Chapter 24

436 53 7
                                    

Don't forget to voment:)


Enjoy it

Sumpah demi apapun. Jihra sangat malas untuk mencecahkan kakinya keluar dari rumah barang sedetik saja. Oh tidak lebih tepatnya dia sedang tak ingin berjumpa dengan siapapun. Terlepas dari berita Park Jimin yang terkesan mengkhianatinya. Memang terdengar tak tahu diri karena pasalnya mau bagaimana pun mereka memang sudah tak memiliki hubungan apapun dan wajar saja jika Jimin akan bersama yang lain. Tapi apakah Jimin memang sedikitpun tak mengingat ucapannya kemarin? dan ditambah S. Coups dengan pengakuan cintanya.

Arrgh!

Kepalanya seperti mau pecah. Bagaimana bisa S. Coups menyimpan perasaan semacam itu, maksudnya di saat mereka sudah berteman dengan begitu baik. Haruskah ia menekankan itu. Teman yang baik. Hanya itu.  Jadi bagaimana mungkin ia bisa menerimanya? Terlebih hatinya sudah mati. Namun jika di tolak Jihra ragu hubungan mereka akan tetap baik baik saja. Karena itu ia memilih untuk menghindar secara halus.
Namun sepertinya keinginannya untuk tak pergi kemanapun harus ia buang jauh jauh. Karena nyatanya ia sekarang sudah berada disini.

Di sebelah si berengsek ini. Ah tidak. Banyak penggemarnya disini. Maka dari itu mari ganti panggilannya. Park Jimin maksudnya. Ia di sadarkan dengan kenyataan bahwasannya hari ini adalah jadwal rekaman mereka. Jimin tampak begitu santai dan juga tenang. Seolah ia memang tak melakukan kesalahan apapun. Seharusnya memang begitu bukan? Tak ada kendala di setiap alunan lagu yang ia nyanyikan di saat bagian rekamannya barusan. Semuanya lancar bahkan dia sudah menyelesaikan rekamannya setelah mendapatkan sorak kepuasan dari produser yang sedang memantau. berbanding terbalik dengan Jihra saat ini yang sedari tadi menggigit bibir bawahnya frustasi, lantaran ia tak bisa fokus dengan apa yang sedang dilakukannya saat ini.

"Jihra, buatlah dirimu setenang mungkin. Tak perlu gugup oke, ayo ayo kau bisa." ia bisa mendengar produsernya itu yang sedang mengintruksikannya dari balik dinding kaca tersebut. Jihra mengangguk kecil. Nyatanya ia bukan gugup atau bagaimana. Pikirannya sedang kacau di tambah lagi Jimin yang saat ini menganggapnya seolah tak ada. Seperti Jimin dalam mode sialannya saat sedang membahas pekerjaan.

Oke. Akan kulanjutkan. Tapi bisakah singkirkan dulu Park Jimin ini dari atensiku? Dia sangat mengganggu.

Jihra kembali mencoba menyanyikan bait lagu yang sempat terhenti tadi. Ia mencoba setenang mungkin. Nampaknya mulai berhasil karena produser itu terlihat mulai menikmati setiap alunan yang ia kumandangkan. Namun entah apa yang terjadi kala tiba tiba ia berhenti begitu saja bersamaan dengan itu matanya terpejam beberapa saat. Sukses membuat semua yang di dalam studio rekaman itu mendadak bingung. Kecuali Jimin yang sedari tadi memang tak acuh menatapnya. Dengan cepat  dan tergesa ia melepas headphone yang saat ia gunakan dan mengalungkannya di mic tersebut.

"Maaf." Ujarnya.

Belum sempat produser itu bertanya atau protes Jihra sudah meninggalkan ruangan itu dengan tergesa.

Why Come Back? [PJM]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang