RFT - 10

2.4K 421 21
                                    

Room For Two | 10

Taehyun membaca pesan itu lagi. Olive Cafe pukul lima sore. Sebenarnya, dia senang dapat bertemu dengan Beomgyu. Bayangkan, sudah berapa lama mereka tidak bertemu? Satu minggu? Sepuluh hari? Taehyun sibuk dengan persiapan untuk masuk SU apalagi dia akan naik kelas 3 dan Sungwoon jelas-jelas belum menunjukkan tanda menyerah dan malah terus memancing amarahnya. Bu Kim, di sisi lain, tanpa lelah terus menyemanganti Beomgyu.

Ayah dan ibu juga berharap agar aku bisa masuk univ yang bagus, seperti Seunhee. Sebenarnya beban itu sudah Taehyun rasakan sejak dia masih di bangku SMP, bagaimana orang tuanya sudah memasang standar "anak-anakku" kepada Seunhee, sang kakak, tapi Taehyun jadi terus berlarut-larut dalam pikirannya serta jadi makin yakin bahwa dia tidak boleh tertinggal. SU sudah paling bagus sekarang dan jelas, itu akan membuat Seunhee mengakui bahwa Taehyun juga pandai dan hebat dalam bidang akademik.

Yah, begitulah.

Taehyun sudah mengenakan celana denim, kaus putih serta jaket abunya. Dia turun di halte terdekat dan mulai mendekati satu bangunan dengan interior minimalis bercat putih gading. Ada perasaan gugup menyergap dadanya, apalagi dia masih belum cerita apapun soal Jinyoung ataupun Eunhwa di hari itu.

Rasanya seperti menumpahkan racun—dia takut Beomgyu akan syok.

"Hyung."

Beomgyu melambai, senyumannya merekah sempurna. "Sini, Tae!" pekiknya. Suasana kafe itu tenang dan damai. Musik klasik bahkan diperdengarkan sedangkan para pelayan menyambut begitu ramah. Taehyun membungkuk canggung kepada mereka dan bergegas menuju meja di mana Beomgyu telah menunggunya. "Kau datang!"

"Tentu saja," jawabnya dan menarik kursi. Taehyun terduduk gugup, menatap lawan bicaranya yang sudah menarik senyum tanpa henti. "Bagaimana kabarmu, Hyung?"

"Aku .. kesepian," katanya. Bibirnya mengerucut dengan ekspresi wajah lesu. "Gara-gara kau tidak ada di sana, aku jadi kembali ke kebiasaan awal; memesan makanan lewat aplikasi. Benar saja, aku sempat terkena sembelit tempo hari karena makan terlalu banyak padahal yang aku makan tidak sehat. Hah, aku kehilanganmu."

Kehilanganmu. Taehyun merasa hatinya tercubit, tapi dia berusaha tetap rileks. Aku juga kehilanganmu, Hyung. Tadinya Taehyun pikir kembali ke rumah akan membuatnya seperti biasa. Normal dan terkendali. Tetapi, Taehyun sering terbangun malam hari sambil membawa selimut lalu pergi ke ruang tengah. Ternyata, tidak ada siapa-siapa di sana. Lima menit setelahnya, Taehyun baru sadar bahwa dia di rumah! Yah, kebiasaannya sudah begitu mengakar di benaknya, bagaimana dia terbiasa bangun tengah malam membawakan selimut dan menyelimuti Beomgyu yang biasa tertidur di ruang tengah setelah beres dengan tugas ataupun gitarnya.

"Hm, jadi bagaimana kabarmu? Bagaimana sekolahmu?"

Keduanya menerima buku menu. Taehyun mulai memperhatikan barisan menu dengan gambar-gambar makanan menggiurkan, sedangkan Beomgyu tetap terfokus kepadanya. "Baik, Hyung. Seperti biasa saja, meski aku jadi lebih sibuk. Aku akan naik kelas dan ada banyak yang harus diurus."

"Jadi kau sudah menentukan akan kuliah di mana? Jurusan apa?"

"Belum sih. Tapi aku mau ke SU."

"Wah, aku doakan yang terbaik untukmu," sahutnya. Beomgyu mulai menunduk untuk melihat-lihat. "Sepertinya lezat. Pilih apapun yang kau mau, Tae. Hari ini, aku yang traktir." Beomgyu mengerling singkat dan senyumannya muncul lagi.

Tidak bagus untuk jantungku. Taehyun mengangguk, mengalihkan perhatiannya dengan susah payah dari bibir tipis ataupun tatapan mata yang hangat tersebut.

ROOM FOR TWO | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang