Felix menatap makam dua sahabatnya yang ternyata bersebelahan dengan makam Jeno. Han Jisung dan Lee Haechan kini pergi meninggalkannya menyusul Jeno dan Shotaro. Felix sangat sedih. Hidupnya di Indonesia kini terpuruk. Apa dia harus kembali ke Aussie?
Rasa sakit kehilangan orang yang paling berharga di hidupnya itu seperti ribuan pisau yang menusuk jantungnya. Sakit. Bayangkan, kemarin Jisung tertawa dengan lawakannya yang garing begitu juga dengan Haechan kini mereka berdua harus pergi untuk selamanya.
Rasanya aneh jika dua orang tengil itu tidak ada.
Begitu juga dengan Hyunjin dan Jaemin. Hyunjin yang merasa bersalah kepada Jisung, dan Jaemin yang juga merasa bersalah kepada Haechan. Begitu pula dengan Jinyoung, untungnya mereka bisa melihat proses pemakaman Jisung dan juga Haechan.
Berbeda dengan Jeno dan Shotaro yang harus menunggu terlebih dahulu untuk pergi ke makam karena situasi tidak baik.
"Udah yuk, balik" ajak Hwall.
"G-gue belum ikhlas kehilangan mereka" balas Sanha.
Yunseong menghela nafas, "ayo. Bentar lagi hujan. Semuanya, balik" ajaknya.
Jungmo menatap makam dengan mata tajam. Dia sungguh marah. Pokoknya siapapun yang telah membunuh sahabatnya atau berurusan dengan sahabatnya, dia juga harus ikut andil dalam masalah tersebut.
Jungmo berdiri. "Kalian berempat, sabar ya. Gue bakal tangkap siapa pelakunya itu"
Yoonbin duduk di kursi sofa dengan perasaan campur aduk. Kecewa rasanya. "Kita udah kehilangan empat orang, siapa lagi nanti?" serunya dengan nafas yang menggebu-gebu.
Jihoon menggelengkan kepalanya, "nggak. Nggak akan ada yang hilang habis ini" katanya dengan sungguh sungguh.
Junkyu tertawa, "gue nggak percaya. Gue udah capek kehilangan sahabat, gue capek. Sedih. Nangis terus" katanya. Setitik air mata keluar dari matanya.
Hwall menghela nafas menatap Junkyu yang menangis, rasanya juga ingin menangis. Tapi ia tahan, dia tau pasti jika Jisung melihat Hwall yang menangis dia akan meledeknya dari atas sana. Lalu tatapannya beralih kepada Seungmin yang diam sambil bermain game sambil emosi.
"AH BANGSAT!" teriaknya.
"Apaan sih teriak teriak!" saut Jungmo.
Seungmin hanya terdiam. "Kita harus cepet cepet tangkap pembunuh itu. Gue nggak mau tau!" bentaknya menatap temannya satu persatu.
"Kita juga berusaha Seungmin. Sabar" saut Sunwoo.
"Nggak bisa sabar! Lo tau, gue sedih gini terus!" bentak Seungmin marah.
Sunwoo berdiri, "sabar anjing! Dipikir tangkap pembunuh itu kayak nangkep ayam?! Hah?!" balas Sunwoo dengan emosi juga.
"OKE KALO LO NGGAK MAU CARI, BIAR GUE YANG NYARI SENDIRI!" teriaknya. Lalu pergi setelah mengambil kunci motornya. Mereka semua menghela nafas melihat perilaku Seungmin.
"Udah, jangan ada yang emosi lagi. Sunwoo, tenangin diri lo" kata Eric.
Sunwoo mengangguk kemudian ia duduk lagi sembari diam. Jungmo menghampiri mereka yang duduk diam di rumahnya. Lalu ia mendudukkan dirinya di samping Jaemin yang tertidur karena pusing tadi.
"Guys, apa perlu gue panggil suruhan gue buat bantuin masalah ini?" tanya Jungmo. Semuanya menoleh, termasuk Jaemin yang tertidur kini membuka matanya menatap Jungmo.
"Emang bisa?" tanya Jihoon.
Jungmo mengangguk, "kalo kita juga berusaha pasti bisa. Ayo, jangan nyerah! Kita harus cari tahu secepatnya, gue nggak mau kehilangan lagi" jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quarantine | 00L [✓]
Mystery / Thriller[FINISHED] died oddly, one by one also died with oddities. even though one of them is him.