New Avatar

10 1 0
                                    

Farrel POV,

Setelah pertarungan itu aku membawa Linden ke rumah ku dia sangat lelah menggunakan kekuatan keempat elemennya sekaligus. Saat Linden beristirahat aku menelpon orang tua Linden sama aku juga menghubungi dad, Papa, dan kak Rafael. Mereka semua pun akhirnya datang. Aku rasa tante Ardista sudah tau akan anaknya yang merupakan seorang Avatar penerus.

"Gimana rel apa Linden baik-baik aja ?." Tanya Dad dan yang lainnya.

"Gapapa dad, Linden hanya capek dia mengeluarkan Avatar state nya dan menyerang sekaligus dengan keeempat elemennya." Aku menjawab jujur.

"Rel dia beneran avatar ? Waw." Kak Rafael kini juga kagum dan bertanya.

"Jadi mayat 3 mahasiswa diatas itu astaga nak." Papa dan Dad mengerutkan dahi mereka.

Semuanya juga ikut menatap aku sekarang bahkan kak Rafael, Kelvin, dan Alan juga menatap aku. "Hey itu self defense dad, pah mereka yang menyerang kita dan menghina kita duluan." Papa dan dad mulai menenangkan aku sekarang. "Iya kita ngerti kok Farrel sayang, lain kali tolong kontrol emosi kamu yaa sayang." Papa memeluk aku. Jujur aku mengakui memang emosi aku belum stabil. Kak Rafael yang ingin mengatakan sesuatu sepertinya menahannya. Entah apa yang dia ingin bicarakan padaku. "Kak Rafa ada yang mau kakak omongin ke aku ?." Aku bertanya ke kak Rafael. Dia kini hanya tersenyum menahan rasa sakit aku juga bisa merasakannya karena kami berdua kembar. "Uhh umm ada sebenarnya tapi aku tunggu saat yang tepat aja dek." Sudah kuduga pasti ada hal yang penting yang ingin dibicarakan olehnya.

Papa, dad, om Rafi, dan Tante Dista pindah diskusi ke ruang Parlor suite keluarga dan melanjutkan pembicaraan mereka disana. Tak lama aku melihat Josh datang ke kamar ku dengan pakaiannya yang lusuh dan sangat berantakan sekali sepertinya dia saat makan ada problem. "Josh kok ? Kamu kenapa beb ?." Aku bertanya ke Josh. "Apa yang sedang dia lakukan disini ?." Kelvin angkat bicara. "Aku pinjem kamar mandi kamu sama baju kamu yaa rel." Jawab Josh singkat. "Iya boleh langsung aja sana Josh." Josh pun langsung lari menuju ke kamar mandi.

Saat Josh berjalan menuju kamar mandi kak Rafael, Alan, dan Kelvin melihat Josh dengan tatapan tajam dan sinis. Apa ini yang ingin dibicarakan oleh Kak Rafael. Pasti ada hal yang terjadi saat makan siang tadi selain geng Tiara yang aku bunuh. "Kak apa yang terjadi dengan Josh, bicara kak aku berhak tau apa yang terjadi ? Ini perihal Josh kan yang kakak tahan tadi ?." Aku to the point ke kak Rafael sambil berbisik ke arahnya. "Nanti pas Josh udah pulang aku kasih tau ke kamu dek aku harap kamu bisa mengenal orang lebih baik lagi." Jawab Kak Rafael dengan ambigu. Kak Rafael dan yang lainnya pun pergi menuju ke kamar Alan dan Kelvin.

Semua pergi meninggalkan aku dengan Linden dan Josh yang sedang mandi di kamar mandi kamarku. Aku memang merasa ada yang aneh dengan Josh dia terlihat murung dan tidak memanggil panggilan sayang kepadaku seperti biasanya yang dia selalu ceria. Linden masih tertidur pulas juga belum bangun. Akhirnya Josh pun selesai mandi dan menghampiri aku.

"Lohh Linden ngapain dia tidur di kamar kamu rel ? Jadi gini ya kamu udah tidur bareng dia." Judge Josh padaku.

Aku pun kaget dan terheran dengannya yang aneh bisa-bisanya Josh menilai aku hanya dari satu sisi. "Maksud kamu apa Josh, Linden lagi sakit asal kamu tau yaa dia pingsan dan aku chat kamu juga kamu gak responsif kemana kamu tadi ?." Aku membalikan pertanyaan ke Josh dia hanya membuang pandangan dari ku seperti ada hal yang dia sembunyikan padaku. "Aku udahlah aku gak mau bahas ini." Josh malah kesal sendiri. "Yaudah kalau gitu kamu bisa pulang, aku juga gak mau emosi gara-gara hal ini aku butuh ketenangan Josh." Aku pun lari dan pergi ke arah tower untuk menyendiri. Aku melihat Josh pun mengalah dan pulang ke rumahnya.

Aku pun mulai turun kembali dan menuju ke kamar ku. Disana ada orang tua Linden. Linden juga sudah bangun namun masih terlihat lelah. "Rel om sama tante titip Linden yaa biar dia nginep dulu disini, oh iya Om minta kamu, Rafael, Alan dan Kelvin mengajarkan pengendalian elemen agar Linden bisa menstabilkan kekuatannya karena om tau kalian semua sudah master tingkat tinggi dalam pengendalian elemen." Om Rafi meminta aku dan yang lain untuk mengajari Linden. Aku hanya mengangguk dan setuju. "Oke baik om kita akan melatih Linden semaksimal mungkin." Jawabku dengan positif. Kedua orang tua Linden pun pamit pulang ke rumah mereka.

Elementalists Love - Season 2 "Elementalists Universe"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang