1. 🍬 Mas Dipta

56.3K 3.7K 240
                                    

Hae.

Jadi cerita ini sudah diterbitkan, dan aku republish versi cetak ya. Tidak semua bab. Hanya sampai beberapa bab saja. Untuk teman-teman yang berkenan memiliki versi cetak bisa langsung kontak nomorku  yang ada di bio.

Cerita ini merupakan spin off dari Jodoh Pasti Bertamu dan Just Married. Kisah si Adik Karin dan sabahat suaminya. Namun, Jodoh Pasti Bertamu dan Just Married juga sudah terbit, jadi lapaknya sebagian sudah dihapus. Maaf kalau membuat teman-teman yang baru menemukan akunku jadinya tidak bisa membaca secara keseluruhan. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pradipta Purnama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pradipta Purnama

"Habis ini mau ke mana Om?"

"Maksudnya mau ke mana?" Aku mengerutkan dahi, saat gadis yang duduk di sebelahku bertanya dengan mimik yang terlihat antusias. Tangannya baru saja selesai memakai sabuk pengaman. Kami berada di area parkir Bandara Juanda, lepas mengantar Bram dan Karin—kakak dan kakak iparnya—bulan madu ke Labuan Bajo-NTT. Mata hazelnya menatapku dengan lekat, menunggu jawaban, membius, dan membuatku terpana untuk beberapa saat.

"Iya, mau ke mana habis ini?" tanyanya ulang.

"Pulang kan?" Dengan cepat aku memasang wajah datar, sambil menyalakan mesin mobil, menghalau debar yang tiba-tiba saja muncul. Please deh, jangan sampai kelihatan salah tingkah ketika berdua begini. Tengsin bangetlah!

Sejak pertama kali bertemu kembali, aku tak menyangka anak kecil yang dulu sering kugendong sudah tumbuh jadi perempuan dewasa, cantik, lincah, dan tetap ceria. Sejak kecil baterainya seakan tidak pernah habis dan ternyata masih belum berubah meskipun sudah tumbuh dewasa.

Matanya indah. Saat dia kecil aku melihatnya seperti warna kopi susu yang bening, bulat, dan lucu. Sekarang mata itu bahkan mampu membuat hormon-hormon dalam tubuhku bekerja, mengalirkan debaran yang kadang susah dikendalikan. Seperti seorang remaja ABG yang baru pertama kali jatuh cinta.

Anjay, banget. Aku tak menyangka bisa seperti ini saat berhadapan dengan remaja akhir purna yang baru saja masuk ke fase dewasa awal.

"Lah, sayang banget, padahal sudah sampai sini." Bibirnya mengerucut dan wajahnya berubah kecewa.

Taste! (Spin OFF JPB) [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang