Chapter 10

429 102 47
                                    

Haechan sedang mencuci mobilnya. Sambil bersiul kan lagu yang dia putar. Haechan terlalu bersemangat, entah kenapa mood nya sangat bagus karena mendengar Jinyoung dan Hwall yang sedang melacak ponsel Jeno.

Pembunuh itu akan ketemu. Iya, Haechan percaya itu. Lalu memasukkannya ke dalam sel penjara dan membusuk di sana. Di siang hari ini, panas matahari semakin terik. Meskipun panas, Haechan tetap melanjutkan aktivitasnya mencuci mobil. Lalu sehabis cuci mobil, baru dia ke rumah Jinyoung.

Brrm! Tin tin!

Haechan menoleh mendapatkan mobil Jaemin yang sedang berhenti didepan rumahnya. Jaemin turun dengan senyuman lebarnya, rambutnya berganti menjadi warna blonde membuat Haechan terkejut.

"Waduh! Ganti cat rambut, Jae?" tanya Haechan.

"Menurut lo?"

"Bagus. Tapi masih bagusan gue kalo rambut gue di blonde" jawab Haechan.

Jaemin memutar bola matanya, "iyee deh. Btw, ngapain cuci mobil sendiri?" tanya Jaemin seraya duduk di teras rumah Haechan.

"Males ah, nanti ke rumah pacilnya jauh" jawab Haechan. Jaemin hanya diam seraya mengangguk.

"Ya udah gue mau ke rumah Jinyoung duluan deh," pamit Jaemin sambil berdiri. Haechan tak peduli dan melanjutkan mencuci mobilnya. Jaemin mendengus, ia segera meninggalkan Haechan.

Tetap bersenandung kecil, sebentar lagi Haechan selesai. Namun gangguan kecil yang membuatnya semakin heboh tak karuan. Tiba tiba burung terbang menjatuhkan kotorannya di atas kaca Haechan yang masih basah namun sudah bersih.

Haechan misuh misuh, mengumpat bahkan menyumpahi burung itu agar tertangkap oleh seseorang untuk dijadikan lalapan.

"Emang ya anjing tuh burung, gue sunat mampus lo anjing" seru Haechan.

"Chan"

Merasa terpanggil, Haechan menoleh. Seseorang tengah menatapnya menggunakan masker dan juga sarung tangan. Haechan mengernyit.

"Kok lo balik lagi? Perasaan baru aja lo pergi. Btw ngapain pake sarung tangan segala?" tanya Haechan.

"Biar nggak ada jejak"

"Hah? Maksudnya?"

"Ikut gue yuk, gue mau ngobrol sebentar"

Haechan yang masih bingung hanya mengangguk. Melupakan kotoran burung yang masih menempel di kaca mobilnya. Haechan mengikuti seseorang itu yang masuk dalam rumahnya.

"Kenapa? Mau ngobrol apa? Mau gue bikinin teh nggak?" tanya Haechan.

"Nggak usah, gue mau ngomong soal pembunuh Jeno sama Shotaro, gue tau orangnya" katanya. Haechan mengangguk lalu menunggu kalimat selanjutnya yang dilontarkan oleh orang itu.

"Jadi.....











































































































-pembunuh itu ada didepan lo. Lo target selanjutnya" lalu ia mengeluarkan smirknya dan mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya.


























































"Guys, do you want to play games together or not?" tanya Felix. Ia sudah datang 15 menit yang lalu.

"Nggak ah. Makasih" jawab Sanha.

Quarantine | 00L [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang