Eps 1 : Dendam

47 5 2
                                    


Dari ruangan yang gelap ada seorang wanita dengan rambut yang terurai sambil memegang pisau. Bibirnya terus bergemumam. Pisau yang dipegangnya berlumuran darah. Darah terus menetes dari ujung pisau itu. Dia hanya mengucapkan dan tersenyum.

"I WANT KILL YOU" gumam wanita itu dengan senyum iblisnya.

Di dalam ruangan itu bukan hanya ada seorang wanita, disana ada seorang laki-laki paruh baya tergeletak dengan bermandikan darahnya sendiri.

"Riana, lepaskan aku. Aku tidak ingin mati." rintih laki-laki itu sambil menahan sakit. Perutnya terus menerus mengeluarkan darah.

"Kau tidak ingin mati. Lalu, siapa yang harus ku bunuh?" ucap wanita itu dengan wajah polos. Sontak membuat bibir-laki itu kaku.

"KAU INGIN AKU MEMBUNUH SIAPA, HAH." suara wanita itu semakin membuat laki-laki itu merasa takut.

"Bu..bu ... nuh si.. si ... ssss ... siapapun asalkan ja..... jangan diriku." ucap laki-laki itu semakin ketakutan. Laki-laki itu ingin melawan tapi apa daya dia tidak mempunyai kekuatan sama sekali. Wanita itu sudah menusuk dirinya sebanyak 2x di bagian perut.

"Siapapun?" ucap wanita itu dengan senyum manisnya.

"JANGAN MENDEKAT" pinta laki-laki itu sambil berteriak dengan suara parau dan membuat wanita itu berhenti.

"Kau ingin aku mendekat?" Ucap wanita itu dengan senyum iblisnya.

"KAU TIDAK MENDENGARNYA? JANGAN MENDEKAT! " Bentak laki-laki itu sekuat mungkin dengan wajah yang semakin pucat dan berusaha menghindar kebelakang saat wanita itu mendekatinya.

"Buahahahahahahaaa! Kau ingin aku menjauh darimu?" tawa wanita itu membuat laki-laki itu semakin takut dan lemah. "Tanpa ku dekati ... Kau ... Juga akan mati dengan Saaaaannngaaattttt lambat." Wanita itu semakin memperburuk suasana senyumnya yang terkenal manis itu.

Akhirnya, laki-laki itu menyerah untuk menghindar dari wanita itu. Laki-laki itu menangis dengan tersedu-sedu sambil memohon untuk melepaskannya dan tidak membunuhnya. Tapi itu hanya semakin membuat wanita itu semakin ingin mempermainkannya.

"Hahahaha kau lucu sekali. Kau sangat tampan saat menangis. Kau ingin menangis lebih kencang tampan." tanya wanita itu lagi dan membuatnya semakin lama semakin lemah jika tidak segera dibawah kerumah sakit hidupnya akan menghilang.

"KAU ... GILA" teriak laki-laki itu dengan menunjukkan senyum miringnya.

"Gila? Aku? Hah, kau tau! Yang membuat ku gila adalah kau! Kau membuatku gila dengan membunuh keluargaku. KAU TAU ITU?" bentak wanita itu dengan wajah yang sangat ingin membunuh. Wanita itu menggunakan pisau tepat di leher laki-laki itu.

"Arrrrggggghhh... Kau... Arrggghhh... Gila..." rintih laki-laki itu kesakitan.

Ternyata ujung pisau itu sudah masuk perlahan-lahan laki-laki itu.

"Kau membunuh dengan rasa sesakit ini." bisik wanita itu sambil termasuk pisau itu dileher laki-laki itu.

"Arrrgggghhhh ... To .... To .... Lo .... Tolong lepaskan" dengan sekuat tenaga laki-laki itu mengeluarkan suaranya.

"Bukan aku yang membunuh keluargamu." Nafas laki-laki itu mulai terasa sesak. Airmata laki-laki itu berjatuhan dipipinya.

"Bukan kamu. Bukannya sudah jelas kau dan kelompokmulah yang membunuh seluruh keluargaku. Wanita itu membentak laki-laki itu dengan keras Tepat di telinga kanannya.

"Sumpah, bukan aku. Jhoni yang membunuh Dani adikmu. " ucap laki-laki itu dengan nafas yang tersengak-sengak.

"Jhoni." ucap wanita itu.

SLECHT PERSOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang