"Hyung kau tak mengerti, dan berhenti menceramahiku" junkyu, laki laki berusia dua puluh tiga tahun itu berucap dengan nada kesal. Menatap laki laki yang lebih tua darinya dua tahun itu lalu kembali memasangkan beberapa dream catcher di jendela kamarnya.
Hyunsuk hanya mendecih mendengar penuturan junkyu "apa yang aku tak mengerti? Kau sudah kelewat parno jun. Berhenti berfikir tentang masa lalumu dan kau tak akan mendapat mimpi buruk lagi" tegasnya. Capek juga lama lama melihat sepupunya itu selalu membeli dream catcher dengan dalih agar ia tidak mimpi buruk saat tidur. Omong kosong macam apa itu? Kenapa bisa mempercayai benda yang bahkan menurut hyunsuk hanyalah sebuah pajangan tak ada fungsi lebih.
"Kau tak mengalaminya hyung, yang mengalaminya itu aku! Jadi kau tidak usah mengurusiku" celetuknya setelah menyantelkan beberapa dream catcher di beberapa sudut kamarnya.
Jika kalian melihat kamar junkyu pasti akan menganga, bagaimana tidak? Seluruh ruangannya penuh dengan dream catcher, mulai dari ukuran yang paling kecil hingga ukuran yang paling besar yang sengaja diletakkan diatas tempat tidurnya. Gila memang! Tapi itulah cara junkyu menangkal mimpi buruk yang terua terusan mengganggunya satu tahun belakangan ini.
Walau begitu, mimpi buruknya terus berdatangan. Maka dari itu hampir setiap hari junkyu membeli dream catcher lalu dipasang di kamarnya.
"Kau berlebihan junkyu, astaga. Carilah penggantinya, dan hapus semua perasaan bersalahmu. Kematian itu sudah takdir dan itu sudah diatur oleh tuhan, jadi itu semua bukan salahmu" hyunsuk menghentikan pergerakan junkyu yang sibuk mengeluarkan dream catcher berukuran kecil dari bungkus plastiknya.
"Berkata memang gampang kan? Tapi coba hyung berada di posisiku? Bagaimana rasanya? Bagaimana bisa aku menerima takdir yang tak begitu adil padaku? Aku mencintainya hyung! Kenapa tuhan mengambilnya? Padahal aku sudah berdoa agar aku selalu bersamanya hingga nanti" suaranya meninggi, ia tak bisa menahan emosi. Hyunsuk tak tau apa yang ia rasa. Kesepian, ketakutan, dan rasa bersalah yang teramat besar dalam dirinya. Ya, hyunsuk tak tau semua yang ia rasa!
Hyunsuk menghela nafas kasar, berkali kali ia menjelaskan bahwa kematian hyeorin -kekasih junkyu- bukanlah kesalahan junkyu. Hari dimana hyeorin menghembuskan nafas terakhir setelah tubuhnya tertabrak truk besar adalah takdir. Terjadi begitu saja saat hyeorin baru saja pulang dari kantor dan hendak menyabrang dengan junkyu yang menunggunya di seberang jalan, senyumnya merekah ketika melihat keberadaan junkyu yang juga sedang tersenyum ke arahnya.
Hingga sebuah truk besar tiba tiba menerobos jalan dan menabrak hyeorin yang baru beberapa langkah menginjak jalan raya itu. Menghantam begitu keras hingga hyeorin terpental dan menghantam aspal jalan dengan darah segar yang terus keluar dari kepalanya.
Senyum yang merekah itu kemudian menghilang berganti dengan mata melebar tak percaya, junkyu segera berlari menghampiri hyeorin. Matanya langsung meneteskan air mata ketika hyeorin sempat membuka matanya dan tersenyum ke arahnya hingga di detik berikutnya mata indah dan cantik itu tertutup kembali dan tak pernah terbuka untuk selamanya.
Berteriak sekeras mungkin, mengguncang tubuh hyeorin berulang kali sambil memanggil nama hyeorin begitu keras, namun tak ada jawaban. Hanya ada sahut sahutan orang yang melihat kejadian naas itu. Memeluknya dengan erat, tak perduli kemeja putih yang baru saja dibelinya beberapa hari lalu terkena darah, tubuhnya lemas kala ia mencari nadi di tangan hyeorin tapi tak kunjung ia temukan. Air matanya terus mengalir begitu saja, hingga ambulan datang dan membawa tubuh hyeorin.
Kesedihannya bertambah kala hal yang tak ia inginkan benar benar terjadi. Hyeorin benar benar meninggalkannya, meninggalkan dirinya untuk selamanya. Ingin marah lantaran mereka berjanji untuk saling mendampingi dan tak meninggalkan. Menyalahkan dirinya atas kematian sang kekasih. Karena dirinya hyeorin tertabrak, karena dirinta hyeorin pergi, semua karena dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM CACTHER [MASHIKYU]
FanfictionBisakah kau mencintaiku karena diriku, bukan orang lain? -mashiho Kehilanganmu memang berat, tapi aku menemukanmu lagi, hyeorin-ah -junkyu.