Chapter 5

859 125 29
                                    

Sebelum baca aku mau minta pendapat kalian dlu nih 😂😂

Sebenernya kalian suka cerita Mashikyu masih pelajar apa udah dewasa kaya yang sering akh buat?

Dah itu aja wkwkwk

Happy reading yorobundeull 😚

****

Jihoon yang baru saja keluar dari lift dengan membawa beberapa lembar kertas di tangannya itu diam mematung kala melihat seorang laki laki yang sedang berbincang dengan penjaga resepsionis. Matanya mengerjap tak percaya akan apa yang dilihatnya, mendekat sambil menatap lamat lamat orang itu. Iya tidak halusinasi kan? Atau ia tidak salah lihat kan?

Sungguh laki laki yang saat ini berdiri di depan resepsionis sangat amat mirip dengan hyeorin, kekasih junkyu yang sudah meninggal satu tahun silam. Hanya bedanya dia laki laki dan hyeorin perempuan. Ya hanya itu.

Berjalan cepat menuju resepsionis, ia sangat kepo. Ingin membuktikan bahwa penglihatannya tidak salah "Hyeorin?" Pekik jihoon ragu ragu sambil menepuk pelan bahu laki laki itu pelan, entahlah kenapa mulutnya memanggil laki laki itu dengan nama hyeorin.

Matanya terus menatap lekat wajah laki laki itu. Walau ia tau bahwa tak mungkin itu hyeorin karena hyeorin sudah tidak ada dan tak mungkin hidup kembali. Ia juga melihat prosesi pemakaman hyeorin. Jadi tak mungkin kalau itu hyeorin.

Laki laki itu menoleh lalu mengerutkan dahinya. Hyeorin? Seperti pernah mendengar namanya tapi siapa laki laki itu lupa. "Ah, maaf. Mungkin anda salah orang. Nama saya mashiho."

Jihoon tersenyum kikuk, sungguh tidak menyangka ada orang yang semirip ini. Padahal bukan anak kembar kan? "Ah maaf, ku kira kau temanku."

"Tidak apa apa" jawabnya sopan.

"Ah, tuan mashiho mari ikut saya. Saya antarkan ke ruangan presdir" panggil sang resepsionis lalu dibalas anggukan mashiho dan mengikutinya.

Tunggu, apa katanya? Ruangan presdir? Itu artinya ruangan junkyu? Wahhh gilaa!! Bagaimana reaksi junkyu melihatnya? "Hei yeonha. Anak itu mau ketemu presdir kim?" Tanya jihoon dengan suara yang agak keras karena jarak mereka sudah lumayan jauh.

"Ah, iya tuan. Tuan mashiho sudah membuat janji dengan presdir kim kemarin" jelasnya.

"Biar aku saja yang mengantarnya, kau tetap jaga di sini" saran jihoon lalu segera menyusul dan menuntun mashiho untuk mengikutinya.

Sepanjang jalan jihoon tidak melepas pandangannya pada laki laki yang diketahui bernama mashiho itu. Hingga kemudian mashiho menoleh ke arahnya "maaf, apa ada yang salah dengan penampilan saya?" Tanyanya sopan.

Jihoon menggeleng "tidak, tidak ada." Timpalnya cepat.

Hingga langkahnya terhenti tepat di depan ruangan junkyu "jika kau melihat sifat presdir aneh padamu jangan heran ya, kau sangat mirip sekali dengan mantan kekasihnya" bisik jihoon sebelum meninggalkan mashiho disana.

Mashiho mengerutkan keningnya, binggung. "Ya?"

"Ah, tidak. Semoga lancar." Ucap jihoon mengalihkan pembicaraan lalu berbalik dan berjalan meninggalkan mashiho.

"Terimakasih tuan" ucap mashiho sopan sambil membungkuk lalu dengan ragu tangannya meraih knop pintu. Menghela nafas agar menetralisir jantungnya yang entah kenapa berdegup sangat kencang. "Kau pasti bisa cio-ya" monolognya.

Hal pertama yang dilihatnya kala masuk ke ruangan yaitu kursi kosong dengan beberapa tumbukan berkas berkas diatas meja. Matanya menelisik sudut ruangan, perasaannya tiba tiba tak enak, entah suasananya yang terlalu sunyi atau mungkin mencekam mashiho tak tau. Yang jelas kini ia merasa degup jantungnya semakin cepat, ia berfikir bahwa presdir yang akan ia temui memiliki sifat yang tak bersahabat. Dilihat dari dekorasi ruangannya sungguh sangat aneh. Semuanya serba hitam, mulai dari sofa warna hitam, tirai hitam, bahkan lemari ataupun hiasan disanapun hitam.

DREAM CACTHER [MASHIKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang