Chapter 1

190 13 0
                                    


Pulau Rintis, adalah pulau dengan seluruh pesona keindahannya. Siapapun orang yang tinggal di sana bisa dibilang beruntung karena tinggal di tempat yang indah, bersih dan lumayan aman karena kejahatan jarang terjadi di sana.

Gelap masih mengungkung pulau ini. Yeah, waktu memang sudah pagi tetapi sepertinya banyak orang yang masih terbuai dalam mimpinya.

Tapi tidak untuk rumah besar nan antik yang berada ditengah-tengah perumahan yang ada di Pulau Rintis. Jam segini sudah ada aktivitas yang dilakukan.

"Hoaamm, selamat pagi dunia."

Seorang pemuda baru saja terbangun dari tidurnya. Yah, kalian pasti tau siapa yang bangun sepagi ini. Yes, dialah Gempa, dia terbiasa bangun pagi-pagi buta untuk melakukan aktivitasnya.

Bergegas mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Tak lama Gempa pun sudah keluar dengan pakaiannya yang rapi.

"Huh, mereka masih tidur. Yah sudah biasa sih," gumam Gempa sedikit kesal ketika melihat dua saudaranya masih tertidur lelap.

Berjalan pelan menuruni tangga dan hanya satu tujuannya setiap pagi, pergi menuju dapur. Tentu saja untuk membuat sarapan untuknya beserta saudaranya.

"Selamat pagi, tok" menyapa atok kesayangannya yang sudah berada di dapur duluan dengan senyuman lebar khas dirinya.

"Owh, pagi juga Gem," tok aba menjawab sapaan cucunya dengan senyum tulus.

"Mau langsung masak gem? Masak apa lagi kamu kali ini?"

"Iya tok, tapi belum tau mau masak apa," ucap Gempa cengengesan.

"Ya sudah pikirkan saja dulu. Aah... Gem, atok langsung pergi ke kedai saja ya,"

"Sepagi ini? Ok lah tok, atok hati-hati ya" setelah menyalim atoknya, Gempa langsung mulai memasak.

S
K
I
P...

Setelah masakannya matang ia pun beranjak hendak membangunkan semua saudaranya. Namun ketika hendak berbalik tiba-tiba.....

"Baaaa....."

"Aaaa..."

Gempa pun terlonjak kaget dan hampir jatuh malah.

"Fan sudah kubilang jangan kejutkan Gempa. Untung tu anak gak jantungan"

Ternyata pelaku yang mengagetkan Gempa adalah Taufan, sang raja iseng.

"Soalnya seru kak ngejutin Gempa. Kak Hali coba deh." Taufan hanya nyengir tanpa dosa. Dah lama hidupkah kamu nak,nak.

"Amit-amit, ntar aku mati lah"

"Bisa diem ga sih masih pagi nih"

"Hehhh, kak Upan ngagetin kak gem kok ga ngajak Blaze sih:("

"Wah, kak gempa dah siap masak. Makan yok, Thorny dah laper nih"

"Nih guys, sarapan gue pagi ini"
(Woy sol, masih pagi udah live streaming aja. Dasar kang narsis)

Berbagai suara menghiasi ruangan tersebut. Tapi sepertinya mereka melupakan satu hal.

"Kak Upan.." Gempa kelihatanya ingin marah. Sabar gem, sabar.

"Huh ya sudahlah. Eh, tumben kalian bangun sendiri? Biasanya juga dibangunin," tanya gempa dengan nada meledek.

"Soalnya kak gem, bau masakan yang kakak buat sampai ke kamar. Ya.. jadi bikin kami terbangun deh" jawab Thorn dengan tampang polosnya.

"Yasudah ayo kita makan."

Beberapa saat lamanya hanya dentingan sendok yang terdengar. Tak ada yang memulai pembicaraan, karena jika mereka berbicara ketika makan itu kan namanya tidak sopan:v

I'm Sorry (Boboiboy Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang