Chapter 15

425 105 27
                                    

Felix bersama Hyunjin yang masih berada di luar, sebenarnya Hyunjin tidak ingin masuk juga. Sama seperti Felix yang tidak suka darah, tapi baunya itu loh yang bikin Hyunjin nggak suka. Tadi pagi udah habisin parfum satu botol yang isi ulang. Sia sia dong.

Mereka berdua berjaga jaga saja, jika Renjun datang mungkin mereka segera menangkapnya.

"Si anjing ngapain masih disini?" tanya Sanha menghampiri Felix dan Hyunjin.

"Nih si bule, phobia darah" jawab Hyunjin.

"Ciee phobia, gue juga mau dong punya phobia" kata Sanha.

"Gue juga phobia sama lo"

"Kenapa?"

"Lo kayak om om pedo" jawab Felix, Hyunjin tertawa sedangkan Sanha memasang wajah masamnya.

"Kurang aj-"

"LO APA APAAN HAH? IKET GUE KAYAK GINI DI RUANGAN BAU DARAH?! LO MAU BUNUH GUE YA?!"

Suara itu membuat ketiganya terkejut. Sanha mendelik, "itu bukannya suara Seungmin ya?" tanya Sanha.

Felix mengangguk, lalu menunjuk ke arah belakang rumah Renjun yang terdapat banyak tanaman di sana. "Suaranya dari sana" katanya. Hyunjin memanggil semua teman temannya agar menuju ke arah tempat yang ditunjuk Felix tadi.

Hwall menghampiri Hyunjin, "kenapa?" tanya Hwall.

"Gue denger suara Seungmin dari arah sana. Ayo, mungkin Seungmin lagi sama Renjun" jawab Hyunjin sembari mengajak mereka semua. Hwall mengangguk cepat cepat ia berjalan ke arah tempat yang ditunjuk.

Ia melihat sebuah ruangan yang tertutup rapat. Mungkin itu adalah gudang rumah Renjun yang tidak terpakai. Saat melangkahkan kakinya mendekat, bau anyir darah menyeruak di hidungnya.

Felix yang berada dibelakang saja bisa bau itu, akhirnya dia muntah muntah dan dibantu oleh Sanha yang berada di sampingnya.

"Makanya, Lix jadi orang jangan kebanyakan sinetron" kata Sanha.

"Apa hubungannya goblok"

Lupakan mereka berdua ini.

Hwall menatap pintu didepannya ini. Ada suara Renjun dengan Seungmin yang sedang berbicara.

"Ada deh, kepo banget sih lo. Gue mau bunuh kalian satu persatu karena gue udah muak sama kalian" lalu ia mendengar Renjun yang tertawa teebahak bahak tanpa ada rasa bersalah setelah mengatakan itu. Hwall geram.

Ia mendobrak pintunya sekuat tenaga dalam satu dorongan yang kuat.

Brak!

"RENJUN BANGSATTTT!"

Teriaknya. Renjun yang tertawa seketika berhenti dan mematung menatap teman temannya yang menatapnya dengan tajam, terlebih Hwall, Jinyoung, Hyunjin dan Jihoon.

"K-kalian..."

"APA LO? MAU BUNUH KITA KITA LAGI? IYA? MAU LO APASIH NJUN? LO ITU MUSUH DALAM SELIMUT TAU GAK? BANGSAT!" teriak Jihoon di depan wajah Renjun sambil menunjuk nunjuk. Urat lehernya terlihat jelas. Nafas Jihoon terengah engah, matanya menatap pas mata Renjun dengan tajam.

"Kita ada salah apa sih sama lo?" tanya Hyunjin dengan dingin namun tatapannya tak percaya kepada pria berdarah China itu.

Renjun yang sedari tadi terdiam kini tertawa seperti orang gila. "Kalian nggak nyadar?" tanya Renjun. Mereka diam tetap menatap Renjun dengan tajam.

Ia berhenti tertawa, lalu menatap mereka semua dengan sinis. "Beneran kalian nggak tau? Oke deh gue kasih tau" katanya seraya duduk di samping Seungmin yang ketakutan.

Quarantine | 00L [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang