Chapter 4

522 121 27
                                    

"Sanha! Anjing! Kembaliin ayam gue bangsat!" Sunwoo berteriak kepada Sanha yang menggondol ayam goreng Sunwoo yang diberi oleh mama Lee. Padahal ayam masakan mama Jeno itu enak, Sunwoo pernah minta waktu itu sama Jeno.

Setelah menggeledah kamar Jeno, mereka hanya menemuka kain bercak darah yang bertuliskan dari spidol itu. Kain itu tampak seperti kain kacamata, mungkin itu milik Jeno.

Jinyoung mengamati kain itu, entah kenapa ia tau tulisan itu tulisan siapa. Tapi laki laki itu lupa, karena sudah lama dia tidak melihat tulisan teman temannya karena kan sekolah diadakan online.

"Eh, perasaan gue kok ga enak ya?" tanya Renjun.

"Ga enak gimana?" tanya Hyunjin yang ada disebelahnya.

"Nggak tau" jawab Renjun.

Mama Lee menghela nafas, melihat teman temannya Jeno beliau jadi kangen anak bungsunya itu. "Kalian emang nggak tau ya Jeno bermasalah sama siapa?" tiba tiba Mama Lee berbicara, sontak mereka semua terdiam.

"Bermasalah sama siapa?" bisik Jisung kepada Jaemin yang ada disebelahnya.

"Gue nggak tau" jawab Jaemin.

"Maaf tante, Jeno itu..menurut saya nggak pernah tuh bermasalah sama orang" jawab Hyunjin.

Mama Lee sekali lagi menghela nafas, "pikir tante juga begitu, semoga aja polisi cepet nemu pembunuh Jeno" kata Mama Lee.

"Amin"
















Brak!














"Mah! Mamah!"

Pemuda itu datang membuka pintu dengan keras menimbulkan Sunwoo terjengkang dari kursi. Pemuda yang beru datang dengan masker itu tampak terkejut melihat rumahnya yang ramai.

"E-eh? Ada temen Jeno ya?" tanyanya sambil mencopot maskernya. Lalu tersenyum kikuk. Malu karena berteriak memanggil sang mama dan membuka pintunya dengan kencang.

"Iya, maaf rame rame kesini nggak ngikutin protokol kesehatan" jawab Soobin sambil tersenyum.

"Eh iya gapapa kok, btw gue Mark Lee. Kakak dari Jeno" jawab Mark. Beberapa tampak terkejut, kecuali Jaemin, Haechan dan juga Renjun. Setahu mereka, Jeno itu anak tunggal. Jadi mereka tidak tahu jika Mark didepannya ini adalah kakak dari Jeno.

Haechan mendekat ke arah Jinyoung, "tanya aja Bang Mark, tanyain mungkin Jeno cerita apa apa ke dia" bisik Haechan. Jinyoung mengangguk.

"Eum, permisi bang. Gue...cuma mau tanya. Jeno ada cerita sama lo? Atau curhat gitu?" tanya Jinyoung.

Mark tampak berpikir, "setau gue Jeno..oh! Oh iyaa! Pernah! Dia pernah curhat ke gue!" seru Mark heboh. Mereka mendekat, termasuk Sunwoo yang sedang makan ia membawa piringnya mendekat ke arah Mark di ruang tamu.

"Seminggu yang lalu, Jeno pernah cerita sama gue sih tentang cewek sih, namanya kalo nggak salah...siapa yaa...Y-yegi? Siapa sih..Oh! Iya! Yeji! Hwang Yeji!"

Mereka semua terkejut lalu menoleh ke arah Hyunjin yang juga sama terkejutnya. "Yeji, Jin" kata Haechan. Yeji adalah adik kembar Hyunjin. Mereka semua juga baru tau jika Yeji pernah dekat dengan Jeno?

"Dia cerita apa?" tanya Hyunjin.

"Katanya sih Yeji suka sama temennya, gue tanya siapa temennya dia nggak mau jawab" jelas Mark. Mereka semua kembali menghela nafas.

"Apa mungkin gara gara itu ya?"

"Apaan Ren?" tanya Junkyu.

"Kalo menurut gue, bisa jadi si 'temennya' Jeno ini nggak suka kalo Jeno deket deket sama Yeji? Dari penjelasan bang Mark gue nangkepnya, kalo si 'temennya' ini cemburu gitu. Ya nggak sih?" tanya Renjun.

"Hm, bisa jadi bisa jadi" saut Haechan.

"Tapi temennya Jeno itu, siapa?" tanya Hwall yang sedari tadi diam saja.









































"Guys, Shotaro....meninggal"






















































Mereka semua terkejut. Jaemin mengeraskan rahangnya. Dia berdiri dengan wajah yang marah. "Saya pamit" setelah berucap, dia pergi begitu saja. Ia ingin mencari pembunuh itu sekarang juga.

Jaemin marah sekarang. Setelah Jeno, Shotaro lalu siapa lagi? Dirinya?

Keluar dari kediaman milik keluarga Lee, Jaemin di luar menendang tong sampah yang tidak ada salah apapun kepadanya. Aduh jadi kasian:(

"ARGHH!" teriaknya frustasi.

Mereka semua mengejar Jaemin, pria itu berjongkok dan menjambak rambutnya. Tampak kesal karena teman temannya satu persatu mungkin akan hilang.

"J-jaemin, tenangin diri lo" kata Jisung takut.

"NGGAK BISA! LO TAU?! SETELAH KEHILANGAN JENO, GUE NGGAK MAU KEHILANGAN TEMEN LAGI! GUE NGGAK MAU KEHILANGAN ORANG YANG PALING BERHARGA DALAM HIDUP GUE BANGSATTT!" teriak Jaemin. Membuat Jisung yang bertanya terkejut dan tidak berani lagi bertanya kepada Jaemin.

"Na, lebih baik kita ke rumah Shotaro sekarang, pake masker lo" kata Eric.

Jaemin tampak mengeluarkan air matanya lalu ia lap dengan kasar. "Nggak, gue harus ketemu sama pembunuh itu. Gue yakin, Shotaro dibunuh sama kayak Jeno" kata Jaemin.

"Tunggu, kok lo tau Shotaro dibunuh?" tanya Hyunjin.

Jaemin menatapnya tajam, "ya lo pikir dong anjing! Shotaro, dia baik baik aja tuh setelah ketemu kita? Dia nggak sakit! Dia juga nggak ngapa ngapain kenapa bisa mati?" serunya marah.

Benar juga. Jaemin mendengus kasar lalu meninggalkan mereka semua dengan perasaan sedih dan marah campur aduk. Dia semakin dendam dengan pembunuh itu.
































































'Bagus. Tinggal tunggu sisanya'









































aduh kenapa sih....
pingin kasih clue tapi chapter selanjutnya aja deh wkwkwkwkwkkwkwkw

Quarantine | 00L [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang