Chapter 2

1.1K 157 19
                                    

Junkyu merapalkan kata maaf berkali kali kepada laki laki yang beberapa menit lalu ia pegang pipinya. Bukan tanpa sebab ia melakukan itu. Laki laki itu , yang ia tau bernama mashiho sungguh sangat mirip dengan kekasihnya, bedanya hanya jenis kelamin mereka dan senyumnya ketika menampilkan gigi, mashiho memiliki gigi kelinci sedangkan hyeorin tidak, tapi jika hanya tersenyum tanpa menampilkan gigi sangat mirip. Ya hanya itu. Mungkin jika laki laki yang kini duduk didepannya bersurai panjang pasti akan sangat mirip dengan hyeorin, kekasihnya. Junkyu sampai tak bisa mengalihkan pandangannya barang sedetikpun dari wajah mashiho.

"Tak apa, santai saja" mashiho berucap sambil menampilkan senyum tipisnya, junkyu sudah menjelaskan semuanya. Ya tentang kekasihnya yang meninggal setahun yang lalu ia juga tau. Kan sudah dibilang kalau senyumnya persis hyeorin.

Junkyu tersenyum kikuk "maaf sekali lagi, aku sangat tak sopan padamu" ucapnya.

"Kubilang tak apa, aku juga turut berduka cita atas perginya kekasihmu."

"Aigoo, kenapa kalian terlihat serasi sekali. Bibi jadi gemas melihat kalian" celetuk bibi han sambil membawakan dua gelas berisi es sirup, ya saat ini mereka berdua duduk di rumah bibi han setelah kesalah pahaman tadi. Mereka berdua hanya tersenyum kikuk.

Meletakkan gelas di depan masing masing "mengobrolah lebih lama disini, tidak apa apa. Bibi mau membereskan barang dulu. Jika ada sesuatu katakan saja, jangan sungkan" tutur bibi han yang langsung diangguki mashiho.

Mereka saling terdiam, tak ada yang membuka percakapan lebih dulu, entah gengsi atau larut dalam pikiran masing masing. Hingga tiba tiba dering telephon berbunyi.

Mashiho segera menyambar ponselnya di saku "Ayah? Ada apa?" Tanya mashiho setelah menggeser tombol hijau, ya itu telephon dari ayahnya.

"Kau dimana? Ayah akan segera berangkat ke jepang. Kau tidak ingin mengantar ayah kesayanganmu ini?"

Mashiho menepuk jidadnya, bisa bisa ia lupa akan ayahnya. Melirik jam di tangan kanannya menunjukkan pukul tiga sore itu artinya masih ada dua jam lebih lima belas menit ayahnya berangkat. "Aku akan segera pulang. Jangan berangkat ke bandara dulu sebelum aku sampai rumah" pinta mashiho lalu segera mengakhiri telephonnya.

Berdehem ringan "maaf, aku harus pergi." Mashiho menceletuk sambil menyampirkan tasnya di bahu.

"Ah, iya." Ucap junkyu lalu ikut berdiri.

"Bibi han aku pamit ya, besok kalau aku tidak ada acara aku akan kesini lagi mengambil gratisan hehehe" teriak mashiho lalu segera berlari kearah mobilnya yang terparkir tepat di depan toko. Junkyu hanya memandang setiap pergerakan mashiho.

Menstater mobilnya lalu mengeram kesal kala mobilnya tak kunjung menyala, apa yang salah? Mobilnya baru, ya baru dibelikan ayahnya tiga bulan lalu masa iya mogok? Tidak mungkin bukan? Mobilnya bahkan keluaran terbaru.

Menepuk jidadnya kala matanya menelisik ke bagian depan, bensinnya berada di E, bensinnya habis. Bodoh sekali dirinya tidak mengisi dulu sebelum pergi kesini. Mana pom sangat jauh dari toko bibi han. Lalu ia harus apa?

Melihat mashiho yang tak kunjung menjalankan mobilnya membuat junkyu terpanggil untuk mendekat "Ada apa?" Tanya junkyu.

Sedikit terlonjak karena kaget "ah, bensin ku habis. Padahal aku harus buru buru pulang."

"Mau kuantar?" Tawar junkyu, ia tidak mungkin membiarkan mashiho dalam kesusahan. Ya walaupun ia baru mengenalnya beberapa jam yang lalu tapi melihat wajah mashiho yang sangat mirip hyeorin membuatnya tak bisa membiarkan itu.

"Apa kau tak keberatan? Rumahku di seoul. Sangat jauh dari sini" tukasnya sambil menatap junkyu.

"Seoul? Aku juga berasal dari sana, jadi sekalian saja. Tak apa."

DREAM CACTHER [MASHIKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang