Chapter 26

494 50 3
                                    


Enjoy it!

Jihra tak bisa duduk dengan tenang kala otaknya sedari tadi di ingatkan dengan Junhe yang tiba tiba menjerit histeris di apartemennya saat membantunya memotong buah siang tadi. Sungguh dia tak tahu penyebab pasti apa yang terjadi dengan gadis itu. Ia sangat ingin menghubungi Jimin, menanyakan keadaan Junhe, namun tak berani saat membayangkan raut murka pria itu yang seperti akan menelannya sampai habis dan juga ia masih kesal dengan perlakuan Jimin tadi. Ia menggertakkan kakinya cemas, kemudian ia  mengambil ponselnya yang berada di atas meja depannya. Segera ia singkirkan semua spekulasi di otaknya sebelum ia menekan nomor Jimin pada panggilannya.

Sial. Pria itu tak mengangkatnya.

Jihra tetap mencoba untuk menghubunginya lagi, dan tepat saat itu, ponselnya berbunyi dan dalam sekejap ia menahan nafas. Jihra melupakan satu fakta lainnya.

"Ji, apa kau sibuk?"

Ia menggigit kecil bibir bawahnya. Entah kenapa  S.Coups selalu membuatnya merasa canggung karena status mereka. Bodoh memang. Mengingat yang menerima tawaran S. Coups adalah dirinya.

"Eouh, ku-kurasa tidak juga."

Jihra bisa dengar, pria itu berdehem di sebrang sana.

"Hm, aku ingin bertemu."

Beberapa hari yang lalu mungkin Jihra masih bisa menghindar dari kekasihnya itu.  Dikarenakan S. Coups memikili jadwal tampil di sebuah acara. Dan hari ini, pria itu mengajaknya bertemu. Ia tak enak hati untuk menolaknya. Mengingat, ini adalah kencan pertama mereka setelah resmi menjalin hubungan. Maka dengan sebuah gumaman, ia mengiyakan ajakannya.

Dari segi pandangnya, tak ada yang berubah dari S. Coups. Pria itu masih rajin menerbitkan senyum hangatnya. Dengan setelan baju santai dengan pipinya yang mengembung karena sedang mengunyah makanan yang tadi mereka pesan. S. Coups mengajaknya untuk bertemu di sebuah restoran yang sudah disiapkannya. Awalnya pria itu ingin menjemputnya, namun ia tolak secara halus. Sesungguhnya ia belum begitu siap untuk menghadapi S. Coups dengan status baru mereka. Jangan tanyakan bagaimana canggungnya mereka saat bertemu tadi. Ah lebih tepatnya dirinya sendirilah yang merasa begitu. Sedangkan S. Coups, dia terlihat begitu ceria. Lagian ia tak sangka, S. Coups menyiapkan sesuatu seperti ini. Pria ini manis sekali ternyata. Sayang, ia tak pandai memilih gadis yang tepat.

"Ji, ada apa? Ingin kupesankan yang lain?"

Suara S. Coups sontak membuat lamunannya terbuyar. Pun ia memusatkan atensi pada pemilik suara barusan. Mungkin S. Coups mengira sedari tadi Jihra melamun karena ia tak suka dengan hidangan yang tersaji di depannya itu.

"Ah, tak apa. Ini saja cukup." tolaknya pelan. Tiba tiba S. Coups meraih satu tangannya dan membuat dirinya menegang seketika. Pertama kalinya ini terjadi di antara mereka. Apakah S. Coups tak merasa begitu juga? Pria itu menarik nafas panjang sebelum mengulas senyumnya.

"Ji, jika ada yang membuatmu merasa terganggu di dalam hubungan kita, tolong katakan, aku ingin tahu, aku ingin memperbaikinya dan membuatmu nyaman denganku."

Jihra tampak tak enak hati. Dilihat dari bicaranya, pria ini memang terlihat bersungguh sungguh. Sedangkan dirinya tidak begitu. Maka ia hanya bisa mengangguk pelan tanpa mampu mengatakan apapun.

"Hm, aku cukup terkejut saat mendengar bahwa hubungan kita telah sampai di media di keesokan paginya tepat setelah malam itu. Kau tahu?"

Jihra teringat dengan kabar dirinya yang resmi dating dengan S.coups bisa sampai ke media sosial dengan sangat cepat. Bahkan agensi dari S. Coups juga sudah mengklarifikasikannya. Padahal belum ada yang tahu kecuali mereka berdua. Sehingga menyebabkan datangnya Jimin dengan segala amarah yang meluap luap.

Why Come Back? [PJM]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang