tuan muda terbangun muntah-muntah, biasanya akan reda jika di beri minuman hangat. Tapi hari ini tambah parah sampai jatuh pingsan"
Adu bibi gemuk setelah Fugaku menidurkan tubuh sang anak di kamar.
"Sudah periksa dokter?"
"Sudah tuan. Dokter bilang tak ada masalah dengan tubuh Tuan Muda, semua organ berfungsi sangat baik" jelas si bibi membawa kernyitan dalam pada dahi tua Fugaku.
"Apa mungkin Tuan Muda di masuki roh jahat?" Perkataan seorang maid yang sedari tadi berjejer di belakang membuat Fugaku manggut menyetujui.
Mungkin sajakan, jika rekap medis tak ada masalah bisa jadi ini ulah mahluk dunia lain. Sepertinya pagi nanti ia harus kekuil meminta jimat pengusir roh.
***
Hari sedang begitu cerah sekarang, matahari bersinar terik menghangatkan. Diladang bunga nyonya besar Uchiha di buat melongo karena kedatangan ayah mertua -Uchiha Madara. Dalam ramalan cuaca hari ini, sudah di patenkan takan ada badai topan yang mampu menerbangkan berita sampai pada telinga tua si Kakek. Ia yakin pasti Fugaku yang mengabari ayah bahwa cucu kesayangan sedang sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of TemeDobe : M.B.A (Married By Accident)
RastgeleKisah satu malam yang berbuntut panjang