- Sorry
Mereka bertiga bingung sekarang. Johnny bilang pada mereka sempat bertemu Chenle, namun keduanya bahkan tidak sempat bertemu sama sekali.
"Sudahlah.. Daripada memikirkan tentang itu, kita harus secepatnya menyusul Jaehyun dulu," ujar Johnny. Taeyong mengangguk setuju.
Haechan terdiam sekarang, dia menatap Taeyong sekarang.
"Lalu sekarang aku harus bagaimana dengan Mark?" tanyanya."Kau harus memberitahukannya, Chan.." ujar Taeyong. Haechan menunduk, tidak mungkin juga dia akan bohong terus pada Mark. Melihat wajahnya waktu itu juga membuatnya sedih.
"Baiklah.."
"Aku akan membeli tiketnya kesana.. Kalian akan ikut juga, kan?" tanya Johnny. Taeyong langsung diam, pikirannya mengarah ke seseorang sekarang.
"Kau saja.. Aku akan menyusul." Johnny mengangguk kecil.
━═━═━═━═━═━═━
Mark masih menutup matanya ketika Hpnya berdering nyaring daritadi. Mark sebenarnya ingin mengangkatnya dan berharap itu adalah Chenle, sayangnya nama di layar Hpnya membuatnya kecewa.
Haechan is calling..
Mark akhirnya memutuskan mengangkatnya.
"Ya? Ada apa Haechan?"
[ Maaf.. Kau pasti sedang istirahat ya.. ]
"Tidak.. Aku baru saja bangun, jadi kenapa?" suara Haechan belum terdengar sama sekali.
[ Chenle.. Ada di Singapura. ]
Mark otomatis terbelalak tidak percaya apa yang didengarnya."Apa? Singapura?"
━═━═━═━═━═━═━
Jaehyun menatap wajah Chenle yang terlelap karena kelelahan. Keduanya sudah puas dengan jalan jalan mereka di kota Singapura.
Jaehyun teringat dengan Hp Chenle yang dia kantongi. Dirinya juga sempat berdecak karena baru saja menyadari signal GPS Chenle hidup.
Dirinya bangun, dan segera memakai jaketnya. Memastikan Chenle masih tidur nyenyak. Jaehyun akhirnya meninggalkan Chenle sendirian.
Aku harus bersiap pergi dari sini lagi..
Jaehyun membuang Hp Chenle setelah mengambil kartu memorinya. Dia membuangnya begitu melihat tempat sampah yang sebentar lagi diangkut oleh truk sampah.
Bibirnya menyunggingkan senyuman. Bukan hanya Hp Chenle yang dibuangnya, Jaehyun juga membuang Hp lamanya, tapi masih ada sedikit data penting yang dipindah ke Hp barunya.
Jaehyun menunggu hingga truk sampah mengambil tempat sampah, lalu setelah itu pergi ke Supermarket membeli jajanan untuk besok, dan membeli tiket untuk pergi dari Singapura.
"Kemana selanjutnya kami harus pergi?" tanya Jaehyun. Diam sebentar sambil memikirkan tiket yang akan diambilnya.
"Australia, kah? atau Bali?"
━═━═━═━═━═━═━
Panggilan diputus sepihak oleh Mark setelah Haechan selesai menjelaskan semuanya, dan meminta maaf berkali - kali.
Geram.
Rasa lelahnya mendadak hilang saat ini.Hati dan pikirannya mengumpat terus menerus.
Mark marah sekarang.Demi apapun, Chenle harus tetap bersamanya bahkan menikahinya.
Mark menatap Hpnya, kemudian menelpon seseorang.
"Halo, Yukhei.. Bisa tolong carikan tiket ke Singapura malam ini juga."
Haechan menunduk dengan perasaan bersalah begitu panggilan diputus oleh Mark begitu saja. Dia menghapus air matanya, dan sekarang hatinya terasa lega.
Taeyong menyondorkan sebuah gelas air padanya, dan Haechan menerimanya.
"Kak.. Maaf sudah berbohong." Taeyong tersenyum dan memeluk adiknya.
"Tak masalah.. Aku tidak akan pernah marah padamu meski kau berbohong, tapi lain kali kamu harus lebih jujur."
Haechan tersenyum, dan mengangguk.
"Eum.. Kakak yakin Chenle ada bersama Jaehyun?" tanya Haechan.
Taeyong mengangguk, tapi kemudian hanya diam saja."Entahlah.. Aku sendiri hanya berharap Jaehyun memang bersama Chenle disana."
Keduanya langsung diam dengan pikiran masing - masing.
Ya. Semoga saja...
Sekian dulu chapter kali ini.
Kira - kira, Jaehyun bakal milih kemana lagi ya buat melarikan diri?Australia atau Bali, nih? Hehe...
ꉂꉂ(ᴖᗜᴖ*) Lihat aja di next chapternya guys. Harap sabar yaa☆ 2021.02.23
KAMU SEDANG MEMBACA
ʀᴇɪsᴇ [ JaeLe ] ✔
FanfictionRemake from our book 'REISE : JiCheol' Jaehyun patah hati, tapi juga marah. Disaat dirinya ingin menyatakan perasaannya pada Zhong Chenle. Tapi, dirinya malah melihat Sang pujaan hati sedang dilamar seseorang. Akhirnya, Jaehyun mundur. Dia memutuska...