Lupakan soal jatuhnya tadi, Jelita kini duduk manis di dalam mobil. Dia bahkan tidak niat untuk bertanya, mengenai betapa mewahnya mobil yang dikendarai oleh supir pribadi Virgo."Beli baju ya?" Virgo menatap ke arah Jelita dengan lembut, tangannya beberapa kali merapikan rambut Jelita yang basah. Ya, dia kejengkang dan sukses tersiram air sirup. Memang tampaknya semesta sedang bekerja sama untuk mempermalukannya di depan Virgo.
"Nggak usah, antar gue ke hotel aja."
Virgo tampak ingin menolak tapi akhirnya mengangguk, "Saya anterin ke kamar."
"Gak perlu," Jelita menggeleng, dia sudah cukup merepotkan dengan membuat kekacauan serta menggagalkan rencana makan siang mereka. Dia tidak mau semakin menyusahkan, "Lo langsung balik aja."
"Kamu gak mau sama saya lagi?"
Jelita langsung menatap Virgo dengan aneh, gak-gak Virgo gak aneh. Yang aneh adalah pemilihan kata laki-laki itu, terdengar seperti orang yang dibuang.
"Boleh gak gue nenangin diri dulu?"
Netra kelam Virgo terlihat menyelami mata Jelita, laki-laki itu terlihat kacau padahal harusnya yang merasa seperti adalah Jelita. Tangan gadis itu menepuk pundak Virgo perlahan, ntah kenapa Jelita merasa perlu melakukannya.
"Tenang aja, gue gak bakalan kabur atau bunuh diri. Masa gara-gara kejengkang doang gue berlebihan nanggepinnya. Sejujurnya gue mau meluruskan badan sih, takut aja ada yang encok atau saraf gue ke pindah. Kan gak lucu kalau nanti tiba-tiba kaki gue kebalik."
Virgo tersenyum, "Mau diperiksa? Saya bisa panggilkan Dokter."
"Jangan tanggung-tanggung. Sekalian aja lo tawarin untuk manggil satu rumah sakit. Vi, ini cuma kejengkang masa lo bakalan nyuruh gue untuk rontgen segala?"
"Jika memang perlu, Jelita."
Jelita mendengus, "Udah sampai nih, gue turun ya. Lo langsung pulang ntar kalau kangen lo dateng lagi deh." Gadis itu tersenyum setelah mengatakannya, terdengar menggelikan tapi ya sudahlah daripada Virgo khawatir.
"Kalau gitu saya gak bisa pulang."
"Wah, kenapa tuh?" Jelita penasaran, soalnya mobil milik Virgo juga belum meninggalkan lokasi jadi tidak mungkin alasannya karna ditinggal supirnya kan?
"Saya masih kangen soalnya."
Jelita menatap wajah lelaki itu dengan tatapan shock, "Gila ya?"
Dan Virgo langsung terbahak mendengarnya, di sela-sela tawanya laki-laki itu mengelus puncak kepala Jelita dengan pelan.
Dikira gue kucing kali ya?
°°°
Akhirnya dengan sangat amat terpaksa serta sedikit berbahagia. Jelita dan Virgo memutuskan untuk makan siang di restoran yang ada di hotel. Jelita juga sudah mengganti pakaian serta menyempatkan dirinya untuk mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar?! (Complete)
Short StorySalah sambung? Udah biasa. Tapi, kalau malah liburan bareng orang yang 'salah sambung' tadi, gimana? Mari tanya Jelita. Note : Partnya disesuaikan sama angka di depannya ya - Aku malas edit :))