Eps 7 : Apa itu Hukum?

8 4 0
                                    

Lelaki paruh baya merasa lega saat atasannya membantu dirinya. Lelaki paruh baya itu seorang Jaksa. Ia bernama Nicolas Saputra, mempunyai seorang anak semata wayang yang ingin mengikuti jejaknya. Anak itu bernama Rafael Ardillaputra. Menurut Nicolas, Rafael akan menjadi penerus yang sangat baik. Nicolas selalu menuruti anak semata wayangnya itu. 7 tahun yang lalu, Nicolas adalah seorang Jaksa veteran yang tak naik jabatan. Dikarenakan ayahnya yang menjadi Jaksa Senior itu, Rafael selalu bertingkah. Anak semata wayang tidak takut apapun, karena masalahnya akan di selesaikan oleh ayahnya. Ayahnya selalu memanjakan dan melindungi anak semata wayangnya. Tepat tengah malam anak semata wayangnya datang dengan keadaan mabuk berat. Nicolas yang melihat itu hanya menghela nafasnya. Ia selalu melihat anaknya itu selalu seperti itu. Tiba-tiba anaknya itu tertawa dengan riang dan berkata. "Babi itu menjual mahal dirinya dan akhirnya mati ditanganku. Hahahaha." Nicolas yang mendengar anaknya berkata seperti itu terperangah. Dirinya yakin bahwa anaknya ini terlihat sesuatu yang serius. Anaknya berjalan ke arah ayahnya.

"Ayah, kamu menyayangi anak semata wayangnya ini kan. Jadi jangan buat anakmu ini masuk penjara." Rafael tersenyum kepada ayahnya itu. Ayahnya terkejut dengan apa yang dikatakan anaknya itu. Nicolas tidak bisa berkata apa apa lagi. Setelah anaknya berkata."Hahaha aku membunuhnya. Rasakan itu dasar jalang." Ucap Rafael dengan nada marah. Ayahnya hanya diam. Rafael berjalan terhuyung huyung. Nicolas melihat tingkah anaknya itu tidak bisa berbuat apa apa lagi. Menurutnya sudah terjadi. Sebagai orang tua dia harus melindungi anaknya itu. Nicolas dan sang istri adalah seseorang yang sangat beragama dengan agamanya. Dia selalu datang ke gereja untuk memohon agar anaknya dapat berubah dan dewasa.

Pagi hari Nicolas mendapat telpon dari seseorang. Ia tidak mengenal nomor tersebut.

"Halo, maaf ini siapa?" Tanya Nicolas.

"Maaf sepertinya anak kita sedang ada masalah." Jawab suara lelaki ditelpon. "Bisakah kita bertemu." Sambung suara itu.

Nicolas mengiyakan dan bertemu dengan orang tersebut. Saat datang ia melihat 3 orang tua lagi sedang berada disana.

Mereka mengenalkan diri mereka. Nicolas terkejut bahwa orang-orang ini ternyata sangat penting. Orang yang Ditunggu-tunggu sudah datang. Nicolas makin terkejut karena orang yang datang adalah seorang pemimpin partai politik.

"Halo, nama saya Angga. Saya yakin Kalian mengenal saya." Ucap lelaki itu.

"Aah, siapa yang tidak mengenal anda." Ucap seorang perempuan.

"Reporter memang beda." Sahut Lelaki yang bernama Angga itu.

"Sepertinya anak kami melakukan sedikit kenakalan." Sambung lelaki bernama Angga itu.

"Tentu saja, mereka masih muda. Jadi bisa dimaafkan." Ucap seorang lelaki yang memakai jas.

"Anakku menjadi ketakutan." Ucap seorang lelaki yang berpenampilan dokter itu.

Nicolas hanya diam. Dia tidak tau apa masalahnya. Saat itu dirinya melihat berita yang berada di TV tentang Pembunuhan satu keluarga dan tersisa seorang putri yang saat ini sedang kritis.

"Sepertinya anak perempuan itu berpura-pura kritis." Ucap lelaki berpenampilan dokter itu.

"Ha, memang. Bukankah aneh jika dia yang selamat. Bukankah dia pembunuh tersebut." Sahut perempuan itu.

"Sepertinya anak perempuan itu harus di tangkap." Ucap Angga. Angga melirik ke Nicolas. Angga mengetahui pekerjaan Nicolas. Nicolas diam tak tau harus berkata apa.

"Memang. Haruskah ku keluarkan uangku." Sahut lelaki berpakaian jas itu.

Pertemuan itu membahas topik itu. Nicolas diam dan dimintain untuk menangkap dan menghukun dengan hukuman yang tidak masuk akal. Nicolas dijanjikan posisi yang tetap di kejaksaan dan di partai politik. Nicolas mengiyakan permintaan tersebut.

SLECHT PERSOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang