Setelah Riana dan Abi keluar dari tempat sebelumnya, mereka melihat seluruh suasana di jalanan sedang kacau balau. Mereka sedang melihat tayang yang sedang di siarkan di seluruh negeri. Mobil-mobil berhenti yang menyebabkan macet berkepanjangan. Tak ada satu orangpun yang bergerak dari tempat mereka berada.
"Jika kulihat kembali, memang itu tak pantas untuk di tayangkan. Hahahaha." Tawa Abi Menyeliputi ruangan mobil mereka.
"Aku tak peduli." Ucap Riana dengan suara datar. Riana yang berada di kursi penumpang samping pengemudi tidak melihat kearah luar jendela. Mata dan pikirannya sedang berada jauh sehingga dia tidak memperdulikan apa yang sedang terjadi diluar.
"Baiklah, bagaimana dirimu menangkap seekor paus?" Tanya Abi yang berada di kursi pengemudi yang sedang melihat keluar jendela.
"Tentu saja dengan jaring." Jawab Riana dengan acuh tak acuh.
"Kau tidak bisa menangkap seekor paus dewasa hanya dengan jaring." Ucap Abi.
"Siapa yang bilang aku akan menangkap seekor paus dewasa?" Tanya Riana tanpa menoleh kearah Abi.
"Ah, jadi dirimu ingin menangkap seekor paus anak-anak." Jawab Abi. "Bukankah menangkap seekor paus anak-anak lebih sulit." Tanya Abi.
"Entahlah." Jawab Riana dengan acuh tak acuh.
"Bukankah tujuan mu menangkap ikan besar. Kenapa harus menangkap ikan kecil?" Tanya Abi.
"Bukankah ikan Paus itu ikan besar." Jawab Riana.
"Lalu, apa yang akan kau Lakukan dengan ikan Paus itu?" Tanya Abi
"Akan ku pancing orang tuanya datang. Bukankah jika anak hilang, orang tua akan mencarinya." Jawab Riana.
"Wow, pikiran yang ekstrim." Sahut Abi. "Lalu apa dirimu sudah melepas jaringnya?" Tanya Abi dengan penasaran. Abi menoleh kearah Riana, ia berharap bahwa balas dendam yang dilakukan Riana segera lepas darinya. Abi yang sudah lepas dari tujuannya berharap teman-temannya juga bisa hidup dengan lebih baik lagi. Abi melihat ekspresi Riana dengan sangat perhatian. Abi yang pernah terkekang atas nama balas dendam, pernah merasakan lelahnya hidup. Ia bahkan berfikir untuk mengakhiri hidupnya saat balas dendamnya selesai. Abi takut apa yang akan terjadi setelah Riana selesai balas dendam.
"Aku sudah memutuskannya, jika sudah selesai aku akan mengakhiri segalanya. Jadi jangan bujuk aku untuk merubah pikiranku." Sahut Riana yang mengetahui apa yang di pikirkan Abi.
Abi hanya tersenyum dan tidak menjawab lagi. Abi tau pikiran Riana tidak akan bisa diubah lagi. Hidupnya penuh dengan tujuan balas dendam untuk keluarganya. Ia dan Riana saling tau masalalu hidup mereka. Bukan hanya mereka, tapi teman setingkatnya di Panti Asuhan Matahari mengetahui semua masalalu. Tidak ada rahasia diantara mereka, mereka sudah saling berjanji untuk saling membantu saat mereka membutuhkan bantuan.
"Ah, aku kasihan dengan Riza." Ucap Abi dengan tersenyum.
"Riza penggila permainan itu. Aku yang lebih kasihan dengannya." Sahut Riana juga tersenyum.
"Hahaha, aku setuju denganmu." Tawa Abi menyetujui perkataan Riana.
"Sial, ini mereka gak ada yang mau jalan." Sahut Riana dengan marah.
"Salah Siapa yang melarang mereka bergerak dari tempatnya, Hahahaha" Tawa Abi
Riana hanya diam dan cemburut, ia sudah lelah dan ingin beristirahat. Abi hanya tertawa melihat Riana seperti itu. Abi tanpa kata, ia melepas sabuk pengamannya. Ia segera mengatur tempat duduk Riana, agar ia beristirahat. Abi memposisikan kursi depan penumpang dengan posisi tiduran. Riana yang mendapat perlakuan seperti itu hanya diam dan mengikuti posisi kursinya. Ia akhirnya tertidur. Abi yang melihat Riana seperti itu hanya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLECHT PERSOON
Mystery / ThrillerSlecth Persoon bercerita tentang Anak-anak dari Panti Asuhan Matahari dan Tommy yang mencoba mengungkapkan sebuah Panti Asuhan yang didirikan oleh pemerintahan. Panti Asuhan yang bernama Matahari adalah Panti Asuhan untuk Rehabilitasi para kriminal...