RFT - 6

2.4K 453 22
                                    

Room For Two | 06

Taehyun menaruh belanjaannya di atas meja dekat dapur Beomgyu. Sejenak, ruangan itu jadi kosong dan hampa, bahkan tidak ada tanda-tanda Beomgyu sempat pulang atau bahkan bertahan lama di sini. Taehyun menghela napas. Tadi dia sengaja ikut bersama Seunhee sepulang sekolah, bahkan menemani Seunhee untuk berbelanja banyak perlengkapan untuk di asrama perempuan itu. Alasannya bukan karena Taehyun tidak punya banyak hal untuk dikerjakan (ada tumpukan tugas, pakaian kotor untuk dilaundry serta dia juga perlu berpikir apakah akan membeli jaket baru atau tidak) tapi Taehyun butuh distraksi dan bersama Seunhee dia jadi terus mengobrol sampai rasanya waktu berlalu begitu saja.

"Nah, beritahu aku jika Beomgyu belum pulang juga. Huh, masa dia mau bolos lagi di mata kuliahnya, seharusnya dia tidak sesembrono itu. Aku tahu dia dan Eunhwa punya urusan bersama tapi tetap saja, masa meninggalkanmu sampai sendirian di asrama juga. Aku akan meneleponnya!"

Taehyun meringis. Bagaimana pun, Beomgyu itu sudah dewasa dan mereka juga bukan keluarga atau apapun yang membuat Seunhee berhak mengatur-atur pria tersebut. Taehyun hanya berharap Beomgyu baik-baik saja di sana dan pulang dengan selamat.

Setelah meneguk air dari botol di kulkas, Taehyun mulai meraih apron untuk memasak makan malam. Tadinya dia hendak memesan saja lewat aplikasi tapi karena Seunhee sudah membelikan banyak bahan makanan, Taehyun pikir dia seharusnya memasak sendiri. Hitung-hitung menghemat pengeluaran pula apalagi Taehyun kadang malas jika harus turun ke lobi untuk mengambil makanannya karena di jam malam, tidak ada orang luar yang boleh naik lift sekalipun lift barang.

.

.

Pintu terdorong dengan bunyi pelan. Beomgyu melepaskan jaketnya seraya menggantung di gantungan mantel dekat pintu dan mengganti sepatu hitamnya dengan sandal rumahan. Sejenak, Beomgyu menutup pintu kemudian menyingkirkan helai rambut menutupi matanya dan mengedarkan pandangan. "Taehyun... aku pulang."

Tidak ada suara.

Beomgyu bergerak masuk kemudian menemukan satu sosok tengah berbaring di sofa. Beomgyu agak mengeryit karena sosok itu dalam selimut warna biru Pororo, sampai akhirnya Beomgyu terdiam memandangi Taehyun yang sudah terlelap. "Astaga, mengapa tidur di sini .." Beomgyu agak mendebat dalam hati; angkat atau tidak. Aku bawa ke kamar atau tidak.

Beomgyu menggelung kemejanya seraya menyelinapkan satu tangan di balik lutut Taehyun kemudian menyangga punggung Taehyun. Ternyata bobot pemuda itu tidak seberat yang Beomgyu kira. Dengan mudah, Beomgyu membawa Taehyun sampai ke dalam kamar dan membaringkannya. Tidak lupa, Beomgyu menarik selimut di dekat kaki Taehyun dan menyelimuti sosok tersebut. Setelahnya, Beomgyu pun keluar dan menutup pintu kamar Taehyun.

Mengapa dia bisa tertidur begitu?

Apakah dia menunggu ...

Beomgyu mengendus aroma sedap dari arah meja makannya. Dia sebenarnya tidak begitu lapar hanya saja karena memang cuaca tengah dingin dan lembab, Beomgyu merasa perutnya jadi lebih aktif dan terus meronta minta diisi. Aneh juga. Kalau dipikir-pikir, biasanya Beomgyu hanya makan satusampai dua kali sehari. Itupun kalau dia ingat, kadang dia hanya makan roti seadanya atau membeli makanan online. Sejak Taehyun bersamanya, Beomgyu jadi mudah lapar dan makan dengan teratur.

Akhirnya, Beomgyu membuka kotak-kotak tersebut, mendapati ada sayur, lauk serta nasi pun sudah matang di penanak. Dia melipat bibirnya dan meraih piring dari kabinet tinggi kemudian meraih sumpit dari wadah di dekatnya dan terduduk.

Taehyun memasak?

Untukku?

Beomgyu terdiam untuk beberapa detik. Ia sadar seharusnya tadi pagi ia tidak perlu pergi dengan misterius begitu, padahal Taehyun mungkin khawatir. Ia juga sadar seharusnya dia tidak seimpulsif itu untuk pergi menemui Eunhwa. Namun apa yang terjadi? Beomgyu tetap mengikuti kata hatinya, dan seperti yang dia duga, hanya ada kekecewaan. Beomgyu merasa matanya memenas namun dia tetap menyuapi dirinya.

ROOM FOR TWO | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang