BAB 4; Meyakinkan Hati

38 10 3
                                    

"Tumben pulang sama doi."

Gemilang yang sedang duduk santai menonton kartun di TV pun bersuara setelah mengintip adiknya dari balik jendela.

Sebenarnya tadi dia sedang menonton anime di ruang tamu. Tapi berhubung telinganya mendengar suara kenalpot motor berhenti di depan rumah, Gemilang memilih untuk mengintipnya dari celah gorden. Awalnya ia pikir itu adalah suara motor Bara, ternyata pacar Adiknya.

"Kenapa emang kalau gue pulang sama Jenggala?" tanya Gemintang sewot.

Gemilang botak itu, mengangkat bahunya acuh. "Kagak. Cuma tadi pagi ada yang bilang mau pulang sama Bara, eh taunya malah sama buaya," ejek Gemilang.

Gemintang hendak menaiki anak tangga seketika menoleh ke arah Abangnya.

"Lo tuh kenapa sih jadi orang julit banget? Lo iri karena nggak punya pacar? Atau iri karena nggak bisa nganter pulang anak orang?" Gemilang mendelik mendengarnya.

"Nggak ada ceritanya Gemilang Radja Nathera iri sama cicunguk kaya lo." Dengan bangganya Gemilang menepuk dadanya sendiri. Dari awal Gemilang memang tidak menyukai Jenggala. Entahalah, ia seperti tidak melihat tanda-tanda bahwa Jenggala tidak bisa menjaga Adiknya.

"Lah tai! Kemaren siapa yang ngemis-ngemis minta dibeliin parfum yang sama kaya punya gue? Siapa hah? Suruh sini coba gue mau denger bacotannya."

"Jadi lo nggak iklas beliin gue parfum kemarin?"

"Ya enggak lah. Apapun yang berhubungan sama lo gue nggak pernah iklas."

Baru minggu kemarin saat Gemintang pulang dari Mall untuk jalan-jalan, tiba-tiba Gemilang menghadangnya di depan pintu rumah. Sambil menggigit apel merah di tangannya, Abangnya itu bertanya pasal parfum yang ia pakai. Setelah Gemintang beritahu merk parfumnya, sialnya Gemilang malah menyuruhnya untuk membelikannya. Demi kerang ajaib di bikini bottom Gemintang sungguh tidak iklas, karena brengseknya tuh orang tidak memberinya uang.

"Oh yaudah," sahut Gemilang santay. Seolah tidak masalah dengan ucapan Adiknya.

"Lo nggak ada niatan buat ngembaliin parfum yang udah gue beli buat lo kemarin?" tanya Gemintang.

"Gak. Ngapain gue juga balikin orang udah jadi milik gue."

"Tapikan gue nggak iklas!"

"Ya itu urusan lo. Yang nggak iklas elo, kenapa gue harus repot?" Gemilang malah mengedipkan sebelah matanya yang membuat Gemintang makin kesal.

"Lang," panggilnya.

"Ape?"

"Liat gue." Gemilang menoleh ke arah Gemintang yang berdiri didepan tangga sambil mengacungkan jari tengahnya.

"Lo tau ini apaan?"

"Fuck?"

"Yes, it's you."

"Matamu!"

Tanpa menanggapi ucapan Gemilang lagi, ia langsung melanjutkan langkahnya menuju kemar. Lebih baik ia tidak berbicara dengan Gemilang dari pada harus menjadi tua sebelum waktunya. Karena setiap berdebat dengan cowok itu, Gemintang selalu emosi.

Gadis itu merebahkan tubuhnya dikasur setelah melempar tas dan mengunci pintu kamarnya. Jaga-jaga kalau Gemilang kesurupan lalu masuk ke kemarnya ngajak main karate, kan berabe.

"Kok gue jadi kepikiran Jenggala ya," ujar Gemintang.

Bayang-bayang Jenggala secara mendadak melintas di kepalanya. Ia kepikiran dengan Jenggala yang sedang bersama Amara. Sedang apa mereka sekarang? Apa mereka sedang tertawa seperti tadi saat Jenggala mengacak rambut Amara?

TEAMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang