9

112 46 95
                                    

Assalamualaikum kawan-kawanku. Kembali lagi bersama BUKAN DUKUN! Sekian lama tidak up, dan akhirnya up kembali.
                                           .
                                           .

 
                                      _0o0_

"Hallo, tante?"

"..."

"Aku sudah memberikannya. Jadi tante tenang aja."

"..."

"Di majuin jam nya?"

"..."

"Oke, tan. Udah dulu nya, dia pasti sedang menungguku."

"..."

"See you, tan."

Gadis berwajah manis menyeringai mengembalikan HP kedalam saku. Alis menukik dengan mata menatap pergelangan tangan yang dihiasi oleh gelang serupa dengan sang kekasih.

"Sebentar lagi, ya. Sebentar lagi. Hahaha." Tawa gadis itu mengudara seisi kamar mandi, untung kamar mandi itu kosong, kalau tidak, pasti orang lain sudah menyebut gadis itu gila, karena tertawa sendiri.

"Uhuk .... Uhuk ...." Gadis itu terbatuk karena tertawa terlalu lebar.

"Sial!"

••••••

Aka terdiam di balkon kamar menikmati udara malam menyentuh kulit telanjangnya. Aka hanya menggunakan tangktop dengan dipadukan celana hotpants. Toh nyamanan seperti ini kalau hendak tidur.

Sekarang malam Kamis, tinggal satu hari lagi kejadian itu terjadi. Aka hanya tinggal menunggu tanggal mainnya dengan tenang. Tidak seperti kemarin-kemarin.

Memandang bintang di atas. Aka tidak bisa menghitung jumlah bintang di atas langit yang terlalu banyak.

Beginilah kegiatan Aka di malam hari bila tidak ada yang mengganggu, entah itu gangguan dari manusia ataupun gangguan dari setan.

Ngomong-ngomong tentang setan. Sudah beberapa hari Bunga tidak menampakkan kehadiran di kamar Aka. Kemana dia?

Jeger!

Awan tidak mendung, tidak pula mengeluarkan tangisan. Tetapi petir menyalah begitu saja membuat Aka terlonjak kaget. Tak lama kemudian Aka melihat sesuatu jatuh dari langit ke atas pohon rumah Aka.

Rasa penasaran yang mendominasi membuat Aka melangkahkan kaki keluar dari kamar menuju tempat jatuhnya sesuatu dari langit.

Undakan tangga demi undakan Aka lalui dengan jalan santai. Tidak ada ketergesaan disetiap langkah Aka.

Gio yang tengah menonton bola bersama Gopal mengerutkan kening tak kala melihat Aka berjalan menuju luar rumah malam-malam gini.

"Hoy! Mau kemana?" tanya Gio membuat langkah kaki Aka terhenti. Tinggal satu langkah lagi padahal Aka untuk membuka pintu.

Gopal diam memperhatikan sang adik dari atas sampe bawah. Apa dia tidak merasa dingin hanya memakai busana seperti itu?

"Keluar," jawab Aka sekenanya.

"Mau ngapain?" Kini giliran Gopal yang bertanya.

"Liat sesuatu jatoh dari langit, kenapa? Mau ikut?" ajak Aka menaikan alis. Gopal menggeleng ngeri.

Aka melanjutkan langkah yang sempat tertunda. Udara lebih dingin menusuk kulit Aka begitu saja. Bagai angin lalu, Aka membiarkan hawa dingin menembus lulus mulusnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BUKAN DUKUN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang