"Renjun oppa?"
"Dengar, kuperingatkan kau untuk yang terakhir kali.. berhentilah menghubungiku lagi!"
Myung Za masih diam dan mendengarkan suara yang ia duga adalah Renjun tersebut.
Tapi tiba tiba, bugh!
Suara itu berubah menjadi suara pukulan.
Bugh!
Suara itu terdengar lagi.
Bugh! bugh! Bugh!
Suaranya makin sering, kini diiringi oleh suara teriakkan.
Myung Za mulai khawatir dan memutuskan untuk memeriksanya.
"Omo! Renjun oppa!" Pekik Myung Za sesaat setelah melihat apa yang terjadi pada Renjun.
Laki laki itu sangat kacau. Tangan kanannya berdarah. Nafasnya terengah-engah.
"Apa yang kau lakukan? Kau baik baik saja?" Tanya Myung Za mendekati nya.
Dia tak menjawab.
Myung Za memegangi tangannya yang terluka, namun ia menolak dan menyembunyikan tangannya.
"Aku baik baik saja" ujarnya.
"Kau terluka.. itu tak baik baik saja"
"Ck, jangan hiraukan aku!" Serunya membuat Myung Za terdiam.
Myung Za tiba tiba menarik lengan kiri Renjun. "Ya! Apa yang kau lakukan!"
"Ikut aku, kita harus meredakan emosi mu dan mengobati lukamu"
"Ck, sudah kubilang jangan hiraukan aku"
Myung Za tak gentar. Ia tetap menarik Renjun agar mengikuti nya. Gadis itu membawa Renjun menuju studio vocal yang tak jauh dari rooftop. Ia menyuruh laki laki itu untuk menunggu disana sementara ia mencari beberapa obat dan plester.
Setelah menemukan apa yang dibutuhkan, ia kembali dan segera mengobati luka di tangan Renjun.
Myung Za membersihkan lukanya terlebih dahulu.
"Apa yang kau lakukan Oppa? Jika ingin memukul sesuatu pukul lah benda yang lembut"
"Apa peduli mu?"
"Huft.. sesama trainee harus saling menjaga. Kau mau nanti debut mu bermasalah, karena kau tak bisa mengontrol emosi?"
Renjun membuang muka ketika Myung Za mendongak. Kini gadis itu tengah mengoleskan salep antibiotik pada luka Renjun.
"Sakit tidak?"
Renjun menggeleng.
"Cih, sok kuat sekali.. kalau sakit bilang sakit, kalau marah ya.. marah. Tapi kau tak boleh melukai dirimu sendiri" Myung Za memasangkan plester ke setiap luka ditangan Renjun.
"Sudah selesai.. apa sekarang masih marah?" Tanya Myung Za menatap Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
EUPHORIA
FanfictionCerita ini hanya fiksi belaka. Semata mata untuk hiburan🙏🏻 Murni hasil pemikiran author✨