12.Ada-ada aja

75 5 4
                                    

   Ulangan harian telah selesai. Selain saat ulangan waktu pengecekan juga sangat menegangkan karena pak killer ini sebut saja pak Dio sangat teliti bahkan sekedar coretan akan menjadi kesalahan fatal bagi dirinya.

"Absen 30"

Yekan padahal gue cuma nyoret satu huruf aja. Dahlah auto ga dapet nilai lagi.

"Iya pak"

Pak Dio menatap gue dari rambut hingga ujung kaki "Siapa yang nyuruh kamu maju?"

"Bapak sih tadi"

"Saya cuma bilang absen 30 kok" kata pak Dio dingin. Gue hanya meminta maaf lalu kembali ke tempat duduk.

"Heh kamu!"

Apa sih ni orang serba salah banget gue.

"Apa pak?!"

"Siapa yang nyuruh duduk?"

"Hehe ngada"

"Yaudah sini maju"

"Kenapa pak?"

"Tolong, kamu panggilin Satya"

Abcdefghij manggil sendiri kan bisa toh bangku Satya tepat di baris elo.

"Siap pak"

"Sebelum istirahat bawain kertas hasil ulangan sama tas saya ke kantor."

"Iya pak sama-sama"

"Sama-sama apa?"

"Gak hehe"

'Perbuatan apa yang gue lakuin dulu sih sampe harus dikelilingi sama orang-orang aneh kaya gini' batin gue sebelum meninggalkan kelas

Langkah kaki gue terhenti karena mendengar suara yang sangat tidak ramah masuk telinga itu.

"Apasih Ric berisik banget?"

"Mau ke kantin kan?" Tanya Ricky

"Yoi"

"Nitip donggg."

"Nitip apaan?"

"Es cekek" Semua orang tertohok mendengar perkataan Ricky termasuk gue yang selalu ga habis pikir sama tingkahnya.

"Yang bener deh gausah buang-buang waktu"

"Heh beneran ini uangnya dih"

"Lah iya nitip apa?"

"Es yang pake plastik sama sedotan itu loh"

"Oh es gula batu?"

"Iya es cekek"

"Gula batu oon"

"Gua tanya, kalo lo beli es gula batu megangnya kek gimana?"

Gue memperagakan hal itu "kek gini"

Es DurenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang