Eps 2: Kembali

16 5 0
                                    

Cuaca pagi ini sangat cerah, di tempat pemakaman terlihat seorang perempuan yang wajahnya penuh airmata.

"Ayah, Maaf aku datang terlambat. Aku sudah kembali, bagaimana kabar kalian? Aku akan membawa seorang teman untuk kalian. Serta akan ku bawa mereka untuk kalian balas di akhirat nanti. Aku akan membawa pembunuh kalian di hadapan kalian. Ayah, maaf aku tidak bisa menjadi putri yang berbakti. Ibu, aku kangen. Aku merasa kesepian tanpa ibu dan kalian. Kak Yani, aku akan membawa dia untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya kepadamu. Tunggu saja, kak. Pasti ku bawa dia. Bang Eri, aku sudah membawa temanmu. Dia memohon untuk hidupnya. Saat dia menodong pistol ke arah pala mu, dia tidak ada kompromi sama sekali. Rani, Tunggu akan ku bawa dia kehadapanmu. Dani, jaga mereka ya. Dirimu lah yang paling pemberani. Tunggu saja, mereka akan mendapatkan balasannya dengan sama seperti kalian." Ucap Perempuan itu dengan penuh air mata.

"Tunggu sebentar, aku akan menyusul kalian dengan membawa hadiah kepala mereka." Tegas Perempuan itu dengan tatap mata yang berapi-api. "Next You, Jhoni." Sambung Perempuan itu.

Perempuan itu bangkit dan berjalan, ia meraih handphonenya dan memanggil seseorang.

"Kakak, aku butuh bantuan." Ucapnya.

"..." Lawan bicaranya tidak menjawab.

"Aku butuh Penyamaran." Sahutnya.

"Aish, untuk apa? Apa yang ingin dirimu Lakukan?" Tanya lawan bicaranya, lawan bicaranya adalah seorang lelaki yang sangat dipercaya oleh perempuan itu. Perempuan itu mengenal lelaki ini sebagai paman dan kakak keduanya.

"Bukankah sudah jelas." Jawabnya.

"Dimana?" Tanya lelaki itu.

"Ku kirim lokasinya." Jawab Perempuan itu, lalu mematikan panggilan tersebut.

Perempuan itu memanggil seseorang yang lain.

"Kakak, aku butuh bantuan." Ucap Perempuan itu.

"Apa yang kau butuhkan?" Tanya lawan bicaranya. Lawan bicaranya adalah seorang lelaki yang sangat dipercaya dan diandalkan oleh perempuan itu. Perempuan itu mengenal lelaki ini sebagai Paman dan Kakak Keempatnya.

"Sebuah Pengalihan." Jawab Perempuan itu.

"Baiklah, Kirim lokasinya." Sahut lelaki itu sambil mematikan panggilannya.

Perempuan itu memanggil seseorang lagi.

"Kakak, aku butuh bantuan." Ucap Perempuan itu.

"..." Lawan bicaranya tidak berbicara.

"Aku membutuhkan pembersihan lagi." Ucapnya. Perempuan itu lalu mematikan panggilannya.

Setelah melakukan panggilan tersebut, perempuan itu pergi menuju Lokasi yang ingin ditujunya. Perempuan itu bernama Riana. Riana yang berumur 21 tahun saat ini, sudah memiliki tujuan untuk hidupnya. Dia adalah salah satu dari sekian remaja yang telah kehilangan keluarganya akibat pembunuhan dan ironisnya dia menjadi tersangka kasus pembunuhan keluarganya sendiri. Dia masih ingat dengan jelas, bagaimana para pelaku pembunuh membunuh keluarganya. Serta ia ingat dengan jelas bagaimana kejadian saat itu. Menurutnya, kejadian itu selalu terbayang-bayang sama dirinya. Dia tidak bisa melupakan, tangisan Kak Yani dan adiknya Rani saat ia di perkosa dan dibunuh depan matanya. Ia masih mengingat dengan jelas pertengkaran antaran ayahnya dan salah satu pembunuhnya, bagaimana suara tembakan yang ia dengar dan teriakan histeris ibunya. Semua itu, ia ingat dengan jelas seperti kejadian itu terjadi layaknya kemarin. Setelah menjadi tersangka saat ia berumur 15 tahun, dan dikirim ke sebuah panti asuhan yang bernama Matahari untuk merehab dirinya. Selama dirinya di panti asuhan, ia mengenal kakak-kakaknya sebagai pengganti keluarganya. Para kakaknya mempunyai cerita unik yang tak kalah dengan cerita kehidupannya. Selama 6 tahun didikan di Panti Asuhan ia akhirnya mengetahui apa yang dilakukan oleh Panti Asuhan tersebut. Panti Asuhan tersebut bahkan tidak melarang, dirinya membalas dendam terhadap para pelaku. Panti Asuhan tersebut mendorong untuk melakukan pembalasan yang setimpal. Bahkan, dirinya di ajarkan bagaimana menyiksa dan membunuh. Tidak ada yang melarang dirinya untuk melakukan aksi kejahatan. Diantara teman-teman setingkatnya yang berada di Panti Asuhan tersebut juga didik seperti halnya dirinya. Teman-teman setingkatnya juga melakukan aksi balas dendam untuk keluarganya. Tidak ada salah satu pun diantara temannya tertangkap, bahkan buktinya pun lenyap. Hal itu seperti tidak pernah terjadi dan menjadi kasus orang hilang. Tapi, dirinya tidak ingin mengikuti teman-temannya yang diam-diam melakukan pembalasan. Ia ingin semua negeri ini tau apa yang telah para pelaku pembunuh keluarganya di ketahui.

SLECHT PERSOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang