Kisah Sebelumnya
Melihat Aran hampir menghabiskan makanan, di benak Cinia tiba-tiba muncul sebuah pertanyaan yang selama ini mengganjal di kepalanya. "Ran, kamu nggak mau punya pacar?"
Seketika itu juga, Aran tersedak sambal cumi yang sedang ditelannya.
Butuh beberapa waktu sebelum Aran berhasil menenangkan diri dari rasa yang membakar kerongkongan juga jantungnya.
"Kenapa mendadak nanya gitu, sih? Bikin kaget." Aran merutuk sembari melap bibirnya dengan punggung tangan.
Cinia mengendik tak acuh. "Enggak usah sekaget itulah. Kan pertanyaan normal buat anak seusia kita." Cewek itu lanjut memakan nasinya seolah tak terjadi apa-apa.
"Daripada nanya gue, mending pikirin dulu, lo tuh sekarang udah naksir cowok, belum? Sok-sokan tanya soal pacar." Aran berdeham.
Tawa lebar terdengar nyaring. Cinia menunjuk sendoknya ke arah Aran. "Kamu ngigo? Buat apa orang kayak aku mikirin cinta. Patah hati ntar. Malesin banget harus mewek-mewek karena cowok."
Wajah Aran tiba-tiba berubah serius. Tak ada tawa salah tingkah yang sedari tadi menghias. "Kenapa yakin bakal patah hati?"
Cinia memasukkan suapan berikutnya ke mulut dan mengunyah dengan tenang. Dia membiarkan Aran terdiam dan tidak melanjutkan makannya. "Siapa sih, yang mau sama aku? Udah jelek, kate, jutek pula. Aku tuh nggak punya kelebihan buat ditaksir sama cowok. Jadi, kalau aku naksir cowok, udah pasti auto patah hati. Ogah banget!"
Belum sempat Aran memprotes, Cinia mengibaskan tangan. "Udah, ah. Aku paling males ngomongin soal cinta-cintaan. Bikin nggak nafsu makan."
Mendengar kata 'nggak nafsu makan' membuat Aran memutuskan mundur. Dia tak ingin membuat Cinia berhenti menghabiskan makanan yang tinggal sedikit.
"Fine. Tapi, jangan tanya-tanya gue punya pacar apa belum. Karena jawabannya belum." Aran menarik napas. "Kalau udah, pasti lo yang pertama kali tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Magicamore Arancini (Edited Version)
Ficção AdolescenteAran ingin mengembalikan kebahagiaan dan selera makan Cinia menggunakan resep masakan sihir rahasia dari mendiang neneknya. Masalahnya, Cinia seseorang yang sulit makan, juga pengidap anosmia karena kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya hingga depre...