Morning

106 14 2
                                    

Tok tok tokk

"Woozi... zi-ah"

"Woozi.."

Pintu kamar woozi pun terbuka menampilkan wajahnya yang kesal dengan rambutnya yang masih berantakan dan jiwanya belum terkumpul sempurna.

"Apa hyong?"

Jeonghan terkekeh kecil dan menunjuk pintu kamar Chan. Tangannya sibuk menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tersenyum ke arah woozi.

"Coba bangun kan dia zi, kita bentar lagi mau berangkat."

Woozi mendelik dan menatap pintu Chan malas. "Terus apa hubungannya dengan ku? Sudahlah hyung.."

Woozi pun menutup pintunya tetapi tertahan kaki Jeonghan. "Kita ada lomba kau lupa? Gajadi ikut sama kita? Dapet kursi VIP loh kamu. Itu dibangunin dulu coba. Nanti terlambat ini kita, yaa mau yaa.." Jeonghan membuka perlahan pintu Chan dan mendorong punggung Woozi, masuk ke dalam kamar, "Okee silahkan, ku percaya padamu zi.."

Pintu pun tertutup. Woozi mengedarkan matanya dan mendapati manusia terbalut selimut dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Apa sih, tidur kayak mayat

Perlahan mendekati hooman tersebut dan menggunakan jari telunjuknya menusuk-nusuk kepala Hoshi pelan.

"Ya, bangun cepat. Ku mau tidur lagi."

"..."

"..."

Hening. Tidak ada respon ataupun pergerakan.

"Ya. Ya Kwon Hoshi. Kwon Soonyoung. YA-!"

Woozi membentaknya tapi tetap tidak ada respon yang berarti.

Dia mati ya?

Perlahan woozi mendekatinya dan menarik selimut untuk memastikan dia masih hidup. Bukannya melihat wajah yang dia kenal, sekarang Woozi hanya melihat kaos putih di depannya. Posisinya sekarang sudah tertidur tepat di sebelah Hoshi. Sebuah tangan melingkar di pinggangnya memeluknya erat.

OMG jantungku..

Woozi mendorong dada Hoshi menjauh darinya, memukul-mukul tangannya agar melepaskannya.

"Hm, 5 menit lagi. Sebentar aja." Ia mengeratkan pelukannya dan kembali tidur.

Sedangkan Woozi, hanya bisa mencengkram baju Hoshi kuat. Ia menengadah kan kepalanya, wajah letih tergambar jelas di wajah Hoshi. Lingkaran hitam mulai terlihat di bawah mata Hoshi. Woozi termenung karna baru pertama kali sadar akan seburuk itu.

"Ya, udah 5 menit."

Hoshi hanya bergumam dan melonggarkan tangannya. "Morning zi, ayo mandi. Mau mandi bareng?"

Tak-!

Suara keras tercipta dari telapak tangan Woozi yang mendarat mulus di dahi Hoshi, meninggalkan bekas kemerahan di sana.

"Dasar gila. Cepet pergi sana."

Woozi dengan cepat turun dari tempat tidur, berjalan keluar dari kamar menuju kamarnya. Hoshi masih mengelus dahinya pelan dan mulai beranjak dari tempat tidurnya untuk siap-siap.

-The ship is sailing-

"Woozi-ya, kau gimana?"

Jeonghan menyantap sarapannya dan melihat Woozi yang sedang mengeringkan rambutnya. Jangan lupakan Hoshi yang menyumpal mulutnya dengan sepotong roti sambil menata rambutnya.

"Ikut hyung, Chan menyuruhku ikut kemarin."

Setelah selesai mengeringkan rambutnya, Ia berjalan mendekati Jeonghan yang memberikan sepotong roti berisi selai ke arahnya.

"Oke, kita ber-5 ya berarti."

Acara makannya Woozi pun berhenti, "Hah, siapa aja?"

"Mingyu sama Seungcheol. Kau tau kan? Mingyu itu yang waktu itu kau bilang mirip tiang bendera. Kalau Seungcheol, kau pasti tau kan?"

Woozi hanya mengangguk pelan dan masuk ke kamarnya mengambil hp. "Ku udah siap hyong."

Jeonghan melirik dan mendapati Woozi yang mengenakan kaos hitam dibaluti kemeja kotak-kotak serta celana jeans hitamnya. "Oke, Hoshi-ya. Ayo berangkat kita udah semua ini."

"Eo, sebentar hyong." Hoshi setengah berlari menyusul mereka berdua yang sudah keluar dari dorm.

Pintu terbuka dan sudah terlihat 4 kepala di koridor dorm menunggu Hoshi. "Kajja, udah semua kan? Chan gimana?" Hoshi memakai topi hitam di kepalanya dan menggunakan hp nya menghubungi Chan.

Dia sudah berjalan mendahului mereka yang sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Terutama Woozi yang merasa tidak nyaman karna semua mata tertuju padanya.

Ya. Karna mereka berdua memakai kemeja yang sama. Kemeja kotak-kotak berwarna senada.

"Ya, cepatlah. Jemput Chan dulu baru pergi ke venue."

Hoshi membalikkan badannya dan menatap mereka lebih tepatnya Mingyu yang masih melihati Woozi. "Ya. Kim Mingyu."

Mingyu pun sadar dan langsung berlari kecil menghampiri Hoshi sambil menggaruk tengkuknya pelan. Begitu juga yang lain mulai berjalan ke arah lift.

-The ship is sailing-

"Mingyu hyong, Chan mau bobo boleh ya?" Chan merengek ke arah Mingyu ingin tidur di pahanya. Kondisi nya tidak bisa dikatakan baik, sudah pasti dia berlatih keras semalaman.

"Ya, Chan. Siapa yang suruh buat latihan tadi malem? Kan udah dibilang istirahat." Hoshi memukul pundaknya Mingyu pelan.

"Ya Hoshi hyong, kan dia yang ga tidur masa aku yang dipukul..." Mingyu mengambil backpacknya dan menepuk kepala Chan pelan. "Sini tidur dulu."

Chan pun langsung tersenyum dan memposisikan tubuhnya untuk tidur di pahanya Mingyu. Keheningan pun tercipta, hanya suara dengkuran halus dari Chan. Seungcheol mengendarai mobil dengan Jeonghan disebelahnya yang entah sejak kapan tertidur dengan menyenderkan kepalanya pada seatbelt. Lalu, Hoshi berada di belakang bersama Woozi yang daritadi diam saja.

Dug-!

"Sssh--" Woozi menahan mulutnya agar tidak berkata kasar, karna kepalanya baru saja mencium jendela dengan tragisnya.

Hoshi spontan melihat ke asal suara dan mendapati Woozi yang meringis pelan. Tangannya pun bergerak untuk meletakkan kepala Woozi ke pundaknya perlahan. "Tidur gih, masih sakit ya?"

Hoshi mengelus rambutnya Woozi pelan dan menepuk-nepuk tangannya. Woozi yang matanya sudah tidak bisa diajak kerja sama lagi hanya bisa memejamkan matanya dan tidur terlelap.

Tanpa mereka sadari, daritadi ada yang melihati interaksi mereka dari kaca spion. Tebak siapa? Tentu saja, Seungcheol, yang sedari tadi melihati mereka berdua dengan senyum tertahan mengembang di mulutnya.

Gemes, mau juga kayak gitu sama Hannie.

Matanya pun melirik ke sebelahnya yang sudah tidur terlelap.

-The ship is sailing-

The ship is sailingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang