Key

168 22 0
                                    

Hoshi membanting pintunya sedikit dan mengedarkan matanya berharap dapat menemukan laki-laki yang dia cari.

Tepat ada suara lift dan seseorang masuk ke sana. Hoshi dengan cepat berlari dan menscan kartunya untuk membuka pintu lift yang hampir tertutup sempurna.

Untungnya pintu lift terbuka dan Hoshi menahan pintu lift dengan tangannya. Masih mencoba memperbaiki napasnya, Ia mengeluarkan kunci di sakunya.

"Aku sudah dapat kuncinya kenapa kamu pergi?"

"Hah-?"

Hoshi menghembuskan napasnya pelan. "Mingyu hanya bercanda tadi, dia yang jahil bukan aku. Ayo kita pergi zi-"

Hoshi mengerjapkan matanya berulang kali begitu juga lawan bicaranya yang ternyata Chan.

"Ffuu- AHAHAHAAHA kau kenapa hyong? Sakit ya? Zi? Woozi?" Chan tertawa kencang dan menarik pundak Hoshi yang masih melongo ke dalam lift.

"Eo- ya- lagian kenapa dari belakang mirip rambutnya... heish-"

Mereka menuruni lift bersama, Hoshi pun baru sadar dia ikutan turun dan hanya bisa pasrah.

"Kenapa hyong nyariin woozi hyong?"

Hoshi menghembuskan napasnya berat. "Si Mingyu bikin jokes bodoh lagi Chan, Zi ngambek kali ya.. dia langsung ilang tadi."

Chan memicingkan matanya. "Hyong- hati-hati sama woozi hyong. Ada yang jaga. Galak."

Hoshi melirik ke arah Chan bingung. "Hah? Dia punya anjing?"

Mendengar anjing, Chan langsung memukul pundaknya lumayan keras.

"Bodoh jangan dipiara hyong, orang pintar minum terima angin."

Hoshi terkekeh karna aksi Chan.

Hmm.. udah berpawang ya.

"Hyong juga mau kebawah? Atau nyari Woozi hyong? Ini aku mau bertemu Zi hyong."

Ting-!

Lift terbuka begitu juga harapan Hoshi. Dia mengangguk lemah ke arah Chan yang hanya bisa menggeret bajunya malas.

Sesampainya mereka di lobby, terlihat seorang laki-laki yang masih mempertahankan senyumnya ke arah ibu penjaga dorm.

Chan yang melihat itu langsung berjalan cepat mendekatinya.

Haha- dia pasti di interview penjaga kepo.

Hoshi mendekati Chan yang malah ikutan masuk interview ibu kepo. Dia menepuk pundak ibu penjaga dan tersenyum cerah.

"Kami keluar ya bu." Tanpa babibu, Hoshi menggenggam tangan woozi dan menarik kerah Chan keluar dari dorm.

Sesampainya di luar.

"YA hyong-! Narik nya kayak Zi hyong dong, masa narik kerah kayak anjing.." Chan melihat ke arah Hoshi galak.

"Ya, jangan bilang kau anjing nya dia?" Hoshi menunjuk ke arah Woozi dan membuat Chan mendelik ke arahnya.

Genggaman tangan itu lepas dan Chan menutupi Woozi.

"Ne, wae hyong? Kita mau pergi. Bye hyong."

Hoshi terdiam sebentar dan memutar otaknya.

Chan bersama Woozi? Chan jadian sama Woozi? Atau Chan??

Hoshi memegang tangannya Woozi. "Kamu gamau aku anterin ke ruangan mu? Ini aku udah nemu kuncinya."

Woozi menggeleng pelan dan membuat Hoshi melepaskan genggamannya. Chan yang melihat itu langsung mengerutkan keningnya bingung.

"Hyong, Jeonghan hyong katanya ga pulang, kau temani kita beli bahan makanan aja. Kau bisa masak gak hyong?"

Woozi melirik ke arah Chan bingung. "Chan, kenapa ngajak dia?"

Hoshi melihat ke arah Chan dengan senang dan merangkulnya tanpa memperdulikan pertanyaan Woozi.

"Ayo- kalian ga boleh sendirian pergi udah malem gini. Biar aku jagain. Tapi aku gabisa masak. Ntar suruh gyu aja."

Chan mengangguk semangat karna masakan Mingyu sangat enak. Woozi hanya bisa mengikuti mereka yang berloncat-loncat aneh di depannya.

"Ya- Woozi ayo sini barengan. Ntar kamu ilang, susah lagi nyarinya." Hoshi menghentikan langkahnya dan menunggu Woozi.

"Kau jalan saja sendiri sama Chan sana. Aku gak apa."

Zi berhenti juga di tempatnya, menunggu Hoshi melanjutkan langkahnya. Hal itu membuat Hoshi agak jengkel. Ia mendekati Woozi dan meraih tangannya berjalan bersama.

Terlihat penolakan Woozi yang mencoba melepas genggamannya Hoshi yang semakin kuat.

"Ya- sakit." Hoshi menengok ke arahnya dan melonggarkan genggamannya.

"Aku gamau lepasin. Nanti kamu ilang lagi."

"Ga bakal ilang. Diliatin orang malu." Hal itu membuat Hoshi menyinggungkan senyumnya dan menarik Woozi agak berlari mengejar Chan.

"Ga usah malu. Anggap aja latihan."

Hening.

Hanya terdengar suara detak jantung Woozi yang tidak beraturan. Padahal Ia masih bingung maksudnya apa, tapi kenapa berdetak..

-The ship is sailing-

The ship is sailingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang