4. Kasih Sayang

48.1K 2.6K 34
                                    

Setelah David pergi, Aqilla tak berhenti menangis bombay seperti anak kecil karena David tak kunjung membalas pesannya, ia selalu mengecek ponsel beberapa menit sekali berharap ada notifikasi masuk dari kekasihnya itu, "Tega banget ish!" Namun nihil, hingga akhirnya Aqilla tertidur dengan sisa-sisa air mata juga ponsel yang tak lepas dari genggamannya.

Ketika bangun pagi, Aqilla langsung mengecek ponselnya apakah ada notif atau tidak, bahkan dirinya tidak melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06.40.

Aqilla dengan cepat meraih ponselnya saat mendengar notifikasi masuk, ia yakin pasti David khawatir padanya, namun saat netranya sudah menatap layar ponsel, senyumannya luntur. Ia kira David yang memberikannya pesan meskipun sekedar sapaan 'Pagi' tapi ternyata itu bukan notif dari sang pujaan, melainkan dari sahabatnya.

Panimut🦍

Lo dimana Qil?

Lo baik-baik aja kan?

Lo masih hidup kan?

Adhit semalem gak ngapa-ngapain lo kan?

Qilla?

GILAAA

KAMPRET LO DMNA SIH?

UDAH SIANG INI

Lo lupa? Hari ini yg jaga doi lo!

Kalo kesiangan ya mampus gak bsa kabur🤣

Netra Aqilla membulat saat ia membaca pesan terakhir dari sahabatnya itu, ia lalu mengalihkan pandanganannya pada jam dinding, pukul 6.45 yang artinya 20 menit lagi bel masuk akan berbunyi, apalagi jarak rumah menuju sekolahnya tidak dapat ditempuh dengan waktu hanya 10 menit.

Dengan kagebunshin no jutsu alias jurus seribu bayangan, Aqilla lari ke dalam kamar mandi hanya untuk cuci muka dan sikat gigi, jorok sekali, tetapi ia tak peduli. Lalu dengan cepat memakai seragamnya, bahkan 2 kancing seragam atasnya belum terpasang dengan benar dan tidak memakai dasi, faktanya Aqilla itu anti memakai dasi jika bukan saat upacara atau saat pacarnya itu jaga gerbang, tetapi saat ini ia benar-benar tidak peduli, di pikirannya kini hanya ia harus cepat-cepat sampai di sekolah.

"Sayang, gak sarapan dulu?" Tanya Rani pada putrinya yang baru saja turun dari kamarnya.

"Nggak deh Bun, Qilla sarapan di sekolah nanti ya? Udah siang nih, lagian kenapa gak ada yang bangunin Qilla sih?" Gerutu Aqilla seraya menyalami dan mencium kedua orang tua serta kakaknya itu lalu berlari keluar rumah dan pergi ke sekolah dengan mobil kesayangannya.

🌵🌵🌵

"B*ngsat, padahal tadi udah ngebut!" kesal Aqilla memukul stir mobilnya.

Tepat di depan gerbang ia melihat segerombolan murid terlambat yang sedang berjalan menjauhi halaman sekolah, sepertinya mereka akan menjalani hukuman. That's right, Aqilla telat lagi, catat! Lagi. Karena ini bukan yang pertama kali untuk Aqilla.

Aqilla telat 10 menit, padahal tadi sepanjang perjalanan ia sudah menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, bahkan banyak pengemudi lain yang memarahinya karena dirinya menjalankan mobil dengan ugal-ugalan, namun perjuangan Aqilla ternyata tidak membuahkan hasil.

Akhirnya Aqilla memilih untuk keluar dari mobil setelah memakirkannya, sebenarnya bisa saja ia kabur dari hukuman saat ini, tetapi sekarang ia sedang malas mencari gara-gara, apalagi ketua osis kesayangannya itu kini sedang merajuk padanya.

Dari kejauhan tatapan datar David menangkap Aqilla baru turun dari mobil dengan keadaan acak-acakan, mata bengkak disertai lingkaran hitam di bawah mata yang terlihat jelas, 2 kancing seragam teratas tidak terpasang dengan benar, baju dikeluarkan, tidak memakai dasi, belum lagi point-point lain yang semakin menambah kesan acak-acakan pada diri Aqilla, benar benar troublemaker. David hanya bisa menghela nafas berat dan menatap penampilan gadisnya itu dengan kesal.

With You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang