"Hey, mau kesambet?" Jihoon laki laki itu tiba tiba menepuk pelan pundak junkyu yang masih duduk di cafe perusahaan. Menyambar sanwich di piring dengan seenaknya tanpa melihat status jika junkyu adalah seorang CEO. Ya itu kalau di perusahaan, tetapi beda hal lagi jika sudah diluar, maka jihoon adalah sahabat karib junkyu.
Junkyu hanya menatap jihoon datar, kebiasaan memang. Tapi junkyu tak protes atau marah, terlampau tau bagaimana sifat jihoon. Tapi kalau di depan banyak karyawan mana berani jihoon berperilaku seenaknya sendiri? "Hobimu sekarang mengagetiku ya?" Junkyu berucap santai.
Jihoon tertawa "ya, mungkin" cengirnya menunjukkan deretan gigi nya yang terpagar dengan behel.
Junkyu mendecih, jika jihoon menunjukkan deretan giginya dengan rapih itu artinya ia baru saja mengganti karet behelnya. "Kali ini apa lagi? Toska?" Tanya junkyu.
Jihoon mengangguk "baguskan?" Tanyanya antusias. Berharap junkyu memujinya.
Junkyu menggelengkan kepala "kapan kau akan melepas behelmu? Lagi pula gigimu itu sudah rapih kenapa kau pagar pagar? Biar tidak hilang?" Celoteh junkyu heran.
"Hei!! Kau tidak tau? Ini fashion, fashionn. Ahh, aku baru tau seorang kim junkyu sangatlah tidak update. Tidak heran sih, dilihat dari kemejamu, jas mu bahkan sepatumu, itu sudah menandakan bahwa kau tidak trendi" celoteh jihoon sambil menelisik penampilan junkyu dari atas hingga bawah.
Ya, setiap hari junkyu hanya menggenakan kemeja putih atau biru muda dengan jas hitam, sepatu hitam, sepatu yang tidak bergaya. Walau jihoon tau itu harganya sangat mahal dan junkyu memiliki banyak sepatu dan pakaian tapi tetap saja terlihat seperti tidak ganti pakaian dan sepatu. "Apa kau buta warna jun?" Guraunya sambil menggelengkan kepala.
"Heiii! Ini keren tau." Belanya.
"Ya itu bagimu, memangnya bagi para karyawanmu keren? Yang ada para karyawanmu itu takut tahu. Sudah berpakaian serba hitam, tidak pernah menyapa, ah tidak jangankan menyapa tersenyum pun tidak, benar?" Tukas jihoon menelisik perilaku junkyu akhir akhir ini.
"Memangnya kenapa?" Tanyanya.
"Astaga jun, berhenti mengenang masa lalu! Hyeorin juga akan sedih melihatmu seperti ini." Oceh jihoon, lama lama ia gedek juga. "Yang dulunya bahkan kau sangat trendi dan sekarang?Mulailah membuka hati, pikiran, tapi jangan membuka baju atau lebih parahnya lagi celana"
Junkyu menunjukkan wajah datarnya, "Berkata memang gampang bukan? Kau tidak mengerti."
"Mencoba tidak ada salahnya kan? Apa kau mau tidak menikah sampai tua?" Celetuknya, ya kalau junkyu orang gila sih jihoon tak akan menasehati tapi ini sahabat karibnya, tentu ia prihatin dengan perubahan sikap maupun kepribadian sahabatnya itu.
Tak menjawab, junkyu malah menyeruput es americanonya lalu berdiri "aku belum membayarnya, bayarkan untukku" ucap junkyu sebelum benar benar pergi dari sana.
"Hei! Kim junkyu! Bayar dulu!!! Aishhh" teriak jihoon, tau begini ia tak akan menghampiri junkyu dan memilih menyelesaikan pekerjaannya. Heran, duitnya banyak tapi selalu suka minta dibayari. Apa sebenarnya junkyu itu kere? Hah sudahlah, mungkin memang nasibnya begini, digaji junkyu untuk membayari junkyu. Aneh tapi itu memang nyata. "Dasar junkyu sialan" umpatnya kesal sambil menyodorkan beberapa lembar uang kertas ke kasir.
***
Mashiho tampak mondar mandir dengan jari yang ia ketukkan di dagu, itu adalah pose ketika ia berfikir. Sedangkan mulutnya terus bergumamam pengusaha sukses? Siapa ya?."Ah, ini membuatku gila!! Bagaimana bisa paman hwang membatalkannya? Apa dia tidak tau betapa susahnya mencari penggantinya?" Jaehyuk, laki laki yang tergolong tampan menurut mashiho menceletuk setelah sekian lama berfikir keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM CACTHER [MASHIKYU]
FanfictionBisakah kau mencintaiku karena diriku, bukan orang lain? -mashiho Kehilanganmu memang berat, tapi aku menemukanmu lagi, hyeorin-ah -junkyu.