< 02 >

1.4K 191 17
                                    

-Fail

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Fail.

"Chenle sudah dong, jangan nangis lagi."
Punggung Chenle dielus. Sudah cukup berapa lama Chenle menangis, Haechan yang sudah tenang dari tadi.
Sekarang dia harus berusaha menenangkan Chenle, karena jika sudah menangis akan susah ditenangkan.

"Mungkin, ada baiknya kamu ngomong tentang lamaran dia tadi."
Chenle menggeleng. Mana berani dia nolak, tapi bukan artinya dia sudah nerima gitu aja.
Enggak.

Menurut Chenle kalo dia nelpon dan meluruskan kesalahpahaman Mark tadi pastinya cuma bakal bikin Mark sakit hati.
Chenle bukan orang yang kejam seperti itu.

"Enggak berani," cicit Chenle.

"Kenapa?" tanya Haechan.

"Dia pasti sakit hati begitu tahu kalo tadi cuma salah paham," jawabnya. Haechan tersenyum miris.

Tapi, bukan hanya dia yang sakit hati, Le..
Aku juga...

"Kenapa enggak ke Jaehyun? Jelasin semuanya dan kalian bisa cari solusi."
Chenle terdiam. Haechan benar.
Keduanya mungkin bisa cari solusi bersama.

"Besok... Mungkin aku bakal ke tempatnya."
Haechan tersenyum.

"Ya sudah, istirahat aja dulu.. Wajah kamu bengkak gitu," goda Haechan sambil terkekeh. Chenle ce
mberut.

"Selamat malam, Kak.."

Haechan terdiam beberapa saat setelah pintu kamar Chenle ditutup olehnya.

Apa dia harus ke Jaehyun duluan sebelum Chenle?
Haechan bergegas ke kamarnya, dan mengambil Hpnya, tapi ada notif yang membuatnya terdiam.

━━━━━

Mark : Thanks, Chan.. Buat semua saranmu selama ini, maaf kalo merepotkan ya..
Tapi, aku senang jika Chenle menerima lamaranku.

Mark : Kamu bakal kujadikan tamu istimewa di Pernikahan kami nanti. Aku pastiin itu.

━━━━━

Haechan tertegun.
Sakit di dadanya semakin terasa.

Apakah aku yang harus mengikhaskan perasaan ini?

━═━═━═━═━═━═━

Jaehyun menghela napasnya ketika mendengar suara notif dari Hpnya.
Semua pesan itu beberapa dari Chenle juga dari Johnny. Jaehyun mengabaikan pesan semua pesan Chenle.

━━━━━

Johnny : Kau punya apartement kenapa harus menginap di hotel sih?

Johnny : Cepat, share lokasimu.

━━━━━

Jaehyun langsung menutup Hpnya.
Tidak berniat membalas pesan itu sama sekali.

Tapi, matanya menatap beberapa notif dari Chenle, dan membacanya sekilas.

━━━━━

Chenle : Aku mau menjelaskan sesuatu..

Chenle : Boleh kita ketemu lagi? Kumohon.

Chenle : Ayo! Kita bertemu lagi.

Chenle : Tapi, di Cafe baru ujung jalan


━━━━━

Jaehyun bimbang.
Haruskah dia bertemu Chenle? Tapi, apa yang akan dijelaskan nanti?

Jaehyun segera mematikan Hpnya.

━═━═━═━═━═━═━

"Tidak dijawab?"
Johnny membuang Hpnya ke kasur, lalu menggeleng.

"Tidak."

"Ya sudah, biarkan aja dulu sendiri.. Mungkin Jaehyun pengen nenangin diri dulu.."
Johnny hanya mengangguk menanggapi istrinya.

"Yah, mungkin.."

━═━═━═━═━═━═━

Mark tidak berhenti tersenyum sama sekali. Pikirannya tertuju pada Chenle dan kejadian dia melamar pemuda itu.

Hehe.. Senangnya..

Mark kemudian menatap Hpnya. Dia ingin sekali menelpon Chenle, tapi hatinya menolak karena mungkin si manis itu sedang tertidur sekarang.

"Tidur saja deh.." ujarnya.

━═━═━═━═━═━═━

Pagi ini, ah mungkin lebih tepatnya hari ini. Harusnya Chenle pergi menemui Jaehyun.
Tapi, kenapa sekarang malah bertemu Mark, lebih tepatnya Mark yang malah berkunjung ke rumahnya.

Semua rencananya untuk bertemu Jaehyun gagal.
Chenle mendadak pusing sekarang.

"Kenapa malah kesini?" tanya Chenle.

"Ya.. Memangnya enggak boleh? Kan, aku mengunjungi calonku."
Chenle langsung diam.

"Enggak, sih.. Terus mau apa?" tanya Chenle.

"Jalan - jalan, yuk... Anggap aja kencan."
Chenle ragu. Dia ingin menolak tapi tidak bisa.

"Baiklah.."
Gagal.



Sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya..
Kami berdua agak ragu bikin book ini ᅲ_ᅲ
Takut kalian bosen atau mungkin gak tertarik dengan cerita ini sama sekali, apa unpub aja ya?

☆ 2021.01.28

ʀᴇɪsᴇ [ JaeLe ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang