Xania's 24

689 60 0
                                    

Xania bingung dengan keberadaan seorang perempuan muda, tetapi tidak bisa dikategorikan muda juga karna jika dilihat dari wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xania bingung dengan keberadaan seorang perempuan muda, tetapi tidak bisa dikategorikan muda juga karna jika dilihat dari wajahnya. Perempuan itu lebih tua darinya. Tapi jika dikatakan tua, dia tidak setua itu.

"Dia siapa yang mulia?" tanya perempuan itu sambil menatap Xania remeh.

"Perkenalkan aku Xania, nyonya disini!" potong Xania sebelum Arthur sempat menjawab.

"Bisa dikatakan juga tuan rumah!" ungkap Xania lagi membuat perempuan itu menatapnya tajam.

Arthur menahan senyumnya melihat ekspresi kesal milik iattinya, ini pertama kali Xania berlaku posesif kepadanya.

"Dia siapa Thur?" tanya perempuan itu seolah tidak mempercayai perkataan Xania.

"Dia bukan istrimu kan?" imbuhnya lagi dengan suara yang menyiratkan bahwa seberapa tidak pantasnya Xania bersanding dengan Arthur.

"Perkenalkan dia istriku namanya Xania, dan sayang perkenalkan juga ini teman masa kecil suamimu namanya Clara." Ucap Arthur sambil terus memberikan kecupan-kecupan dikening istrinya.

Dapat Xania rasakan aura membunuh yang Clara keluarkan untuknya. Dalam sekali lihay saja, Xania sudab tau jika perempuan ular itu memiliki perasaan lebih kepada suaminya.

"Ku harap kalian dapat akur, kalian adalah dua wanita yang harus ku jaga!" imbuh Arthur yang membuat Clara tersenyum mendegarnya.

Tanpa tau mali Clara mengeluarkan pertanyaan yang Xania saja tidak pernah terfikirkan "Jika harus memilih salah satu yang harus kau lindungin diantara kami berdua, siapa yang akan kau pilih?" tanya Clara sambil menatap Xani remeh.

Clara belum tau saja seberapa bucinnga Arthur kepada Xania, bahkan Xania saja sampai mual terkadang dengan kebucinan Arthur.

"Tentu saja aku akan memilih wanitaku..." ucap Arthur sambil memandang Clara.

Xania merasa deg-degan dan kesal sendiri apalagi ditbah dengan lirikan meremehkan milik Clara untuknya.

"Xania.." sambung Arthur yang membuat Xania urung mecubit kulit perut Arthur.

Xania menatap Clara dengan pandang menvemooh, seolah-olah dengan matanya ia mengatakan bahwa Clara tidak ada efek apa-apa pada Arthur, tidak seperti dirinya.

"Karna kau pasti juga memiliki seseorang yang akan mempertaruhkan nyawanya untukmu." perjelas Arthur karna melihat raut kecewa Clara.

"Tapi Xania hanya memiliku, orang yang bisa ia percaya untuk melindunginya."

Clara menatap Arthur dalam "Tapi aku ingin orang itu kau Arthur." ujar Clara tanpa tau malu.

Xania merasa mual sendiri melihat betapa jalangnya sifat teman masa kecil Arthur, daripada ia mencari perkara dengan tamunya Arrhur. Lebih baik ia buru-buru pergi dari meja makan laknat ini.

Xania Blues [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang