M11. 109 - Marukyuu

79 8 5
                                    

Hujan deras mengguyur Shibuya malam hari ini, tak terkecuali komplek perbelanjaan Shibuya 109. 

Di tengah zebra cross yang padat dengan orang berpayung, terlihat seorang gadis ber-ponytail berlari di tengah hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah zebra cross yang padat dengan orang berpayung, terlihat seorang gadis ber-ponytail berlari di tengah hujan. Atasan merah dan roknya sudah basah kuyup, dengan bibirnya bergetar. Tidak ada orang tidak memperdulikannya, kecuali seorang remaja yang tengah berjalan dengan temannya. 

Remaja itu melihat si gadis dengan seksama, dan mengetahui fakta bahwa gadis itu menangis ketika gadis itu berhenti tepat ketika si gadis hampir melewati si remaja yang sedang membawa payung.

"miteru ka?" --kamu bisa lihat? tanya gadis berbaju merah.

Si remaja mengangguk pelan. Ia melihat ke arah temannya yang justru sibuk melihat setelan yang terpampang di kaca.

"Lihat, Ami. Ini lucu deh," kata seorang remaja berambut panjang dengan payung merah jambu.

"Indonesia?" ucap si gadis berbaju merah lirih. Suaranya bergetar.

Remaja yang diajak bicara mengangguk. Ia memajukan payung merahnya untuk melindungi si gadis lalu melihat secara keseluruhan gadis berbaju merah di hadapannya. Dari ujung kepala hingga ujung kaki--tunggu.

Tidak ada kaki!

"Koko de, nani wo suru desu ka?" --sedang apa disini? tanya si remaja yang sudah terbiasa melihat roh yang kadang muncul di dunia nyata.

Dan tanpa ia duga, si gadis justru menangkap pergelangan tangannya.

***

"Itu siapa?" Sebuah suara menyeruak dari semburat jingga kemerahan yang Ami temui setelah tangannya ditangkap Ayana di Shibuya 109 tadi.

"Bukan siapa-siapa. Itu temen." Kali ini suara laki-laki.

"Temen kok dikasur? Kok nggak pake baju?" Suara perempuan itu mulai bergetar.

"Iya, dia abis mandi terus ketiduran," bela si laki-laki.

"Bohong."

"Ayana, dia teman aku. Berkenalanlah dengannya," pinta si laki-laki. Laki-laki itu hendak meraih tangan Ayana, tapi Ayana sudah menepisnya.

"BOHONG!" bentak Ayana sambil berlari keluar dari kamar itu. Diluar hujan deras, tapi Ayana tak memperdulikannya. Justru bagus apabila hujan turun, air mata yang mengalir di pipinya tak akan terlihat. 

Ketika sampai di sebuah halte bis, Ayana meneduh. Ia memeluk tubuhnya yang bergetar kedinginan. Tangannya meraba saku celananya, menarik ponselnya keluar. Layar ponsel itu memang basah kuyup, namun case anti-air menyelamatkan ponsel tersebut. Ia mengetikkan sejumlah nomor, kemudian mendekatkan ponselnya ke telinganya.

"Bagaimana ini? Aku bertemu dengan wanita asing di kamarnya," kata Ayana sambil bergetar.

"Sudah kubilang kan, Ayana? Kau itu cuma dimanfaatkan, dipermainkan. Sudah, urusi dirimu sendiri. Aku sedang sibuk. Bai."

Percuma menghubungi teman, ya? batin Ayana sedih. Ia menghela nafasnya, kemudian kembali menangis sambil memeluk lututnya.

Ketika matahari sepenuhnya terbenam dan hujan sudah berhenti, Ayana dengan atasan merah dan rambutnya yang terkuncir berjalan beranjak dari halte itu. Tangan kanannya menggenggam erat ponselnya, menunggu pacar--laki-laki yang baru saja mematahkan hatinya--menghubunginya. 

Ayana terus berjalan, tanpa arah. Memilih belokan dengan asal, menaiki tanjakan yang landai, terus berjalan tanpa arah hingga ia melihat bayangan baju favoritnya.

"Marukyuu (109)?" gumamnya pada diri sendiri.

Ia mendongak, melihat bangunan tinggi bersinar dengan lampu di waktu malam. Bangunan dengan neon-sign 109. Ia sampai di Shibuya 109.

Ketika hendak menyeberang untuk menuju toko langganannya, ponsel Ayana bergetar. Terpampang sebuah pesan di layarnya.

[Kareshi] : Kamu dimana? Aku jemput sekarang. Aku minta maaf. Aku bakal jelasin. Tadi aku sudah ke rumahmu tapi kamu nggak ada. Jangan hujan-hujan, nanti sakit. I love you.

Air mata Ayana kembali menetes, melihat perhatian dari pacarnya. Ayana rasa, ia akan menerima semua kebohongan pacarnya itu, seaneh apapun. Ayana menyukai laki-laki itu. Mereka sudah menghabiskan 3 tahun bersama dan akan menikah, tapi kejadian tadi sore membuat hati Ayana hancur seketika. Tapi tetap saja, cinta itu membutakan dan cinta itu mengobati. Mau dibuat sehancur apapun, jika sudah cinta bisa apa? Ayana masih berpikir positif soal pacarnya.

Dia emang nggak mungkin selingkuh, batin Ayana.

[Ayana] : Di 109. Shibuya. Cepet kesini. I love you more:) 

Sent.

"Awas!!!" Jeritan ibu-ibu dari pinggir jalan membuat Ayana menoleh.

BRAKKK

Terlambat. Tak lagi bisa berkutik, Ayana harus menerima kenyataan bahwa sebuah mobil box menghantam tubuh kecilnya. Dirinya terlempar entah kemana. Warna merah menutupi penglihatannya, bau amis menusuk indra penciumannya, telinganya berdenging dan sekujur tubuhnya perlahan mendingin.

"Maru," ucapnya untuk terakhir kali, sebelum nafas terakhirnya berhembus. 

Lalu semuanya menjadi gelap.

Untuk Ayana yang hatinya telah terobati, juga untuk Ami yang jantungnya berdebar tak keruan.

***

"Ami!" teriak Alika.

Ami mengerjap kemudian menoleh cepat. Payungnya sudah jatuh dan ia berada di bawah payung yang sama dengan Alika.

"Kau hilang lagi, Ami. Jangan suka mendadak pergi seperti itu, menakutkan tau," kata Alika tiba-tiba kembali menjadi dirinya--lembut.

"Warui warui," --maaf maaf, ucap Ami.

Ami mengedarkan pandangannya ke sekitaran tempat itu, dan melihat Ayana di seberang jalan. Ami tak mengerti lagi, apa maksud member-member JKT48 ini menunjukkan hal-hal seperti itu.

Apalagi ini.

Ayana Shahab

Meninggal

Ami merinding sendiri.

"Yuk, balik ke tempat makan yang tadi. Kasian Rafa nunggu," kata Alika membuyarkan lamunan Ami. 

Alika, Rafa, dan Ami memang sedang liburan ke Jepang selama 10 hari. Idenya Ami. Hari ini mereka makan di restoran dekat 109 ini dan Ami pun mengajak Alika berjalan-jalan melihat pusat fashion di Shibuya itu, meninggalkan Rafa sendiri. Tapi, Ami tidak mengira ia akan bertemu dengan hantu Ayana yang entah kenapa menunjukkan cerita cinta yang mengenaskan.

Ami mengangguk lalu berjalan dari toko pakaian tersebut untuk bertemu kembali dengan Rafa.

===========================================

.a/n

end is near. ABIS INI KELAR.

semoga gaada typo ya karena aku nggak suka baca dulu sebelum publish ehehehehehehe._.v

Thankyou for reading. Dont forget to leave vote and comment.

Your unperfect author,

milkkyun.

12.11.2016

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Renai Kinshi Jourei ~ Aturan Anti CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang