-8-

16 5 5
                                    

Jaemin berjalan cepat menuju arah pintu keluar. Ia pun langsung bergerak mencari keberadaan Aya Na.

Tak berapa lama, Aya Na akhirnya terlihat oleh Jaemin. Gadis itu ternyata sedang terduduk di depan bangunan kosong sembari menutup hidungnya dan mendongak.

"Ya! Park Aya Na?! Gwenchana?"

"Oh? Jaemin Oppa?" Ujar Aya Na masih menutup hidungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh? Jaemin Oppa?" Ujar Aya Na masih menutup hidungnya.

"Apa yang terjadi? Kenapa kau tak beritahu manager Hyung dan malah kesini..? Lepaskan tangan mu, biar aku saja" ujar Jaemin menggantikan tangan Aya Na untuk menutupi hidung nya. Sementara itu tangan kirinya memegangi belakang kepala Aya Na.

Ia mencoba untuk melepaskan tangannya sejenak, tapi ternyata darah di hidung Aya Na masih belum berhenti.

"Aish, banyak sekali darahnya. Apa kepalamu pusing?"

"Mmm sedikit.."

"Tunggu disini, aku akan kembali dengan tisu dan air" ujar Jaemin.

Ia lalu pergi.

Beberapa menit kemudian ia kembali dengan nafas tersengal. Laki laki itu sepertinya berlari agar Aya Na tak menunggu lama.

"Jauhkan dulu tangan mu" kata Jaemin.

Aya Na menurutinya dan membiarkan Jaemin membersihkan bekas darah yang mengenai mulutnya.

Jaemin menghela nafas, "Apa yang kau lakukan? Kau adalah eonni di antara yang lain. Tapi kau sendiri tak menjaga diri" ujar Jaemin.

Aya Na hanya diam menatap Jaemin. Padahal ia jarang berinteraksi dengannya, namun Jaemin malah menjadi satu satunya orang yang menyadari kejadian ini dan mengetahui ini.

Jaemin menghentikan kegiatannya dan menatap Aya Na lembut, "Apa kau sering begini?"

Aya Na mengangguk singkat.

"Dan kau tak memberitahu siapapun?"

Lagi lagi Aya Na mengangguk. Jaemin kembali menghembuskan nafas, ia tak mengerti apa yang Aya Na pikirkan tentang menyembunyikan sakit yang ia derita.

"Kau tidak boleh seperti ini, Manager Hyung harus tahu"

Aya Na menggeleng.

"Lalu? Kalau kau kesakitan sendirian seperti ini bagaimana?"

"Gwenchana, aku lebih nyaman begini. Aku tak suka merepotkan orang lain"

Tak berapa lama kemudian, akhirnya darah dari hidung Aya Na berhenti juga. Setengah dari tisu yang di bawa Jaemin tadi kini dipenuhi oleh darah.

Jaemin terduduk disamping Aya Na.

"Minumlah dulu.." kata Jaemin memberikan sebotol air kepada Aya Na.

"Kau tak suka merepotkan orang lain tapi kau membiarkanku membantu mu" sambungnya.

"Hmm i-itu, kupikir tak apa. Karena biasanya aku selalu membawa tisu kemana mana. Tapi entah kenapa waktu pergi tadi aku melupakannya, apa aku merepotkan mu?"

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang