Safa menatap penampilan Jelita dengan tampang bingung, gadis itu lebih terlihat seperti zombie daripada orang yang akan berlibur."Lo semalam begadang?"
Mila justru tertawa mendengar pertanyaan Safa, "Yang bener aja Fa, lo gak lupa kan kalau misalnya si Jelita ini takut banget naik pesawat."
Safa mendengus, "Gaya doang selangit, pas nyampe langit lo malah gak ada gaya. Fix, dusun!"
Jelita cuma bisa melotot saja sebagai balasan, dia memang takut bila menaiki alat transportasi udara ini. Menurutnya, beberapa jam di atas langit bukanlah sesuatu yang layak dia tunggu sama sekali. "Diem-diem, udah gue traktir tandanya lo gak boleh komentar."
"Lo cuma nraktir bakwan, setan!"
"Eh, bakwan juga makanan kok. Jangan sampai para pedangang bakwan jadi demo gara-gara merasa di anak tirikan ya? Karna komentar lo barusan." Ancam Jelita sambil mengangkat satu bakwan tepat di depan wajah Safa.
Safa mengambil bakwan yang tadi di pegang Jelita kemudian memakannya, "Enak!"
Jelita tersenyum singkat kemudian menoleh ke arah Mila, "Mil, lo beneran gak mau gantiin gue pergi liburan?"
Jelita memang beberapa kali membujuk Mila supaya mau menggantikannya, Jelita lupa kalau dia takut naik pesawat. Kenapa Mila? Karna kalau Safa yang ditawarin pasti langsung diterima. Kan kesal.
"Gak bisa dong Ta, kan yang disuruh sama Pak Bos itu lo. Lagian kita juga beda kantor gimana ceritanya gue malah gantiin lo?" Mila menggelengkan kepalanya, ia sudah terlalu lelah menghadapi tingkah sahabatnya ini.
Jelita nyengir, mereka bertiga memang bekerja di kantor yang berbeda. Hanya saja, jarak ketiga kantor mereka itu lumayan dekat. Bisa ditempuh dengan berjalan kaki, makanya mereka masih selalu bisa untuk makan siang atau bahkan pulang bersama.
"Ya udah deh, nanti pas sampai di pesawat gue langsung tidur aja."
"Bukannya lo gak pernah bisa tidur pas di pesawat?" Tanya Safa yang baru saja menyelesaikan makan siangnya.
"Tenang aja, gue punya..." Jelita mengeluarkan pil yang sengaja dia beli sebelum pergi tadi, dia yakin benda ini akan berhasil membuatnya tertidur begitu lelap selama perjalanan nanti.
"Pil tidur?" Tanya Mila dan Safa berbarengan.
Dan Jelita tersenyum lebar, ah dia memang pintar kan?
°°°
"Gue tadi gak bisa tidur, selama perjalanan gue berasa lagi di uji banget. Padahal udah persiapan beli pil tidur, bisa-bisanya itu pil hilang tanpa jejak. Gue curiga pilnya diambil petugas pas lagi meriksa-meriksa." Jelita mengadu, memang Virgo selalu tepat waktu saat telpon. Seperti saat ini, Jelita baru saja menginjakkan kakinya di Kota tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar?! (Complete)
Short StorySalah sambung? Udah biasa. Tapi, kalau malah liburan bareng orang yang 'salah sambung' tadi, gimana? Mari tanya Jelita. Note : Partnya disesuaikan sama angka di depannya ya - Aku malas edit :))