Chapter 3

593 121 21
                                    

Junkyu menatap Jihoon yang sedang bermain game di ponselnya. Semenjak kematian Jeno lusa kemarin, teman temannya lebih sering berkumpul atau bermain bersama. Mereka takut, jika tiba tiba pembunuh Jeno akan membunuh mereka juga. Siapa tau kan?

Hari ini hanya terkumpul, Jihoon, Junkyu, Sunwoo, Renjun, Hyunjin, Jisung, Jaemin, Haechan, Soobin, Sanha, Eric, Jinyoung dan Hwall. Sisanya ada pelajaran online lewat zoom google. Atau lebih tepatnya lagi, video call.

Diskusi terus terusan tentang pembunuhan itu, membuat otak mereka semua bekerja. Kata Yoonbin, diskusi seperti ini akan membantu penyelidikan polisi.

"Kita panggilin Nessie Jugde aja udah" kata Sunwoo.

"Ngelawak lo?" tanya Jisung.

"Sebenernya gue lebih pilih teh Risa sih" saut Hyunjin.

"Lo semua pada mau diskusi apa mau jadi youtuber sih?" tanya Renjun.

Dunungtenengdunungteneng! Dunungtenengdunungteneng!

Suara ponsel milik Jaemin membuat mereka semua menoleh ke arah pria berambut blonde itu. "Siapa Na?" tanya Haechan.

"Nomor nggak dikenal, biarin aja. Pasti salah sambung" jawab Jaemin cuek.

"Udah 3 hari, jadi kita harus ngapain?" tanya Jinyoung mengalihkan perhatian mereka. Diam sejenak, lalu Soobin angkat bicara.

"Sebenarnya gue takut sama a murderer tapi kalo menurut gue, gimana kalo kita ke rumah Jeno? Maksud gue geledah rumah Jeno gitu, siapa tau ada petunjuk disana?" tanya Soobin.

Sanha mengangguk setuju, "bener juga, kita harus ke rumah Jeno. Lebih tepatnya ke kamarnya" katanya dengan serius. Jika Sanha serius seperti ini, maka omongannya benar benar dilakukan.

"Alah! Jancok! Ngapain nge lag sih hp gueee!" seru Jihoon.

Junkyu yang ada tepat disampingnya memukul kepala Jihoon. "Berisik goblok! Gue kaget!" seru Jihoon. Mereka menggelengkan kepala.

"Gue pingin tauuu banget wajah di pembunuh itu" celetuk Eric.

"Nggak lo doang, kita semua kepo juga sama wajahnya dan yang paling penting. Maksud dan tujuannya apa" kata Jinyoung. Hwall berdiri ia memakai jaket dan juga maskernya.

"Mau kemana?" tanya Sunwoo.

"Ayo ke rumah Jeno"









































Tok tok tok!

"Permisi!" teriak Sunwoo. Kali ini, mereka bertiga belas sudah berada di rumah kediaman milik keluarga Lee. Tepatnya di rumah Jeno. Sunwoo yang bagian mengetok pintu. Yang lainnya menunggu.

"Permisi!"

"Paket!"

"Hyunjin jangan becanda" kata Felix. Hyunjin cekikikan bersama Jisung. Felix hanya menggelengkan kepalanya, benar benar nggak bisa diajak serius mereka berdua itu.

Cklek!

Wanita paruh baya dengan mata sembab itu terkejut saat melihat beberapa teman temannya Jeno datang kerumah.

"Loh kalian ngapain kesini?" tanyanya.

"Eum, Tante..saya mau bertamu saja. Mau ke Jeno, kami kangen" jawab Sunwoo. Eric yang ada disampingnya memukul kepala Sunwoo pelan, jawabannya nggak elit banget. Masa kami kangen?

Eric tersenyum, "nggak tante. Jujur aja, saya sama temen temen mau ke kamar Jeno. Mau bongkar kamar Jeno, mungkin ada barang atau apa gitu. Tante tau kan, kematian Jeno itu ganjal?" tanya Eric. Mama Jeno hanya mengangguk sebagai jawaban.

Quarantine | 00L [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang