Chapter 10

812 92 14
                                    

"Kau lihat jun? Kau bisa belajar dari ini! Jangan asal membatalkan janji dengan klien. Aku tak pernah melarangmu untuk bertemu dengan mashiho tapi bisakah kau berfikir sedikit saja tentang perusahaan?? Setelah ini apa yang akan kau lakukan hah?!" Semprot hyunsuk, emosinya meluap. Ia tak habis pikir dengan semua kelakuan junkyu yang kekanakan.

Ya sepuluh menit lalu dirinya dan junkyu baru saja rapat di perusahaan cabang di jepang. Proyek yang dijalankannya dari sebulan lalu gagal total karena ada dua klien yang membatalkan kerja sama begitu saja.

Itu artinya semua kerja keras yang hyunsuk lakukan sia-sia dan itu semua karena ulah junkyu! Ia tentu marah. Junkyu melakukan semua hal dengan seenaknya dan tidak memikirkan orang lain atau bahkan pekerjaan sekalipun.

Menghela nafas kasar sambil menyibak surainya ke belakang "oke sekarang terserahmu, aku tak akan ikut campur dan aku tak akan melarangmu lagi! Lakukan sesukamu!" Finalnya lalu langsung keluar meninggalkan junkyu. Sungguh emosinya sedang berada dipuncak dan ia tak mau tambah emosi jika terus berada di sana.

Ia rasa junkyu butuh merenungkan diri, merenungkan kesalahannya yang sangat fatal tentunya. Hyunsuk bukanlah orang penuntut sebenarnya, ia melakukannya semua karena ia sangat perduli dengan junkyu. Ia ingin junkyu menjadi orang yang dewasa. Maksutnya ia bisa membedakan mana waktunya bekerja dan mana waktunya untuk bersantai.

Helaan nafas kasar terdengar dari junkyu, mengusak surainya pelan. Ia merasa bahwa dirinya tidak sepenuhnya bersalah. Bisa saja dua kliennya memang membatalkan kerjasama karena alasan lain atau memang karena sudah menemukan perusahaan lain. Iyakan?

"Kenapa begitu serius sekali" celetuknya.

Mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya lalu membuka aplikasi galeri. Bibirnya terangkat kala foto mashiho terpampang di layar ponselnya. Ya foto yang ia ambil diam-diam tentu saja.

"Aku merindukanmu" lirihnya lalu mengusap foto mashiho pelan.

***

"Hyunsuk hyungg!!!" Panggil seseorang sambil melambaikan tangannya kala hyunsuk baru saja memasuki cafe.

Buru-buru mendekati orang tersebut lalu duduk di kursi tepat di depannya "ada apa hyungg? Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya orang itu penasaran.

Menghela nafas kasar sebelum berucap "hah.. aku sudah seperti orang gila" jawabnya lalu memijit pelipisnya "maafkan aku menghubungimu tiba-tiba yoshi-ya" lanjutnya merasa bersalah.

"Tak apa hyung, kebetulan aku baru saja selesai meeting. Tapi ada apa hyung? Kau bilang ada sesuatu yang penting?"

"Begini, aku ingin meminta bantuanmu." Tutur hyunsuk, sebenarnya ia tak enak hati tapi bagaimana lagi? Hanya yoshi harapan satu-satunya. Ia memang tadi berucap tak akan mencampuri urusan junkyu lagi, tapi nyatanya ia tak bisa. Rasa perdulinya kepada junkyu begitu besar.

"Ya? Katakan saja hyung, jika aku bisa aku akan membantumu" tukas yoshi.

"Kau tau bukan cabang perusahaan junkyu sedang menjalankan proyek? Dan satu jam yang lalu dua klien yang menjalankan proyek itu membatalkan kerja sama begitu saja. Dan tentu proyek akan gagal jika tak ada pengganti, kau tau bukan?" Jelas hyunsuk dengan serius.

Yoshi mengangguk mengerti "ya hyung, lalu kau ingin aku mencarikan penggantinya?" Tebak yoshi.

Hyunsuk mengangguk cepat "lebih tepatnya, apa kau mempunyai kenalan yang bisa membantu? Sia sia aku bekerja keras untuk proyek itu jika proyeknya gagal."

DREAM CACTHER [MASHIKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang