34. Penjelasan

15.3K 822 8
                                    

Aqilla mematikan mesin mobilnya, kemudian ia membuka seatbelt yang melilit tubuhnya. Sebelum keluar dari mobil, Aqilla mengedarkan pandangannya ke area sekitar danau tersebut, hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang di sana. Memang danau ini tidak begitu banyak orang setiap harinya, hanya beberapa orang yang mungkin jalan-jalan sore di sana.

Gadis itu kini membuka pintu mobilnya dan mulai melangkahkan kakinya menyusuri area sekitar sana.

Area danau ini cukup luas, danau dan taman yang ada benar-benar luas, untuk menyusuri area ini sebenarnya cukup menguras tenaga, namun akan Aqilla lakukan untuk David.

Sepanjang pencariannya, Aqilla sesekali menanyakan David pada orang-orang yang ada di sana sambil menunjukkan foto kekasihnya itu, namun orang-orang di sana semuanya menggeleng, merasa tak menemui David di area sekitar danau tersebut.

Aqilla menghela nafas lelah, "Dev, kamu di mana? Kenapa ilang-ilangan gini sih?" Gumamnya.

Gadis itu kini berjalan lunglai, ia tak tahu harus mencari David ke mana lagi.

Saat ia berniat untuk kembali ke mobil, netranya tak sengaja menangkap seseorang yang sedang duduk di balik pohon besar yang tak jauh darinya, ia melihat orang tersebut memakai celana SMA dengan jaket yang melekat di tubuhnya.

Seketika senyum Aqilla mengembang saat ia menyadari bahwa jaket yang di pakai orang tersebut mirip dengan jaket yang terakhir kali David pakai siang tadi. Tanpa ingin berlama-lama lagi, Aqilla berlari kecil menghampiri tersebut yang sedang duduk bersandar di pohon.

"Dev?"

Orang yang kini sedang duduk bersandar dan menutup matanya di pohon besar itu membuka matanya ketika ia mendengar suara dan panggilan khas dari orang yang ia cintai.

Aqilla sendiri tak melunturkan senyumnya sedari tadi saat matanya sudah menemukan David.

Ya, orang yang berada di balik pohon itu memang David. Ia memilih untuk menenangkan dan menjernihkan kembali pikirannya di tempat yang tenang ini dari pada pulang ke rumah dengan keadaan rumah yang sangat sunyi dan malah akan membuat dirinya semakin tak tenang.

David bangkit dari duduknya, ia menatap Aqilla yang masih tersenyum namun dengan mata yang memerah sehabis menangis, "Kamu kenapa ada di sini?"

Netra Aqilla kembali berair, entah kenapa hari ini ia merasa sangat cengeng dari biasanya. Senyumannya kini hilang digantikan dengan tatapan sebal, "Kamu kira, kamu ilang kayak gini aku bakal diem aja gitu?" Tanyanya dengan suara yang mulai parau.

"Aku nyariin kamu setelah kamu pergi dari UKS tadi, aku nyari kamu ke semua tempat yang selalu kita kunjungi!" Jelas Aqilla sambil berusaha menghalau air mata yang mulai berjatuhan, "Aku bener-bener gak tenang, Dev! Aku takut kamu kenapa-napa, secara kamu pergi dalam keadaan emosi."

"Kamu gak perlu nyariin aku sampai segitunya!" David menatap Aqilla tanpa ekspresi, ia tak tahu harus bagaimana sekarang. Ia senang karena Aqilla mencarinya, namun satu sisi bayangan kejadian beberapa jam lalu masih ada di benak David hingga saat ini.

"Gak perlu kamu bilang?" Aqilla menatap David tak percaya, "Aku gak mungkin se acuh itu sama kamu! Aku khawatir, Dev!"

"Rasa khawatir aku lebih besar dari rasa takut aku waktu liat kamu berantem tadi," lirih Aqilla, ia mengusap air matanya yang jatuh ke pipinya, namun usapan pada pipinya itu disertai ringisan karena mengenai luka yang David buat tadi.

Ringisan Aqilla tentunya disadari oleh David, ia sontak menatap Aqilla intens. Ekspresinya memang datar, namun tak dipungkiri bahwa ia khawatir ketika menyadari pipi gadisnya itu membiru karena pukulan tak sengaja yang ia lakukan tadi.

With You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang